MataMaduraNews.com–SUMENEP-Kondisi Indonesia yang semakin memprihatinkan, mulai dari gawat darurat narkoba, berita hoax, dan persoalan intoleransi menjadi ancaman bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) . Tak terkecuali di Madura, keadaan semacam itu membuat Panglima Komando Daerah Militer V Brawijaya, Mayor Jenderal TNI I Made Sukadana, hari ini bertemu dengan para kiai dan ualam se-Madura.
Silaturrahim Pangdam V/Brawijaya dengan tokoh agama Madura ditempatkan di Pendopo Agung Keraton Sumenep, Rabu (01/02/2017). Ditanya soal kenapa memilih Sumenep sebagai tempat pertemuan, I Made Sukanda mengatakan, karena Sumenep merupakan cermin kerukunan.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Berdasarkan informasi yang didapatnya tentang Sumenep, komandan kelahiran Bali itu menyatakan memang dari dulu masyarakat di kabupaten ujung timur pulau Madura ini terbiasa hidup dalam perbedaan.
“Masyarakat Sumenep ini masih menjaga semangat gotong royong, juga bisa menghormati perbedaan baik agama, budaya, dan bahasa. Dan hal itu dibuktikan dengan adanya bangunan masjid yang berdekatan dengan gereja, juga kelenteng, tetapi tetap aman dan tidak diwarnai pertengkaran,†akunnya.
Terkait tujuan silaturrahim dengan para kiai dan ulama, tuturnya, tidak lain untuk memperkuat persatuan dan kesatuan sesama warga Indonesia dan merawat kesatuan NKRI. Sebab I Made Sukadana mengakui bahwasanya benteng utama NKRI ini adalah Kiai, TNI, dan Polri.
“Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Kiai Hasyim Muzadi kepada saya bahwasanya benteng NKRI ini ya Kiai, TNI, dan Polri,†jelasnya menirukan pernyataan Kiai Hasyim Muzadi.
Sementara Bupati Sumenep KH A. Busyro Karim dalam sambutannya menyebut Sumenep adalah miniatur Indonesia. Sebab dari sisi geografis, Sumenep memiliki banyak pulau yang tentunya memiliki banyak perbedaan, terutama dari segi bahasa dan adat istiadat, namun tetap rukun antar sesama.
Apalagi perbedaan agama, kata Bupati dua priode itu, selama ini memang tidak pernah terjadi bentrokan antara pemeluk agama. “Memang keberagaman itu sudah mulai dari dulu,†ucapnya, singkat.
Karen itu, Bupati Busyro mengimbau supaya masyarakat tidak mudah terpancing apalagi terprovokasi dalam menghadapi perbedaan lebih-lebih mengenai agama. Terutama tersulut oleh isu Nasional yang sengaja disulut oleh onkum-oknum tidak bertanggungjawab.
“Saya berharap para kiai yang hadir dipertemuan ini supaya bisa memberikan arahan kepada masyarakat di sekitarnya agar tidak gampang diadu domba mengenai perbedaan keyakinan. Dan jangan lupa sampaikan juga akan pentingnya merawat kesatuan dan persatuan NKRI,†tandasnya.
Reporter: Yono, Mata Sumenep | Editor: Rafiqi