Dikutip situs ngopibareng.id, Sabtu pukul 17.04, suasana Pondok Pesantren Mambaul Maarif, Denanyar dipenuhi karangan bunga. Khususnya dari sejumlah tokoh. Salah satunya dari Menko Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Panjaitan.
Dari dalam pondok terdengar suara lantunan ayat suci Alquran dari sejumlah santri yang mengaji. Pintu gerbang pun dijaga sejumlah petugas keamanan lengkap dengan maskernya.
Sayang, pada saat itu pihak wartawan belum diperbolehkan meminta konfirmasi persiapan pemakaman sesuai perintah dari pihak ndalem.
Almarhum Gus Iim dimakamkan pukul 22.00 WIB di kompleks pemakaman keluarga Pesantren Denanyar, satu lokasi dengan makam KH Bisri Sansuri, kakeknya dari jalur ibu.
Hal tersebut berdasarkan wasiatnya sebelum meninggal. Keduanya sering menghabiskan waktu bersama sejak kecil. Bahkan ketika sama-sama pindah ke Jakarta.
Makamnya sendiri sudah disiapkan pihak keluarga sejak pagi, yaitu berlokasi di belakang sebelah kiri Masjid Jami’ Pondok Denanyar, Pondok Mamba’ul Ma’arif.
Dalam bukunya, BungLon! (cetakan : I, Juli 2005, diterbitkan Fresh Book, Jakarta. Sebelumnya, diterbitkan pertama kali PT Koekoesan, Depok, Juni 2005, memuat 71 puisi dalam 88 halaman.
Jurnalis senior Budiarto Danujaya dan penyair Radhar Panca Dahana, di antara memberikan pengakuan atas kepenyairan Hasyim Wahid.
Satu testimoni KH Mustofa Bisri yang cuma satu kata itu: “Dahsyat!†Ada separagraf petikan dari Harian Kompas, dan halaman paling belakangnya pun separagraf petikan wawancara dengan harian Kompas, bertanggal 28 Mei 2000. (redaksi)