Kisah Bayi yang Dilaporkan Tertukar di RSUD Sumenep

×

Kisah Bayi yang Dilaporkan Tertukar di RSUD Sumenep

Sebarkan artikel ini
Kisah Bayi yang Dilaporkan Tertukar di RSUD Sumenep
Subroto membuat pernyataan ke sejumlah media yang menemuinya usai keluar dari ruangan SPKT Mapolres Sumenep. (matamadura)

matamaduranews.comSUMENEP-Kabar bayi yang dilaporkan tertukar di RSUD Sumenep masih belum menemukan jalan terang.

Manajemen RSUD Sumenep tetap bersikukuh menyatakan, tak ada bayi yang tertukar seperti isi laporan ayah si bayi-Subroto ke Mapolres Sumenep.

Begitu pun Subroto (27). Warga Desa Nyabakan Barat, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep ini, terus mendesak Polres Sumenep agar cepat mengusut tuntas laporan bayinya yang tertukar.

Namun, laporan Subroto ke Mapolres Sumenep, Senin 16 November 2020 lalu belum mengantongi bukti LP.

Subroto hanya mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Sumenep. Pengaduan Subroto dianggap masih belum memiliki bukti-bukti untuk diterima menjadi LP.

Belum mengantongi LP. Subroto membuat pernyataan ke sejumlah media yang menemuinya usai keluar dari ruangan SPKT Mapolres Sumenep.

Subroto bercerita, Nurmaningsih-istri Subroto, melahirkan bayi perempuan secara normal pada hari Jumat (13/11/2020) Jam 12.20 WIB di Rumah Sakit Daerah (RSUD) dr Moh Anwar Sumenep.

Saat lahir, si bayi langsung di-adzani oleh Subroto-disaksikan oleh Nurmaningsih dan Rakso-paman Nurmaningsih.

Kata Subroto, rambut bayi-nya tidak lebat. Kepala si bayi terlihat gundul, belum ada rambut.

Karena lahir normal tanpa operasi, keesokan hari. Tepatnya pada hari Sabtu 14 November 2020. Nurmaningsih diperkenankan pulang dari RSUD dr Moh. Anwar. Tapi, si bayi dilarang dibawa pulang oleh rumah sakit.

Si bayi dirawat dalam ruangan PICU NICU RSUD dr Moh. Anwar Sumenep dengan dalih situasi Covid-19 bayi rentan tertular covid-19.

Subroto menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) saat istrinya menjalani persalinan di RSUD Sumenep.

Jika si bayi hendak dibawa pulang di hari Sabtu,-kata Subroto-pihak rumah sakit minta biaya persalinan dibayar secara mandiri.

Sebelum meninggalkan RSUD Sumenep, Nurmaningsih sempat memberi ASI kepada sang bayi yang baru lahir.

Sang ayah-Subroto sempat mengabadikan wajah si bayi saat disusui sang istri melalui kamera handphone (HP) miliknya.

Selain mengambil gambar si bayi. Subroto juga mengambil video saat si bayi diberi ASI. Terlihat, topi si bayi saat terbuka-kepala si bayi gundul.

Pada hari Minggu (15/11/2020) Subroto dan istrinya datang ke RSUD Sumenep untuk menjenguk sekaligus memberi ASI kepada sang putri.

Saat hendak diberi ASI. Nurmaningsih kaget. Bayi perempuan yang hendak disusuinya terasa beda. Nurmaningsih membatalkan pemberian ASI karena menganggap bayi yang digendong bukan bayi yang baru dilahirkan.

Terasa ada yang aneh. Subroto mengabadikan bayi yang dianggap beda.

Subroto dan Nurmaningsih sangat yakin bayinya tertukar.

“Pertama kali disusui rambut bayi tidak lebat. Setelah tiga hari, rambut bayi sudah lebat,” terang Subroto kepada sejumlah wartawan usai keluar dari ruangan SPKT Mapolres Sumenep, Senin (16/11/2020).

RSUD Sumenep Bantah Bayi Tertukar

Direktur RSUD dr Moh Anwar Sumenep, dr Erliyati secara tegas mengatakan, tidak ada penukaran bayi di RSUD Sumenep. “Tidak ada penukaran bayi,” katanya kepada wartawan.

