Berita Utama

Kematian Sapi di Jawa Timur Tak Terkendali

×

Kematian Sapi di Jawa Timur Tak Terkendali

Sebarkan artikel ini
Wabah PMK
Dua ekor sapi mati mendadak di Dusun Gedangan, Desa Gempol, Kecamatan Sukodadi, Lamongan, dipastkan bukan karena penyakit antraks. Tapi karena keracunan pestisida. Begitu hasil kajian awal Dinas Peternakan Lamongan.

matamaduranews.comSURABAYA-Kasus kematian hewan ternak sapi di Jawa Timur akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) makin tak terkendali. Dari 213 ekor menjadi 487 ekor hewan ternak yang dinyatakan mati. Kemudian, sebanyak 712 ekor hewan ternak dilakukan potong paksa.

Jumlah kasus pun naik hingga 17 ribu hanya dalam sepekan. Dari 62.095 ekor pada 13 Juni menjadi 87.865 ekor hari ini.

Dari sebanyak 13.766 hewan ternak yang dinyatakan sembuh dari PMK. Sisanya, sebanyak 72.900 ekor masih sakit atau menjalani proses penyembuhan.

Berdasar rilis Pemprov Jatim, ada lima daerah di Jatim yang mengalami kasus PMK tertinggi. Di antaranya, Kabupaten Probolinggo yakni 9.028 kasus, Kabupaten Malang sebanyak 7.775 kasus, Kabupaten Lumajang 6.914 kasus, Kabupaten Ponorogo 5.544 kasus, dan Kabupaten Jombang 5.197 kasus.

Di luar daerah itu, kasusnya sedikit. Seperti Kota Mojokerto hanya 2 kasus, Kabupaten Madiun 8 kasus, Kota Madiun 15 kasus dan Kota Surabaya 34 kasus.

Upaya pengobatan pun terus digalakkan oleh Satgas dari Dinas Peternakan di masing-masing Kabupaten/Kota. Termasuk vaksinasi untuk sapi sehat.

Dalam waktu dekat, Jawa Timur bakal digelontor kuota vaksin dari pemerintah pusat sebanyak 1,5 juta dosis.

Meski demikian, jumlah itu masih jauh dari total kebutuhan. Yakni yang diusulkan mencapai 10,5 juta dosis.

“Dalam tahap awal baru turun seribu dosis saja,” ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau peternakan di Kabupaten Nganjuk, Senin, 20 Juni 2022.

Khofifah berharap distribusi vaksin bisa terealisasi dengan cepat. Pemprov Jatim secepatnya mendistribusikan vaksin impor yang telah diterima. Setidaknya, bisa menurunkan angka penyebaran kasus PMK di Jawa Timur.

“Yang jelas, Pemprov Jatim akan berupaya maksimal dan cepat dalam penanganan PMK pada hewan ternak sekarang ini. Agar bisa segera dikendalikan dan dicegah penyebarannya,” tandasnya

Mengingat jumlah kasus di Jatim terus bertambah. Khofifah juga mendesak Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Surabaya agar segera menyelesaikan proses pembuatan vaksin PMK.

“semoga tuntas pada akhir Juli atau awal Agustus nanti. Kita berdoa saja semoga prosesnya segera selesai,” pungkas Khofifah. (harian.disway.id)

KPU Bangkalan