Berita UtamaPendidikan

Ketika Bupati Busyro Bercita Pendidikan Berkualitas, Lalu Muncul Konsep Digital dan Smart School. Apa itu?

×

Ketika Bupati Busyro Bercita Pendidikan Berkualitas, Lalu Muncul Konsep Digital dan Smart School. Apa itu?

Sebarkan artikel ini
Ketika Bupati Busyro Bercita Pendidikan Berkualitas, Lalu Muncul Konsep Digital dan Smart School. Apa itu?
Bambang Irianto, Kadis Pendidikan Sumenep

matamaduranews.com-SUMENEP- Satu bulan lalu, media dan netizen Sumenep ramai bahas sosok Bambang Irianto, Kepala Dinas Pendidikan Sumenep yang anyar.

Pak Bambang bicara kepada sejumlah media ingin membangun Dunia Pendidikan Sumenep berbasis IT (Teknologi Informasi) yang berakhlak mulia. Dan membuat pilot project Smart School yang berakhlakul karimah.

Tentu publik berandai-andai. Maklum, persepsinya langsung tertuju pada pola pembelajaran menggunakan alat elektronik. Hemm…

Yang berpikir negatif, Dinas Pendidikan akan jualan smartphone atau laptop kepada sekolah atau para siswa se Kabupaten Sumenep. Publik  tertuju pada MoU antara produsen salah satu merek smartphone dari China dengan Dinas Pendidikan di kantor BPRS.

Dari sini, pertanyaan mulai menggeliat. Emang ada apa dengan dunia pendidikan Sumenep?. Bukankah, pergantian Kadis, Kabid; dari dulu, itu-itu saja, keadaannya?

Yang tampak berubah, dua tahun terakhir. Bangunan kantor Disdik, semula awut-awutan. Kini tampak mentereng dan wibawa. Apalagi ada kantor unit khusus yang melayani berbagai persoalan pendidikan Sumenep. Namanya Sistem Informasi Pelayanan Pendidikan Terpadu (Simantap).

Lalu, apa kadis anyar bisa ‘menyulap’? Hehe…soal sulap menyulap, tak ragu atas kepiawaian Kadis Bambang. Emang dia jagonya.

Maklum, sebelum berkarir di dunia birokrasi, Pak Bambang sudah khatam di dunia entertain. Event Organizer (EO) jagonya. So….”bentar lagi Dunia Pendidikan Sumenep, gebyar. “Tulis salah satu netizen di halaman facebooknya.

“Lihat saja, program Bangun Desa Nata Kota. Ada Tugu Odheng, di perempatan Kota Sumenep. Taman Bunga Sumenep, One Gate Kantor Pemkab Sumenep,” testimoninya.

Sekitar sebulan menjabat, publik baru sadar apa yang dimaksud konsep Pendidikan Berbasis IT berakhlakul karimah dan Smart School berakhlakul karimah.

Konsep dimaksud adalah menerapkan Digital School di 10 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri. Dan 24 SDN di wilayah darat dan pulau.

Ke 10 SMPN yang bakal menerapkan konsep Digital School berakhlakul karimah di ajaran baru tahun 2019 ini, adalah SMPN 1,2 dan 3 di wilayah Kota Sumenep. Di pinggiran ada SMPN 4 Sumenep. Lalu, SMPN 1 Saronggi, SMPN2 Saronggi. SMPN 1 Kalianget, SMPN 1 Bluto, SMPN 1 Ambunten dan SMPN 1 Gapura.

“List SDN yang akan menerapkan Digital School masih belum finish. Ya sekitar 24 SD. Wilayah daratan dan kepulaun. Kami tak maksa. Hanya menawarkan ke sekolah yang bersedia. Alhamdulillah, respon sekolah baik,” jelas Bambang, saat ditemui Mata Madura, Sabtu malam (15/6/2019) di rumahnya.

