Kisah Pilu Malik; Anak Yatim Piatu di Bangkalan Terbaring Lemas Akibat Gizi Buruk

Kondisi Malik sebelum dirujuk ke RSUD Syamrabu, Bangkalan. (matamadura)

matamaduranews.comBANGKALAN-Lengkap sudah penderitaan, bocah Abdul Malik (15), warga Desa Probungan Tenggun, Kecamatan Klampis, Bangkalan, Madura. Selama 15 hari, Malik harus terbaring sendiri setelah mengalami gizi buruk.

Menurut para guru Malik, anak malang ini, tergolong siswa cerdas. Malik tercatat siswa berprestasi di SMP Al Fadlaly, Klampis. Tempat sekolah Malik.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Sayang Malik jadi anak yatim piatu. Dia bersama Nazeruddin, sang paman. Kedua orang tua Malik sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu.

Ekonomi sang paman, serba kekurangan. Untuk makan sehari-hari, Nazeruddin menjadi pekerja serabutan.

Sehingga gizi Malik tak terjaga. Dan tak bisa dirawat dan diobati ke rumah sakit. Sudah lima belas hari Malik terbaring lemas di rumahnya.

Di tengah kepasrahan hidup si anak yatim piatu, muncul sosok Ibu Mimin, Kepala SMP Al Fadlaly, Klampis.

Ibu Mimin tak tega melihat Malik berbaring lemas seorang diri tanpa perawatan. Dia berinisiatif membawa Malik ke Puskesmas Klampis. Karena dalam keadaan kritis, Malik dirujuk ke RSUD Syamrabu.

Kondisi Malik sudah drop. Tubuhnya terus menyusut. Tubuh Malik kurus kering. Tulang-tulang rusuk bocah 15 tahun itu mudah dihitung. Kedua bola matanya kuning. Selembar kain sarung menutup setengah tubuh mungilnya.

Hannan Nawawi, Ketua Peduli Pemuda Klampis kepada Mata Madura, Rabu (6/11/2019), bercerita, kondisi Malik saat ini hanya bisa tidur lemas di atas ranjang Rumah Sakit.

“Sakit kritis 15 hari lalu. Kondisinya tak membaik. Kami mengadu ke DPRD Bangkalan, akhirnya ada respon,” cerita Hannan.

Ketua Komisi D DPRD Bangkalan, Nur Hasan dan anggota komisi lainnya langsung merespon. Mereka menjenguk kondisi Malik yang kini dirawat.

Para wakil rakyat itu, sempat berbincang-bincang dengan Direktur RSUD Syamrabu, Ibu Dr. Nunuk. Bu direktur berjanji ke pak dewan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada Malik.

Nur Hasan mengaku terketuk hatinya setelah ada warga yang bercerita. Secara spontan Nur Hasan menjenguk Malik karena mengalami kurang gizi dan anemia.

“Sangat memprihatinkan kondisinya, badan kurus. Kering. Kurang asupan vitamin dan gizi, perbaikan gizi mungkin perlu waktu. Kami berharap rumah sakit memberi penanganan yang terbaik.,” harap Nur Hasan, kepada Mata Madura.

Sementara Direktur RSUD Syarambu Bangkalan, Dr Nunuk Kristiani mengatakan, penanganan yang dilakukan tim dokter adalah memperbaiki terlebih dulu keadaan umum si pasien Malik. Mulai dari gizi hingga metabolismenya. Setelah itu, baru dipikirkan langkah selanjutnya.

“Kondisi pasien masih lemah. Tapi kondisi sadar penuh. Tidak ada kendala. Ini masuk kondisi kurang gizi. Berat badan Malik hanya 18 Kg dengan usia 15 tahun, kami sudah gratiskan biayanya. Kami masukkan Biaya Kesehatan Masyarakat Miskin (Biakes Maskin). Semoga kondisi anaknya cepat pulih,” terang Dr Nunuk kepada Mata Madura.

Syaiful, Mata Bangkalan

Exit mobile version