Inilah Sifat-Sifat Manusia di Akhir Zaman Menurut Rasulullah SAW

×

Inilah Sifat-Sifat Manusia di Akhir Zaman Menurut Rasulullah SAW

Sebarkan artikel ini
Inilah Sifat-Sifat Manusia di Akhir Zaman Menurut Rasulullah SAW
Kitab Mawa'idul Usfuriyah

matamaduranews.com-Di era yang serba digital, manusia mudah berkomunikasi tanpa lintas jarak dan waktu.

Segala bentuk kebutuhan sangat mudah dijangkau hanya dengan mengandalkan kelihaian jari tangan manusia.

Era zaman saat ini sangat gampang menyampaikan pendapat, nasihat bahkan perintah hanya lewat sosial media.

Tak ayal, saling serang antar golongan, suku hingga agama tak terhindarkan.

Di dunia nyata pun sama, saling mengumpat antar satu dengan lainnya.

Gesekan antar struktul sosial hanya karena beda paham agama, dibesar-besarkan. Saling klaim mengklaim, seakan dirinya lebih baik darinya.

Fenomena ini tak jauh beda dengan isi kitab Mawa’idul Usfuriyah, karangan Syekh Muhammad bin Abu Bakar Al-Usfuri.

Pada bagian bab terakhir, disebutkan Sifat-Sifat Manusia Di Akhir Zaman.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a berkata, “Rasululllah bersabda, “Pada akhir zaman akan muncul golongan-golongan yang berwajah manusia, namun berhati setan.

Dalam penjelasan, Syekh Muhammad bin Abu Bakar Al-Usfuri mengatakan, mereka seperti srigala buas yang hatinya tidak memiliki belas kasihan sedikitpun. Suka menumpahkan darah dan tidak suka menjauhi yang buruk.

Dikatakan, jika engkau mengikuti, mereka akan mendekatimu, jika engkau menjauhi, mereka akan mengumpatmu. Serta jika engkau memberi amanat, mereka akan menghianatimu.

“Pemuda-pemuda mereka ugal-ugalan dan para orang tuanya suka berbuat maksiat, tidak menyuruh berbuat kebaikan dan tidak melarang berbuat kemungkaran. Membanggakan mereka adalah suatu kehinaan dan meminta sesuatu dari mereka, adalah kemiskinan,” terangya.

Menurut Syekh, hukum di kalangan mereka adalah bid’ah dan bid’ah di kalangan mereka adalah sunah.

Sehingga ketika Allah SWT memberikan kuasa kepada orang-orang baik dari mereka berdoa, maka tidak diterima doanya.

” Berkata As-Syeh Muslim Al-Abadani, “Shaleh Al-Muri, Abdul Wahid bin Zaid, Atabah Al-Ghulam, dan Salamah Al-Aswad datang kepada kami lalu pergi ke pantai,” sambung syekh.

Pada suatu malam, kupersiapkan makanan dan ku undang mereka untuk datang. Ketika datang, kuletakkan makanan di hadapan mereka, tiba-tiba terdengar suara keras di tepi pantai. “Awaslah kalian, makanan dan dan kelezatan telah melalaikan kalian dari tempat yang kekal (akhirat).”

Keduanya tidak berguna. Berteriaklah Atabah terus jatuh dan pingsan, dan menangislah orang-orang, lalu kami angkat makanan itu dan tidak kami makan sesuappun.

Rasulullah SAW bersabda, ” Akan datang suatu zaman di mana orang akan menganggap sunnahku sudah usang dan memberbaharui bid’ah. Barang siapa yang mengikuti sunnahku waktu itu, ia menjadi asing dan tinggal seorang diri. Barang siapa mengikuti bid’ah, ia akan mendapatkan lima puluh orang teman atau lebih.”

Para Sahabat bertanya, ” Apakah mereka melihatmu?”

Nabi SAW menjawab, “Tidak.”

Para Sahabat bertanya, ” Apakah turun wahyu kepada mereka?”
Nabi SAW menjawab, “Tidak.”

Para Sahabat bertanya ” Bagaimana mereka itu?”

Nabi SAW menjawab, ” Seperti garam di dalam air, hati mereka meleleh seperti garam di dalam air,”

Para Sahabat kembali bertanya,

“Bagaimana mereka hidup di zaman itu?”

Nabi SAW menjawab, ” Seperti ulat di dalam cuka.”

Sahabat bertanya lagi ” Ya Rasululllah, bagaimana mereka menjaga agama?”

Nabi SAW menjawab, ” Seperti bara api di tangan, jika engkau letakkan ia akan padam. Jika engkau ambil dengan tangan ia akan membakar.”

Mohlis, Mata Madura

KPU Bangkalan