Internasional

Ketika Muslimah Uighur Dipaksa Menikah dengan Pria Etnis Mayoritas Ateis

ilustrasi: Muslimah di China yang dikenal cantik rupawan. (fototribunnews)

matamaduranews.com-Tudingan kekerasan terhadap kaum muslim Uighur dari pemerintah China mulai dibeber oleh berbagai aktivis international.

Rushan Abbas, akvitis yang konsern membela hak-hak muslim etnis Uighur menyebut, ada tekanan dari pemerintah China kepada muslimah (kaum perempuan) etnis Uighur.

Bahkan, Rushan Abbad menuding ada pemerkosaan massal terhadap kaum perempuan muslim etnis Uighur.

Seperti dikutip dari situs news.com.au, Senin 23 Desember 2019, muslimah Uighur dijanjikan mendapatkan uang, tempat tinggal, dan pekerjaan. Para wanita muslim Uighur dipaksa menikah dengan pria etnis Han.

Rushan mengatakan, para muslimah Uighur tidak boleh menolak paksaan menikah. Jika menolak menikah, perempuan muslimah Uighur akan dinilai ekstrimis.

Padahal, sebagian besar etnis Han adalah ateis.

“ (Orang China Han) telah memperkosa wanita Uighur atas nama pernikahan selama bertahun-tahun. Butuh lebih dari setahun bagi media untuk memberitakannya,” ucap Rushan.

Sementara, pemerintah China mengklaim pernikahan tersebut merupakan bagian dari program untuk mempromosikan persatuan. Program tersebut memungkinkan para pejabat memantau orang-orang Uighur yang telah sudah beberapa dekade hidup di bawah pengawasan semakin ketat.

 

 

Seorang pejabat China mengatakan kepada Radio Free Asia, tujuan dari program ini untuk “membantu  masalah ideologi pada  dengan membawa ide-ide baru mereka berbicara kepada mereka tentang kehidupan, di mana pada waktu itu mereka mengembangkan perasaan satu sama lain.”

Rashan secara tegas menyebut program itu bohong. ” Banyak aborsi paksa. Ini adalah pemerkosaan massal yang disamarkan sebagai ‘pernikahan’. Gadis-gadis Uighur dipaksa menikahi pria China Han dengan kepuasan pemerintah,” tambah Rushan.

Pada November 2019, media barat melaporkan mengenai keberadaan pria etnis Han untuk memantau rumah-rumah wanita Uighur yang suaminya ditahan di kamp-kamp penjara.

Laporan itu keluar setelah seorang pejabat China yang tidak dikenal memberikan wawancara dan mengkonfirmasi program tersebut. Tapi, dia menyangkal ada sesuatu yang menyeramkan tentang hal itu.

Pemerintah China menyebut program ini dirancang untuk ” mempromosikan persatuan etnis” .

Soal Muslim Uighur di China, Ini Sikap Pemerintah Indonesia

Menko Polhukam, Mahfud MD, mengatakan, pemerintah tidak diam mengenai isu muslim Uighur yang mengalami kekejaman dari China. Indonesia tetap akan menempuh jalur diplomasi seperti selama ini dijalankan untuk menyelesaikan persoalan.

” Itu Bu Menlu sudah melakukan langkah-langkah. Kita punya jalan diplomasi lunak sejak dulu, kita menjadi penengah dan mencari jalan yang baik, bukan konfrontatif,” kata Mahfud, dikutip dari Liputan6.com.

Mahfud mengatakan, umat Islam di China tidak hanya etnis Uighur yang mendiami wilayah Xinjiang. Ada juga Muslim yang tinggal di kota-kota lain di China, seperti Beijing, dan mereka aman.

” Kita harus mencoba lebih objektif melihat seluruh persoalan itu,” kata Mahfud.

Sebelumnya, Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian, menampik pemberitaan yang menyatakan ada kekerasan sistematis yang dilakukan otoritas China kepada Muslim Uighur. Dia pun mempersilakan masyarakat Indonesia datang ke Xinjiang untuk melihat secara pasti situasi yang sedang terjadi.

” Persoalan di Xinjiang sama dengan kondisi dunia lain. Ini upaya kami memerangi radikalisme dan terorisme,” kata dia. (dream/liputan6)

Exit mobile version