Berita Utama

Kiai Sufyan dan Shalawat Nariyah 4444 Kali

KH Ahmad Sufyan Miftahul Arifin, pendiri Pondok Pesantren Sumber Bunga, Seletreng, Situbondo dikenal sebagai sosok ulama fikh dan tasawuf yang mempopulerkan bacaan Shalawat Nariyah 4444 kali.

matamaduranews.com-Bagi warga NU, bacaan Shalawat Nariyah sudah tak asing. Apalagi bila dibaca hingga 4444 kali. Khasiat Shalawat Nariyah diyakini mujarab.

Saking mujarab-nya, ada yang mentradisikan pembacaan shalawat 4444 kali dalam bentuk majelis rutin.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Bagi warga NU Situbondo dan Madura, bacaan Shalawat Nariyah dengan bilangan 4444 kali dipopulerkan oleh alm. KH Ahmad Sufyan Miftahul Arifin, pendiri Pondok Pesantren Sumber Bunga, Seletreng, Situbondo,

Kiai Sufyan-begitu umat mengenalnya-sebagai sosok ulama yang diyakini memiliki rijalus sanad Shalawat Nariyah dengan bilangan 4444 kali di Indonesia.

Kiai Sufyan tak hanya kesohor sebagai kiai yang mengasuh pesantren. Beliau juga dikenal sebagai ulama fikih dan tasawwuf.

Kiai Sufyan seorang murysid tarekat yang memiliki pengikut berbagai daerah di Jawa Timur dan Bali.

Semasa hidup, Kiai Sufyan aktif memberi bimbingan spiritual terhadap para muridnya hingga ke daerah-daerah pedalaman Jawa Timur dan Bali. Para murid dan muhibbin (pecinta) tak henti mendatangi Kiai Sufyan.

Rumah Kiai Sufyan tak pernah sepi dari tamu. Kiai Sufyan selalu melayani para tamu tanpa melihat kelas sosial.

Tradisi bacaan Shalawat Nariyah kini diteruskan oleh sang menantu KHR Kholil As’ad Syamsul Arifin.

Kiai Kholil As’ad-begitu umat memanggil-mengikuti napak tilas mendiang Kiai Sufyan-membumikan bacaan Shalawat Nariyah di Bumi Nusantara.

Kata Nariyah bermakna api. Filosofinya, seperti keterangan dalam kitab khazinat al-asrar, Allah dengan cepat mengabulkan doa orang yang membacanya secepat api membakar benda-benda di sekitarnya. Selain nama nariyah, shalawat ini juga bernama tafrijiyah

“Jika mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak disukai mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca Shalawat Nariyah ini sebanyak 4.444 kali, maka tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat (bi’idznillah), demikian penjelasan tentang Shalawat Nariyah.

Berikut bacaan Shalawat Nariyah atau Tafrijiyyah.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَــمَّدِ ࣙالَّذِيْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضٰى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلىٰ اٰلِهِ وِصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَ نَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

(Allâhumma shalli shalâtan kâmilatan wa sallim salâman tâmman `alâ sayyidinâ Muḫammadinil-ladzi tanḫallu bihil-`uqadu wa tanfariju bihil-kurabu wa tuqdlâ bihil-ḫawâiju wa tunâlu bihir-raghâ’ibu wa ḫusnul-khawâtimi wa yustasqal-ghamâmu biwajhihil-karîmi wa `alâ âlihi wa shaḫbihi fî kulli lamḫatin wa nafasin bi`adadi kulli ma`lûmilak(a)).

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah keberkahan dengan keberkahan yang sempurna, dan limpahkanlah keselamatan dengan keselamatan yang sempurna untuk penghulu kami Muhammad, yang dengan beliau terurai segala ikatan, hilang segala kesedihan, dipenuhi segala kebutuhan, dicapai segala keinginan dan kesudahan yang baik, serta diminta hujan dengan wajahnya yang mulia, dan semoga pula dilimpahkan untuk segenap keluarga dan sahabatnya sebanyak hitungan setiap yang Engkau ketahui,”.

Shalawat Nariyah disebutkan dalam Kitab Khozinatul Asror halaman 179. Dijelaskan bahwa salah satu shalawat yang mustajab ialah Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah.

Shalawat Nariyah disusun oleh ulama asal Maroko yaitu Syaikh Ahmad At-Tazi al-Maghribi.

Seorang muhaddits asal Maroko, Syaikh Abdullah al-Ghummari mengatakan, penamaan “Nariyah” disebabkan terjadi tashif atau perubahan dari kata yang sebenarnya “Taziyah”.

Hal ini dikarenakan keduanya memiliki kemiripan dalam tulisan Arab, yaitu النارية  dan التازية yang berbeda pada titik huruf.

Adapun di negeri asalnya, Maroko, sighat shalawat ini lebih dikenal masyarakat setempat dengan Sholawat Taziyah, merujuk pada nama kota sang muallif (pengarang). (redaksi)

Exit mobile version