Hukum dan Kriminal

Jelang Berbuka Puasa di Pamekasan, Ortu Menangis Lihat Anak Tewas Dibacok

ilustrasi pembacokan. (Foto Istimewa/poskotanews.com)

matamaduranews.comPAMEKASAN-Saat warga sibuk berbuka puasa, Kamis petang (15/4/2021).

Keluarga Sahridin (55) dan Hariye (50), warga Dusun Oro Timur, Desa Tlontoraja, Kecamatam Pasean, Pamekasan, Madura, menangis melihat kedua anaknya bertengkar hingga salah satu anaknya meninggal dunia.

Kedua orang tua (ortu) pelaku dan korban hanya menangis dan bisa berteriak histeris minta tolong ke warga.

Warga berusaha membawa korban ke rumah sakit. Namun, di tengah perjalanan korban tak tertolong.

Kasat Reskrim Polres Pamekasan AKP Adhi Putranto Utomo mengatakan, J (20) si adik membacok perut kakak kandungnya M (33) dengan celurit.

Penyebab si adik membacok sang kakak karena sakit hati atas kata-kata si kakak (korban).

Tak terima ucapan si kakak, pelaku (J) masuk ke dalam kamar mengambil celurit.

“Seketika, pelaku langsung menebaskan celurit ke bagian perut dan dada korban yang saat itu sedang duduk santai di depan teras rumahnya,” terang AKP Adhi kepada wartawan di Mapolres Pamekasan.

“Setelah ditebas, perut korban robek,” tambahnya.

Saat si kakak jatuh bersimbah darah. J melarikan diri sambil membawa celurit yang dibuat membunuh kakak kandungnya sendiri.

Warga berusaha menangkap J tapi lolos karena celurit yang dia bawa diayunkan ke warga yang menghalangi.

Selang beberapa jam kemudian. Polisi berhasil mengamankan J.

“Pelaku kini diamankan dan sekarang dalam proses pemeriksaan,” pungkas AKP Adhi.

Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. (**)

Exit mobile version