Bambang menjelaskan maksud menerapkan konsep Digital School dan Smart School yang berakhlakul karimah. “Sebenarnya ini ide besar Buya (Bupati Sumenep KH A. Busyro Karim, red) yang ingin ada sekolah unggulan di Sumenep. Sejak menjabat di era pertama, Buya ingin ada sekolah yang menjadi rujukan karena kualitas siswa banyak yang berprestasi. Alhamdulillah, saya tawarkan konsep dan beliau setuju,” aku Bambang sambil tersenyum.

Apa itu Digital School Berakhlakul Karimah

Bambang menjelaskan Digital School itu pola belajar siswa yang menggunakan system berbasis web dengan interaksi HTML dan Javascripts.

“Layanan akses system tidak perlu koneksi jaringan internet. Systemnya tinggal diinstal ke masing-masing laptop guru  dan langsung terkoneksi dengan perangkat elektronik siswa. Baik laptop maupun smartphone siswa,” papar Bambang.

Dijelaskan, kunci akses system itu tidak terkoneksi dengan internet. Jika laptop guru terkoneksi dengan internet atau HP siswa menyala paket data-nya, systemnya tak berfungsi.

“Ini salah satu tujuan untuk menghindari ketergantungan dengan internet. Tapi, kegiatan belajar mengajar yang interkatif digital tetap lancar,” sambungnya.

Bambang menambahkan, pola pembelajaran digital itu tidak perlu kebutuhan spesifikasi alat. Karena akses off line, aplikasi system tersebut menggunakan pola system root consul binary. Sehingga memudahkan akses dari siswa sebagai client maupun guru sebagai server. Jadi laptop guru nanti disetting sebagai server dan ponsel siswa sebagai Client,” urai mantan Kadis yang punya hobi fotografer ini.

Bambang menjelaskan salah satu keuntungan  Digital School untuk para siswa dan guru yang tidak lagi repot mencari materi pembelajaran. Karena Semua materi mata pelajaran (Mapel) sesuai Kurikulum (K13) sudah diinstal dalam satu server system. Sehingga, para guru tinggal meng-klik materi pembelajaran yang akan disampaikan ke siswa melalui koneksi server off line.

“Fasilitas fitur dalam aplikasi itu ada Literasi Digital, E-Modul dan Digital Learning dan CBT sebagai bentuk dari layanan Digital Examination,” sebut Bambang.

Berapa biaya system server tiap sekolah? Bambang mengaku sebesar Rp 5 juta include pelatihan dan pendampingan ke setiap sekolah. Pembelanjaan itu, kata Bambang, dambil dari alokasi BOS tiap sekolah dengan pembelanjaan peningkatan mutu.

“Saya kira sangat efektif dari pembelajaran. Juga efisien dari pembiayaan,” tambah mantan Kadis Pariwisata dan Kadis PU Cipta Karya ini meyakinkan.

Selain menerapkan pembelajaran digital, Bambang juga mewajibkan sekolah itu menerapkan program wajib Diniyah sebagaimana janji politik Busyro-Fauzi yang ingin menerapkan Pendidikan Berbasis Pesantren.

“Selain konsep pembelajaran digital diterapkan. Siswa juga diwajibkan ngerti baca Alquran dan belajar ilmu agama lewat program wajib Diniyah. Ini yang dimaksud digitalisasi pendidikan berakhlakul karimah,” Dalih Bambang sembari tersenyum.

Apa itu Smart School Berakhlakul Karimah

Selain konsep Digital School, Bambang juga memberlakukan Smart School (Sekolah Unggulan) di tahun ajaran baru 2019/2020. Sekolah yang menjadi pilot project adalah SMPN 3 Sumenep.

“SMP 3 Sumenep akan disulap jadi sekolah unggulan sebagaimana cita-cita Bupati. Lulusan siswa SD terbaik tiap kecamatan disekolahkan ke SMP 3. Lalu diasramakan. Biaya hidup siswa ditanggung,” jelas Bambang.

