matamaduranews.com–BANGKALAN-Karnival Budaya dalam Hari Jadi Kota Bangkalan Ke-488 di depan Pendopo Agung, Bangkalan, Madura berjalan dengan sakral. Hal itu bisa dilihat dari kostum dan pakaian adat Madura yang dihadirkan dalam nuansa renyah kembali pada sejarah.
Menurut Bupati Bangkalan, R Abd Latif Amin Imron, kali ini tema yang diambil adalah “Buah Salak Sebagai Icon Kabupaten Bangkalanâ€. Karena memang sejauh ini Salak tetap menjadi icon kabupaten paling barat di Nusa Garam.
“Komoditas buah di Bangkalan adalah Salak. Mari kita jaga rawat dan lestarikan, ini bagian kearifan lokal dan jadi komoditas icon Bangkalan,” paparnya pada saat sambutan di pembukaan acara Karnival Budaya, Selasa (29/10/2019).
Sementara itu, salah satu tokoh budaya di Bangkalan, Jimhur Saros mengatakan, hari jadi merupakan momentum mengingat perjuangan para Raja Bangkalan yang gagah, anggun, bijaksana, cerdas, penuh cinta pada rakyatnya, dan mudah bergaul.
“Kita harusnya kembali pada menziarahi keagungan sejarah pada masa kerajaan Bangkalan Tempo Doloe. Diakui atau tidak kita memang berasal dari sejarah, adat, budaya yang satu, yaitu Bangkalan,” ujarnya pada Mata Madura.
Menurut Jimhur, menampakkan kemeriahan tentu bukan hal yang berlebihan, tetapi akan keterlaluan jika melupakan teladan raja dan pemimpin Bangkalan di masa lalu.
“Minimal kita tahu kita memiliki Kiai Pratanu, Raden Koro, Pangeran Mas, Raden Prasena, Raden Undakan dan Raden Tumenggung Suroadiningrat,†tambahnya.
Ke depan, Jimhur juga berharap para seniman dan budayawan agar bersama-sama menggarap Bangkalan yang disebutnya sudah kekeringan inspirasi.
“Tokoh-tokoh masa lalu perlu dihadirkan pada ruang kosong setiap generasi, khazanah kebudayaan kita buka kembali agar terpecut bagi pemuda untuk menggali sejarah,” jelasnya.
Tak lupa, Jimhur juga mengajak masyarakat Bangkalan agar turut menjaga cagar budaya Bangkalan. “Ini bagian menolak lupa pada sejarah,†tutupnya.
Syaiful, Mata Bangkalan