matamaduranews.com–BANGKALAN -Innalillah…Muhammad Munir Agung Suhartono (25), warga Jalan Pelabuhan, Kelurahan Pangeranan, Bangkalan tercatat salah satu korban tewas Kapal Tanker Terbalik di Perairan Jepang pada Rabu (20/3/2024) kemarin.
Istri korban, Nabila mengatakan, kabar buruk ia peroleh setelah pihak managemen Kapal Keoyoung Sun asal Korea Selatan tempat suaminya bekerja menghubungi dirinya.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Dikatakan, management menyebut, suaminya, yang biasa dipanggil Agung, menjadi korban terbaliknya kapal Keoyoung itu.
“Tadi malam selepas isya’ saya dihubungi dari kantor dan dipastikan kalau Mas Agung menjadi salah satu korban yang meninggal,” cerita Nabila kepada Mata Madura, Kamis (21/3/2024).
Agung menikah dengan Nabila pada Juli 2023.
Informasi yang dihimpun Mata Madura, Agung merupakan Perwira Transportasi Laut Program Diploma IV Pembentukan, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Almarhum lulus di tahun 2021.
Kesempatan Agung bersama kapal bernama Keoyoung Sun asal Korea Selatan itu sudah menjalani keberangkatan ketiga kalinya. Ia bertolak ke kapal itu sekitar dua minggu yang lalu.
Diketahui, kapal ini berangkat dari Pelabuhan Himeji di Jepang pada hari Senin (18/3/2024) dan sedang dalam perjalanan ke Pelabuhan Ulsan. Namun kapal ini berlabuh di dekat Pulau Mutsure karena gelombang tinggi dan angin kencang.
Diberitakan, Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dalam konferensi pers-nya membenarkan 6 anak buah kapal (ABK) asal Indonesia menjadi korban tenggelam kapal Keoyoung Sun di Laut Jepang.
Sebagai tindak lanjut, BP2MI terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait informasi dan status para korban.
“Melalui koordinasi bersama Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar negeri, kami berupaya menghubungi keluarga para korban di Indonesia untuk menginformasikan musibah tersebut dan juga terus berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait untuk memastikan hak-hak para WNI terlindungi,” kata Kepala BP2MI Benny Rhamdani dalam konferensi pers di Kantor BP2MI, Jakarta Selatan, Kamis 21 Maret 2024.
Benny mengatakan, kapal Keoyoung Sun tenggelam di Laut Shimonoseki, Jepang, saat membawa 11 awak kapal. Dari kesebelas awak itu ada delapan warga negara Indonesia, dua warga Korea Selatan dan satu warga China.
Benny juga mengkonfirmasi bahwa ada pekerja migran Indonesia (PMI) yang terkonfirmasi meninggal dunia.
Para korban itu adalah Ade Ageng Suparman, Muhammad Munir Agung Suhartono, Rosim, Suwatno, Yudi Yudiyana Abdullah dan Riko Maryanto.
Sementara satu orang ABK bernama Asep Saepudin Juhri masih dalam pencarian hingga saat ini. Sementara ABK dengan nama Ryan Yudatama Lizar ditemukan selamat dan sedang dirawat di Fukuoka.
Adapun informasi tenggelamnya kapal pengangkut ikan ini berawal dari laporan yang diterima Kapal Pengamanan Laut Pemerintah Jepang.
Belum diketahui pasti penyebab kapal Keoyoung Sun terbalik. Namun tampaknya saat kejadian kapal sedang melepas jangkar akibat gelombang tinggi dan angin kencang. (Syaiful)