Sebagai langkah konkret, ruang kelas siswa direnov dan dilengkapi berbagai fasilitas yang dibutuhkan. Dan  lewat alokasi APBD 2020, bangunan SMP 3 Sumenep dirombak sesuai dengan desain gedung sekolah Smart School.

“Dalam perencanaan gedung nanti ada taman belajar siswa.  Juga ada gedung asrama putra dan putri yang terpisah. Posisi sekolah dirombak menghadap ke arah timur,” ujar Bambang

Karena sebagian siswa diasramakan, kata Bambang, setiap tahun tiap siswa wajib hafal Alquran 1 juz. “Ini bagian dari benteng akhlak siswa,” sambungnya.

Respon Para Kasek SMP

Bagaimana respon para Kasek SMPN yang akan menerapkan konsep Digital School dan Smart School?

Ketika Bupati Busyro Bercita Pendidikan Berkualitas, Lalu Muncul Konsep Digital dan Smart School. Apa itu?
Abd. Kifli, Ketua MKKS SMPN Sumenep

Abd. Kifli, Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMPN Sumenep saat ditemui Mata Madura tampak responsif atas konsep Kadis Pendidikan yang baru.

Untuk mewujudkan konsep Dinas Pendidikan, koperasi sekolah yang dipimpin Kifli langsung inden 30 unit tablet sebagai persiapan penerapan konsep Digital School. “InsyaAllah tiga hari lagi, barangnya sudah tiba,” ucap Kifli, Minggu pagi (16/6/2019).

Sebagai langkah awal, Kifli sengaja baru menerapkan satu rombel pola pembelajaran berbasis digital yang digagas oleh Dinas Pendidikan. Hal ini, katanya, bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa baru. Karena dinas pendidikan menyerahkan secara teknis ke masing-masing sekolah.

“Kami tak ingin membebani. Sebagai langkah awal, uji coba dulu. Jika respon baik, tinggal ditambah ke rombel yang lain,” aku Kasek SMPN 1 Gapura ini, bersemangat.

Sebanyak 30 unit tablet yang ia pesan akan diberikan ke 30 siswa barunya dengan sistem pembayaran bertahap sesuai kemampuan orang tua siswa. Atau orang tua siswa yang keberatan bisa ambil di program Indonesia Pintar yang diterima para siswa.

Pembelian tablet seharga 900 ribuan per unit atas inisiatif sekolah tanpa koordinator oleh Dinas Pendidikan.

“Jadi tidak benar, kalau dinas pendidikan mau jualan HP. Buktinya, sekolah lewat koperasi belanja sendiri tanpa dikoordinir dinas. Dan memang secara teknis kelengkapan diserahkan ke masing-masing sekolah. Tak ada intervensi dari dinas,” ucapnya meyakinkan.

Ketika Bupati Busyro Bercita Pendidikan Berkualitas, Lalu Muncul Konsep Digital dan Smart School. Apa itu?
Syaiful Rijal Alinata, Kasek SMPN 3 Sumenep

Pernyataan senada disampaikan Kepala SMPN 3 Sumenep, Syaiful Rijal Alinata yang merasa senang atas inovasi, Bambang Irianto, Kadis Pendidikan Sumenep yang baru. Dirinya bersyukur atas penunjukan program Smart School ke sekolah yang dipimpinnya.

Langkah konkret, Dinas Pendidikan Sumenep bersama dirinya melakukan studi banding baru-baru ini ke SMPN unggulan di Kota Batu. Lalu, Dinas Pendidikan menyuplai berbagai kebutuhan sarana seperti, ruangan ber-AC dan fasilitas lainnya.

Syaiful menambahkan,  bentuk respon sekolah berupa membenahi berbagai sarana akses informasi yang bisa menjangkau masyarakat. Seperti website sekolah dan mengoptimalkan tenaga IT sekolah untuk menunjang kelancaran program Smart School.

Seperti SMPN 1 Gapura, Syaiful juga menyiapkan pembelian server Digital School dan menyiapkan tablet untuk para siswa.

Hambali Rasidi, Mata Madura

KPU Bangkalan