matamaduranews.com-APA yang anda bayangkan. Jika model Presiden Prabowo diwawancarai para jurnalis mengenai berbagai isu, juga ditiru oleh Bupati Fauzi?
Pertanyaan pertama, apakah para jurnalis di Sumenep bersedia melakukan wawancara secara mendalam dengan Bupati Fauzi?
Materi yang perlu diwawancarai tentu soal visi misi Bupati Fauzi yang dikaitkan dengan isu-isu pembangunan daerah, ekonomi lokal dan isu sosial seputar Kabupaten Sumenep.
Pertanyaan kedua, karena wawancara mendalam (in-depth interview) tentu ada waktu lama. Seperti wawancara para jurnalis dengan Presiden Prabowo. Yang semula dijadwal 2 jam, ternyata molor menjadi 3 jam. Saking gayengnya.
Seperti biasa. Dalam wawancara mendalam narasumber bisa memberikan jawaban secara rinci dan mendalam.
Tentu saja. Isi jawabannya tergantung materi si pewancara.
Karena itu, si pewancara perlu penguasaan materi sebelum ditanyakan.
Penguasaan materi bukan sebatas data angka atau fakta. Lebih dari itu, si pewancara punya pembanding data untuk ditanyakan lebih rinci.
Jika dihadapkan hal itu. Ini yang menjadi
problem para jurnalis lokal Sumenep. Para jurnalis lokal masih minim penguasaan materi karena berbagai faktor:
Pertama, para jurnalis lokal sedikit yang ditempa penguasaan bidang liputan. Mayoritas jurnalis lokal Sumenep banyak yang menjadi pemred sebelum kenyang di dunia liputan.
Kedua, penguasaan materi liputan terkait dengan latarbelakang penguasaan pengetahuan. Wajar jika di perusahaan media diterapkan penugasan liputan diberikan kepada wartawan yang ngerti banyak pada objek yang akan diliput.
Ketiga, penguasaan isu pembangunan daerah, ekonomi lokal dan isu sosial Sumenep sangat kental dengan dinamika berbagai faktor. Cara memahaminya tak cukup dengan menghafal visi misi Bupati Fauzi.
Faktor yang ketiga ini, butuh orang orang yang banyak bersentuhan dengan tiga isu yang perlu ditanyakan ke Bupati Fauzi. Sebab jika tak punya pengalaman panjang terkait tiga isu itu. Bisa saja memahami sisi luarnya. Belum ke isinya.
Wajar bila suasana wawancara para jurnalis dengan Presiden Prabowo berjalan seru. Karena antara narasumber dan si pewancara saling menguasai materi isu.
Yang susah. Si pewancara tak ngerti apa yang mau ditanyakan.