Humas RSUD dr Moh Anwar Sumenep Arman Endika Putra secara tegas mengatakan, petugas rumah sakit melayani persalinan Nurmaningsih dan bayinya sesuai Standart Operating Procedure (SOP) yang ditentukan rumah sakit.

Arman bercerita, saat bayi Numaningsih lahir. Petugas rumah sakit memberi identitas si bayi dengan gelang (penanda) di lengan.

Kisah Bayi yang Dilaporkan Tertukar di RSUD Sumenep

Arman memastikan, bayi yang lahir di RSUD Sumenep pada hari Jumat (13/11/2020) hanya dari ibu asal Batang-Batang (Nurmaningsih,red).

“Pada saat lahir langsung di-adzani sama bapak si bayi. Selanjutnya pihak rumah sakit memberi tahu jenis kelamin si bayi. Termasuk, berat badan (BB) si bayi. Lalu petugas memberi gelang sebagai identitas,” terang Arman kepada wartawan yang menemuinya, Selasa (17/11/2020).

Bayi yang lahir saat pandemi Covid-19 diletakkan di ruang khusus bayi. “Karena situasi Covid-19, bayi rentan tertular, pasti ditaruh di ruang khusus bayi,” ucap Arman.

“Hingga saat ini gelang si bayi masih tetap utuh dan terpakai di lengan si bayi itu,” tambah Arman saat didampingi Sri Astuti, Kepala Ruang PICU NICU RSUD dr Moh. Anwar Sumenep.

Arman mengakui, sehari sebelum Nurmaningsih lahir. Ada bayi yang lahir di RSUD dr Moh. Anwar Sumenep.

Kata Arman, jika hanya berdasar foto tak sama waktu lahir- itu hal biasa. Sebab-kata Arman-ketika baru lahir, bayi bisa masih mengembang dari hari ke hari.

“Sangat tidak masuk akal jika tertukar,” ucap Arman.

“Sangat tidak benar jika ada bayi tertukar di RSUD Sumenep. Kami tegaskan, semua kabar yang tersebar di luar bahwa ada bayi tertukar di Rumah Sakit Mohammad Anwar Sumenep sama sekali tidak benar,” pungkas Arman.

Kisah Bayi yang Dilaporkan Tertukar di RSUD Sumenep

Jadi Atensi DPRD Sumenep

Komisi IV DPRD Sumenep tertarik untuk mendengar langsung dari manajemen RSUD dr Moh Anwar Sumenep terkait kabar bayi yang dilaporkan tertukar.

dr Erliyati bersama stafnya memenuhi undangan Komisi IV DPRD Sumenep pada hari Rabu (18/11/2020).

Pertemuan dipimpian Wakil Ketua Komisi IV DPRD Sumenep Sitti Hosna dan Sami’oeddin.

Hosna secara tegas minta ke manajemen RSUD dr Moh. Anwar agar menjelaskan secara transparan terkait kabar bayi yang dilaporkan tertukar.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 40 menit itu, manajemen RSUD dr Moh. Anwar pasrah terhadap hasil penyelidikan kepolisian.

“Kata ibu direktur, pihak kepolisian sudah mengambil sidik jari, mungkin nanti kalau perlu harus tes DNA untuk membuktikan,” kata Hosna kepada wartawan yang menemuinya usai pertemuan.

Hosna mengatakan, saat pertemuan itu dr Erliayati tetap menagatakan tak ada bayi tertukar di RSUD Sumenep.

Hosna berharap, rumah sakit dan kepolisian berkata jujur hasil dari penyelidikan.

“Apapun hasilnya nanti. Mau itu baik atau buruk, kami berharap menyampaikan secara jujur dan terbuka. Transparansi atau kejujuran pelayanan itu sangat penting demi menjaga nama baik semua lembaga pelayan masyarakat,” terang Hosna.

“Jangan takut nama tercoreng, agar tidak buruk di mata masyarakat,” pungkasnya.

Hosna ingin mengawal bayi yang dilaporkan tertukar itu sampai tuntas.

Komisi IV sedang mengagendakan pemanggilan keluarga Nurmaningsih untuk dimintai keterangan.

Hamdi, Mata Madura

KPU Bangkalan