matamaduranews.com–SUMENEP-Siapa pria tersungkur di Jalan Raya Perum Bumi Sumekar, Kota Sumenep yang ditembak mati Minggu sore? Dia adalah Herman, 24, warga Desa Gadu Timur, Ganding, Sumenep.
Jalil, paman pria itu mendatangi jasad korban di RSUD Sumenep setelah kejadian. Kepada wartawan, Jalil mengaku sempat menghalangi keponakannya untuk membawa celurit kalau mau keluar rumah. Namun Herman tetap pergi keluar tak mengindahkan larangan si paman.
“Dia bawa semacam sabit panjang, saya sempat melarang untuk bawa sajam. Tapi ia terus berangkat keluar,” kata Jalil.
Keseharian, Herman bekerja batu, batu putih. Tak ada riwayat kriminal di kepolisian resort Sumenep.
Video Herman tersungkur saat ditembak polisi berpakaian preman beredar luas di sejumlah Grup WhatsApp, Minggu petang (13/3/2022).
Video pertama berdurasi 26 detik. Video ini mempertontonkan Herman terkapar setelah ditembak.
Sebelumnya, Herman tengah berjalan kaki di tengah jalan raya depan Ruko Perum Bumi Sumekar, Desa Kolor, Sumenep. Terdengar beberapa letusan suara tembakan sebelum pria itu jatuh tersungkur.
Video kedua berdurasi 22 detik memperlihatkan Herman tersungkur tak berdaya. Tiga anggota polisi berpakaian preman menembakkan peluru.
Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S membenarkan insiden penembakan di depan Ruko Perum Bumi Sumekar, Desa Kolor, Kota Sumenep pada Minggu sore (13/3/2022).
“Insiden itu terjadi Minggu sore sekitar 16.30 WIB di depan Toko Swalayan Sakinah. Penembakan setelah ada seorang perempuan yang ditodong oleh seorang laki-laki menggunakan celurit,†terang AKP Widi kepada sejumlah wartawan yang mewawancarainya.
Semula petugas minta kepada si pria yang menodongkan sajam itu agar menyerahkan diri. Sayang permintaan petugas itu tak digubris.
“Karena peringatan petugas tak diindahkan. Sehingga petugas memberi tembakan terukur,†kata AKP Widi.
“Si pria dibawa ke RSUD Sumenep, tapi sudah meninggal di perjalanan,†sambungnya.
Menurut AKP Widi, pria berinisial HM, 24, warga Gadu Timur, Kecamatan Ganding, Sumenep hendak merampas sepeda motor si perempuan itu. Sayang, Ibu Widi tak menjelaskan identitas si perempuan itu. (*)