matamaduranews.com–BANGKALAN-Seluruh siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bangkalan, Senin (05/08/2019), berdemonstrasi dengan tabur buku di halaman sekolah. Mereka keberatan dengan sejumlah pungutan dari pihak sekolah dan menuntut pungutan-pungutan itu dihapus.
Sejumlah pungutan yang dikeluhkan siswa, antara lain iuran buku paket sebanyak 17 dihargai Rp. 1.200.000. Kemudian sumbangan kegiatan iuran Agustusan dan Pondok Ramadan dan biaya-biaya lain yang nominalnya terlalu besar bagi siswa.
Arifin, salah satu siswa kelas XI MAN Bangkalan mengaku dipungut sumbangan buku sekitar Rp 1.200.000.
“Sekolah minta sumbangan itu dibayar. Orang tua saya saat ini sedang bingung mau mencari uang di mana,†keluhnya kepada Mata Madura dengan raut sedih, Senin (05/08/2019).
“Penarikan uang sekolah itu lebih mahal daripada sekolah lain, namun fasilitas pembelajaran di kelas ya sama saja, Mas,†tambah Arifin.
Saat dikonfirmasi ke sekolah, Kepala MAN Bangkalan sedang tugas di luar. Hal tersebut diungkapkan Hasan, pihak Humas MAN Bangkalan saat menemui media.
Hasan menilai demonstrasi siswa itu wajar. Sebab, mereka ingin memperoleh transparansi pengelolaan keuangan sekolah dan kejelasan harga buku yang dinilai cukup mahal.
Ia membenarkan biaya yang harus dibayar siswa untuk membeli buku paket berkisar 1,2 juta. Tambahan biaya lain yang dibebankan kepada siswa antara lain biaya seragam sekolah, biaya kegiatan maulid nabi, agustusan dan isra’ mi’raj.
“Biaya siswa yang harus dikeluarkan yaitu seragam sekolah kelas 1. Biaya kegiatan maulid nabi dan agustusan atau isra’ mi’raj yang besarannya saya tidak tahu, serta buku paket 1,2 juta,†tuturnya.
Siswa yang berdemonstrasi sejak pukul 07.00 itu awalnya melaksanakan upacara. Lalu aksi dilanjutkan dengan orasi dan membentangkan spanduk tuntutan agar aspirasi mereka dipenuhi, disertai dengan tabur buku paket di halaman sekolah.
“Beli buku 1,2 juta, keluar aturan baru Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM). Jadi buku seharga sepatu Nike gak berguna dunk!! Sekolahku selalu bikin pusing, ini MAN Bangkalan Bukan Nusa Kambangan,†demikian tulisan di bentangan spanduk siswa MAN Bangkalan.
Harapan para siswa yang berdemostrasi itu, pihak kepala sekolah segera memenuhi tuntutan mereka. Jika tidak, mereka meminta Kepala MAN Bangkalan mundur dari jabatannya.
“Saya tidak tahu kalau sudah berbicara masalah mundur ini, Mas,†kata Hasan.
Sekitar pukul 08.30 WIB, demonstrasi siswa berakhir setelah pihak Humas berjanji akan membahas aspirasi siswa.
Hasin, Mata Bangkalan