Kiai Fikri Singgung Ekasila dan Trisila di Debat Ketiga Pilkada Sumenep

×

Kiai Fikri Singgung Ekasila dan Trisila di Debat Ketiga Pilkada Sumenep

Sebarkan artikel ini
Kiai Fikri Singgung Ekasila dan Trisila di Debat Ketiga Pilkada Sumenep
Cawabup Paslon 02, Kiai Ali Fikri dan Cabup Paslon 01, Ach. Fauzi (matamadura)

matamaduranews.comSUMENEP-Wacana Ekasila dan Trisila yang sempat heboh dalam RUU HIP beberapa waktu lalu sempat mucul dalam debat pamungkas Pilkada Sumenep yang digelar pada Sabtu malam (28/11/2020).

Sayang, debat yang mengambil tema Memperkokoh NKRI dan Kebangsaan itu, tak mendapat tanggapan dari Paslon 01 karena disampaikan Paslon 02 di ujung debat. Sehingga acara debat ditutup dengan closing statement dari masing-masing Paslon.

Wacana Ekasila dan Trisila muncul dalam jawaban Kiai Fikri-Cawabup Paslon 02 untuk meluruskan tanggapan Ach. Fauzi-Cabup Paslon 01 atas jawaban Fattah Jasin.

Itu bermula ketika Cabup Fauzi diberi kesempatan oleh moderator untuk bertanya kepada Paslon 02 dalam sesi tanya jawab berbahasa Madura.

Dalam kesempatan itu, Cabup Fauzi bertanya,”Saongguna kaule atanya’a soal korupsi jughan. Karena ampon etanyaagi ajunan (Cabup Fattah,red), enggi burung. Kaule atanya’a sesuai tema malam ini. Kadhinapa cara menjaga NKRI di Kabupaten Sumenep dengan keberagamannya, seperti banyak suku, banyak budaya banyak bahasa. Napa kera-kera agar bisa menjaga NKRI di Kabupaten Sumenep,” tanya Fauzi.

Kemudian Cabup Fattah menjawab, “Manabi menjaga wilayah, menjaga pertahanan Republik Indonesika. Badha kewenangan-kewenangan yang dimiliki, dari Jakarta dari provinsi dari kabupaten. Tak mungkin semuanya masok bhan diselesaikan e kabupaten. Sesuai kewenangannya. Manabi politik luar negeri, pertahanan, agama, keuangan bhan agama, ka’dhinto absolut menurut undang-undang. Tape Sumenep masuk e sela-sela Ka’dinto,” terang Cabup Fattah.

Kiai Fikri Singgung Ekasila dan Trisila di Debat Ketiga Pilkada Sumenep

Jawaban Cabup Fattah dianggap kurang tepat untuk menjawab pertanyaan yang diajukan Cabup Fauzi.

Sehingga dalam waktu tanggapan, Cabup Fauzi menyampaikan ingin membantu jawaban Cabup Fattah dengan tanggapan.

Kata Fauzi, persolan menjaga NKRI itu, memang menjadi tugas pemerintah pusat. Tapi pemerintah kabupaten juga memiliki tanggungjawab. Karena Sumenep memiliki banyak suku, banyak budaya dan banyak bahasa.

“Seluruh masyarakat Sumenep harus sama-sama memahami. Saling ngarrgai. Saengge sobung konflik. Sobung hal-hal se bisa e adddu. Masyarakat saling menghargai. Secara otomatis ka’dinto, insyaAllah bisa aman,” ucap Fauzi.

Selain itu, Fauzi juga perlunya menjaga disparitas darat dan pulau agar tak tercipta diskriminasi. Sehingga ada keharmonisan di Sumenep.

Fauzi juga menawarkan peran serta pondok pesantren dan tokoh agama agar memberikan masukan-masukan tentang toleransi agamadan  toleransi budaya. “InsyaAllah Sumenep tambe kondusif,” terang Fauzi.

Kiai Fikri langsung menanggapi jawaban Cabup Fauzi dengan konsep kesejahteraan dan ideologi.

Kata Kiai Fikri, untuk memperkokoh NKRI dan kebangsaan perlu kesetaraan antara negara dan masyarakat.

Yang dimaksud kesetaraan, kata Kiai Fikri: Negara kuat, masyarakat juga harus kuat. Tugas pemerintah harus melayani masyarakat. Sehingga tak tercipta kesenjangan. Jika masyarakat sejahtera, tidak akan ada pemberontakan dan demonstrasi.

Secara ideologis, Kiai Fikri juga menyinggung wacana untuk mengubah Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila.

“Bagaimana mungkin bisa memperkokoh NKRI manabi Pancasila e obe’e menjadi Trisila, e obe’e menjadi Ekasila. Ka’dinto demokrasi kadhiponapa. Pancasila ollena a tapa. Pas eobe’e Pancasila menjadi Trisila dan ekasila. Ka’dinto bahaya. Jangan pernah membayangkan bisa kokoh NKRI, manabi penggagas-penggagas trisila dan ekasila masih dibiarkan di bumi Indonesia,” terang Cawabup Kiai Fikri.

Sementara itu, Ketua KPU Sumenep, A. Warits mengatakan, tema Memperkokoh NKRI dan Kebangsaan dalam debat sesi ketiga di Pilkada Sumenep 2020 sesuai dengan PKPU yang menjadi inspirasi KPU Sumenep untuk dilakukan dalam debat terakhir.

Kata Warits, diskursus kebangsaan dan negara tidak hanya bicara lokalisasi. Tetapi bagaimana mensinergikan antara daerah dan nasional.

“Saya pikir penting kita angkat tema ini untuk mengenal bagaimana ide dari kedua calon tentang NKRI dan kebangsaan karena bagaimanapun juga kedepan kita tidak akan hanya bicara Sumenep saja tapi mensinergikan dengan jawa timur dan indonesia,” terang Warits kepada media usai debat yang disiarkan langsung lewat TVRI dan kanal Youtube KPU Sumenep, Sabtu malam.

Hamdi, Mata Madura

KPU Bangkalan