CatatanReligi

Inspiratorku; Loyalis dan Royalis

KH A. Busyro Karim

Oleh: Dr. KH. A. Busyro  Karim, M.Si*

Suatu ketika, seorang santri bertanya kepada sang kiai. “Malaikat yang diketahui berjumlah sepuluh. Hanya ada empat malaikat yang disebut paling dekat dengan Allah (malaikat al-muqarrabin). Begitu pula sahabat Nabi Saw. Jumlahnya ratusan. Kenapa hanya empat sahabat yang dikenal sangat dekat dengan Rasulullah,”.

Sang Kiai menjawab, “Pertanyaan sederhana, tapi rumit untuk menjawab”. “Bukan apa-apa, karena ini menyangkut nilai karakter individu,” tambah sang Kiai. “Baiklah saya akan bercerita,” katanya.

Kemudian, sang kiai mengutip bacaan yang sempat dilihat Nabi Adam saat di pintu surga. “La ilaaha illallah Muhammadur-Rasulullah“. Tiada Tuhan selaian Allah dan Muhammad Rasul Allah.” Menurut sang kiai, Nabi Adam As baru sadar saat diturunkan ke bumi, beberapa tahun mengembara di dunia. Bahwa posisi nomor dua setelah Allah Swt adalah Nabi Muhammad. Namun itu, beliau ingat saat melihat di pintu surga. Kesadaran itulah, yang memberi inspirasi Nabi Adam untuk membaca Lailaha Illallah Muhammad Rasul Allah.

Sang kiai bercerita, malaikat yang paling dekat dengan Allah memang empat. Tugas malaikat itu menunjukkan kedekatan kepada Allah Swt. Begitu pula sahabat Nabi Saw yang dekat dengan Rasulullah ada empat. Padahal, jumlah malaikat dan jumlah sahabat Nabi juga banyak.

Kenapa? Sang Kiai melanjutkan, kisah hidup empat sahabat Nabi Saw yang sangat dekat dengan Nabi Saw adalah Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khattab, Abu Bakar dan Ustman bin Affan. Sahabat Ali, selain keponakan Nabi Saw juga menantu Nabi Saw. Sahabat Ali yang dari awal menemani Rasul pasca menerima wahyu di Gua Hira’ untuk menyebarkan Islam hingga menjadi menantu Nabi Saw.

Mengenai Sahabat Abu Bakar, dikenal sebagai saudagar, yang sudah tidak terhitung harta yang dihibahkan demi perjuangan Nabi Saw dalam menyebarkan Islam. Semua harta yang dimiliki, beliau hibahkan demi kepentingan Rasul dan Islam. Suatu ketika, Nabi Saw bertanya kepada Abu Bakar, “Kenapa semua hartamu, engkau hibahkan. Bagaimana dengan keluargamu” Abu Bakar menjawab, “Selama ada Allah dan Rasul, kami tidak akan risau.”

Sang kiai juga bercerita kehidupan Sahabat Umar bin Khattab. Selain dikenal sebagai jawara di zaman Nabi Saw, beliau juga saudagar. Kejawaraan Umar, beliau rela menjadi martir demi keselamatan Rasul dari serangan musuh-musuhnya. Sahabat Umar juga menghibahkan harta yang melimpah itu demi kepentingan Rasullullah. Harta Umar yang ada hanya tersisa untuk keluarganya.

“Sedangkan Usman bin Affan, dikenal sebagai sahabat saudagar yang kaya, dermawan, jujur dan rendah hati, ahli fikir dan strategi demi kepentingan Rasul. Dalam sejumlah kitab menyebut sahabat Usman seorang intelektual yang setia mendampingi Nabi Saw. Dan masa kekhalifahan Utsman, mushaf al-Qur’an berhasil dibukukan,” jelas sang kiai mengakhiri penjelasannya kepada para santri.

Dari cerita di atas, kita bisa menarik benang merah tentang kedekatan Rasulullah kepada Allah, kedekatan malaikat kepada Allah dan kedetakan sahabat kepada Nabi Saw. Kisah di atas bisa menjadi iktibar kepada kita sebagai umat Nabi Muhammad Saw agar merefleksi sikap dan kepribadian dalam menjalankan ibadah sehari-hari. Terutama dalam hubungan antar manusia (hablum minannas) dan hubungan kepada Allah (hablum minaallah).

Dalam surat Ali Imran Ayat ke 92, Allah Swt berfirman, kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.

Maksud ayat ini, Allah ingin mengetahui kadar kecenderungan cinta seorang hamba, antara harta yang dimiliki dengan Allah sebagai Tuhan yang diyakininya. Ketika kita bercita ingin menjadi hamba yang dekat dengan Allah, setelah Nabi, Sahabat dan orang-orang Sholeh, kita harus melakukan introspeksi diri. Berapa kadar cinta kita kepada Allah?
BERSAMBUNG…….

  • Bupati Sumenep dan Pengasuh Ponpes Al Karimiyyah
Dhimam Abror
Catatan

matamaduranews.com-PWI DUA kubu. Konflik PWI tentu berefek pada…

Exit mobile version