Kasus Covid-19 Meledak, Pilkades di Sumenep Minta Ditunda

Pilkades di Sumenep Minta Ditunda
Kepala DPMD Sumenep M Ramli (kiri) dan Malik Efeendi (matamadura)

matamaduranews.comSUMENEP-Gelaran Pilkades Serentak 2021 di Kabupaten Sumenep pada 8 Juli bertepatan dengan kasus COVID-19 yang mengalami kenaikan.

Malik Effendi atas nama kompolan paggunestoh, menyebut gelaran Pilkades yang akan digelar di 86 desa di 20 kecamatan kepulauan dan daratan di Kabupaten Sumenep sangat berpotensi mengundang orang berkerumun dan menimbulkan cluster baru covid-19.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Malik membandingkan lonjakan covid-19 di Kabupaten Bangkalan yang meledak pasca gelaran Pilkades serentak dan liburan idul fitri 2021.

Karena itu, Malik menyarankan agar pelaksanaan Pilkades Serentak 2021 di Kabupaten Sumenep ditunda hingga kasus COVID-19 menurun.

“Sumenep mau Pilkades 86 desa. Lebih baik tunda saja. Bangkalan meledak covid karena seminggu sebelum lebaran ada gelaran Pilkades 100 desa lebih,” terang Malik kepada redaksi Mata Madura, Jumat (25/6/2021).

Bagaimana tanggapan DPMD Sumenep?

Kepala DPMD Sumenep, M Ramli kepada Mata Madura, mengatakan, Pilkades Sumenep sudah menjalankan amanat regulasi Permendagri 72 Tahun 2020 yang mengatur Protokol Kesehatan (Prokes).

Termasuk Perbup Sumenep Nomor 15 tahun 2020 yang mengatur tempat pemungutan suara (TPS) Pilkades berbasis dusun.

“Langkah itu sebagai wujud nyata untuk menghindari kerumunan. Termasuk semua sarana dan prasaran dalam pemenuhan Prokes. Tak ada kamus kekuarangan biaya. DD juga digelontorkan untuk penanganan covid,” terang Ramli via WhatsApp kepada Mata Madura.

Selain di atas, Ramli juga menyebut struktur pelakasana Pilkades mulai dari tingkat kabupaten hingga kecamatan ada Satgas Covid. Di tingkat desa hingga KPPS ada relawan desa aman covid.

“Dari personel pelaksana semua tingkatan ada tenaga penanganan covid. Jadi kami pastikan aman dari sisi regulasi dan pelakasana serta sarana prasarana dalam mengantisipasi penularan covid di gelaran Pilkades,” pungkas Ramli.

Sementara itu, dari informasi website resmi Satgas COVID-19 Jatim per Sabtu malam (26/6/2021), ada tambahan 989 pasien COVID-19 di Jatim.

Sebanyak 31 pasien COVID dari Kabupaten Sumenep. Terbanyak pasien COVID dari Jombang, ada tambahan 90 pasien positif COVID-19.

Sebanyak 65 pasien asal Bondowoso, 58 pasien dari Bangkalan, 55 pasien dari Kota Surabaya, 49 pasien dari Banyuwangi, 37 pasien dari Kota Madiun, 36 dari Magetan, 36 dari Blitar, 35 dari Kota Pasuruan, 34 dari Trenggalek.

Sebanyak 30 pasien dari Sidoarjo, 28 dari Jember, 28 dari Kota Mojokerto, 25 dari Kota Malang dan 23 dari Kabupaten Malang.

Lalu, ada tambahan 22 dari Pacitan, 22 dari Sampang, 21 dari Gresik, 21 dari Madiun, 20 dari Probolinggo, 19 dari Pasuruan, 19 dari Pamekasan, 19 dari Nganjuk, 17 dari Ngawi, 17 dari Ponorogo, 15 dari Situbondo, 15 dari Kediri, 14 dari Tulungagung, 12 dari Lumajang, 12 dari Kota Kediri, 12 dari Tuban, 11 dari Kota Blitar, 10 dari Bojonegoro, 10 dari Kota Batu, 10 dari Mojokerto, 8 dari Lamongan dan 3 dari Kota Probolinggo.

Dari jumlah itu, yang masih menjalani perawatan sebanyak 6.712 pasien. Jumlah pasien COVID-19 yang sembuh ada 581 orang.

hambali rasidi

Exit mobile version