OlahragaNasional

Kisah “Penjual Dawet” Kanjuruhan Malang

×

Kisah “Penjual Dawet” Kanjuruhan Malang

Sebarkan artikel ini
"Penjual Dawet" Kanjuruhan Malang
Suprapti Fauzie mengaku penjual dawet saat tragedi Kanjuruhan Malang.

matamaduranews.com-Masih ingat rekaman suara viral pasca Tragedi Kanjuruhan Malang?

Suara perempuan itu mengaku sebagai penjual dawet yang memberi kesaksian dengan menyebar hoax dan muja kepolisian.

Aremania berhasil membongkar sosok suara itu yang bernama Suprapti Fauzie.

Ibu Suprapti ternyata menjadi guru Non PNS dan aktif di PSI sebagai Wakil Ketua DPD PSI Malang.

PSI Malang menyebut bahwa Suprapti Fauzi, eks kadernya karena telah dipecat oleh PSI, sebagaimana diungkap Grace Natalie ke media, Kamis 13 Oktober 2022.

Setelah terungkap sosok misterius ‘Penjual Dawet’. Kamis terlihat sosok Suprapti meminta maaf kepada keluarga Mas Nawi yang sempat ia sebut pemabuk.

Sejumlah platform media sosial viral adanya video ‘Penjual Dawet’ meminta maaf ke salah satu keluarga korban yaitu mas Nawi Curva Nord.

Bagaimana kisah “Penjual Dawet” Kanjuruhan Malang hingga terungkap?

Dahlan Iskan menulis secara rinci lewat situs disway.id. Berikut tulisannya:

Dawet Nawi

Kisah "Penjual Dawet" Kanjuruhan Malang
Dahlan Iskan

PERBURUAN seru dilakukan untuk mencari seorang wanita penjual dawet. Ia mengaku menjual dawet di depan pintu 3 stadion Kanjuruhan Malang. Padahal tidak pernah ada kios dawet di situ.

Wartawan terus mencari tahu siapa wanita itu: salah satunya Ulul Azmi, wartawan Tugumalang.id. Tidak bisa menemukan. Ulul melihat hanya ada toko mebel dan warung kopi di depan pintu 3. Ulul ngobrol dengan penjaga toko mebel. Sudah tahunan di situ. Tidak pernah melihat ada kios dawet di dekatnya. Kalau pun ada penjual dawet, ia adalah laki-laki. Itu pun dawet pikulan.

Ulul, alumnus prodi jurnalistik Universitas Muhammadiyah Malang. Ia sudah dua tahun menjadi wartawan Tugumalang.id. Sebelum itu ia wartawan Tribun di Bali. Ulul kini lagi menanti kelahiran anak pertamanya.

Ulul malam 1 Oktober 2022 itu nonton Arema FC VS Persebaya. Malam itu ia berada di antara tugas jurnalistik dan kemanusiaan. Ia ikut menggotong banyak korban. Ia tidak tidur sampai pagi.

Besok malamnya ia buka-buka medsos. Ia temukan, di TikTok, audio yang beredar viral: suara Si wanita penjual dawet. Audio itu jadi bahasan utama di medsos. Keesokan harinya Ulul kembali ke Kanjuruhan. Ia mau ke warung kopi di depan pintu 3. Tidak jadi. Ia lihat banyak orang mirip intelijen di situ. Ulul pilih ke toko mebel tadi. Ngobrol di situ.

Di audio tersebut si penjual dawet begitu hidupnya dalam bercerita. Nama polisi harum di situ. Nama suporter buruk sekali: pemabuk.

Di audio itu, si penjual dawet bercerita heroik: menolong polisi yang lagi menolong anak kecil yang terjepit.

KPU Bangkalan