matamaduranews.com-Bukan Enam Nelayan yang diberitakan terombang-ambing di laut akibat kecelakaan di Pantai Utara Sumenep. Ternyata mereka korban perahu tenggelam. Perahu mengangkut kayu Kalimantan menuju Pelabuhan Kalianget.
Perahunya tenggelam di Perairan Giliyang Sumenep. Sebelum Enam ABK itu berhasil diselamatkan oleh nelayan Pulau Kangean Sumenep.
“Perahunya tenggelam di Perairan Giliyang Sumenep. ABK menyelamatkan diri dengan cara merakit kayu hingga diselamatkan oleh nelayan Pulau Kangean Sumenep,” tulis Widiarti, Kasi Humas Polres Sumenep dalam rilis lanjutan setelah rilis sebelumnya tidak dijelaskan secara utuh.
Berikut korban selamat ABK Kapal Pengangkut Kayu dari Kalimantan menuju Kalianget Sumenep:
Korban yang ditemukan dalam kondisi selamat adalah:
Moh Sai (55 tahun), warga Desa Sotaber, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan.
Hosen (53 tahun), warga Desa Tloto Raje, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan.
Ali Wafa (45 tahun), warga Desa Sotaber, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan.
Askuryadi (46 tahun), warga Desa Sotaber, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan.
Johari (25 tahun), warga Desa Sotaber, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan.
Adnan (60 tahun), warga Desa Sotaber, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan.

Kronologi Kejadian
Kronologi Kejadian menurut Widiarti:
Peristiwa ini bermula ketika kapal KLM. Sampurna GT. 80, yang mengangkut 220 m³ kayu gelam dari Kalimantan Tengah menuju Pelabuhan Kalianget, Sumenep, mengalami kerusakan pada pompa air pada Selasa (25/3/2025) pukul 08.00 WIB.
Setelah beberapa kali mencoba memperbaiki mesin, kapal akhirnya tenggelam di perairan sekitar Pulau Giliyang, sekitar 23 mil dari bibir pantai.
Para ABK berusaha menyelamatkan diri dengan merakit kayu dan menggunakan galon serta pelampung.
Mereka bertahan di laut selama dua hari hingga akhirnya terdorong arus dan terdampar di Perairan Dusun Nyamplong Ondung, Desa Kalikatak, Kecamatan Arjasa.
Pada Kamis (27/3/2025) pukul 04.15 WIB, nelayan setempat Jupri (30) dan Danil (33) yang sedang melaut melihat para korban mengibarkan bendera tanda darurat.
Mereka segera mengevakuasi korban ke rumah warga Mukaed (50), sebelum akhirnya dibawa ke Puskesmas Arjasa untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan.
Menurut pemeriksaan medis, korban dalam kondisi sehat tetapi mengalami trauma mental akibat kejadian tersebut.
Tindakan Tim Penyelamat
Setelah menerima laporan dari warga, Polsek Kangean segera menuju lokasi dan mengevakuasi korban ke Puskesmas Arjasa. Kapolsek Kangean, Iptu Datun Subagyo, bersama empat personel dan perangkat desa setempat turut serta dalam proses penyelamatan.
Langkah-langkah yang diambil tim penyelamat:
Mendatangi lokasi kejadian (TKP).
Mencatat keterangan saksi.
Melakukan observasi terhadap kondisi korban.
Menyerahkan korban ke Basarnas Kabupaten Sumenep.
Mendokumentasikan dan melaporkan kejadian ke pimpinan.
Kasus ini kini ditangani oleh Basarnas Kabupaten Sumenep, yang akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kecelakaan laut tersebut.
Kapolsek Kangean, Iptu Datun Subagyo, menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan tim SAR yang telah membantu dalam upaya penyelamatan. “Berkat koordinasi yang baik antara masyarakat, nelayan, dan aparat, enam ABK berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. Kami berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi seluruh pihak untuk selalu waspada dalam pelayaran,” ujarnya.
Dengan ditemukannya seluruh korban dalam keadaan selamat, operasi penyelamatan dinyatakan selesai. Namun, investigasi lebih lanjut akan dilakukan untuk memastikan penyebab tenggelamnya kapal.
(redaksi)