KMP Yunicee Tenggelam, 14 Masih Hilang dan 6 Penumpang Meninggal

×

KMP Yunicee Tenggelam, 14 Masih Hilang dan 6 Penumpang Meninggal

Sebarkan artikel ini
KMP Yunice Tenggelam
Proses evakuasi tenggelamnya KMP Yunicee di Perairan Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Selasa (29/6/2021) malam. (FOTO:istimewa)

matamaduranews.comBANYUWANGIKMP Yunicee yang tenggelam di perairan Pelabuhan Gilimanuk, Bali, Selasa 29 Juni 2021, pada 19.20 WITA membawa 53 orang.

Mereka terdiri dari 41 penumpang dan 12 anak buah kapal (ABK).

Komandan Kodim Banyuwangi Letkol Inf Yuli Eko mengatakan, sebanyak 44 penumpang berhasil dievakuasi. Enam penumpang ditemukan meninggal dunia. 33 orang penumpang ditemukan selamat.

Sejumlah penumpang dikabarkan masih terapung menggunakan jaket pelampung. Sebanyak 14 penumpang masih hilang.

TIM SAR menghentikan proses pencarian pada pukul 00.00 karena terkendala cuaca. Pencarian akan terus dilakukan hingga menemukan 14 penumpang.

“Data sementara yang kami terima dari KSOP Gilimanuk, ada enam korban meninggal, 33 penumpang ditemukan selamat, dan 14 orang lainnya masih dalam pencarian,” kata Yuli kepada wartawan di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (29/6), dikutip dari Antara.

Menurut Yuli, KMP Yunice sempat antre untuk bersandar di Pelabuhan Gilimanuk sebelum insiden tenggelam. Penyebab tenggelam diduga terbawa arus.

Katanya, Basarnas Bali dan Polda Bali juga menyatakan hal yang sama terkait penyebab insiden KMP Yunice karena terseret arus, kapal miring, kemudian tenggelam.

“Jadi, KMP Yunicee berangkat atau menyeberang dari Pelabuhan Ketapang ke Gilimanuk. Saat menunggu sekitar lima menit untuk bersandar terjadi kecelakaan dan tenggelam, mungkin karena ombak tinggi, sampai 4 meter,” katanya.

Kronologi Evakuasi

Proses evakuasi penumpang dan kru kapal yang tenggelam berlangsung dramatis. Kapal-kapal yang berada di sekitar turut membantu evakuasi penumpang.

Penumpang yang selamat, Rio Dimas Saputro, usia 18 tahun. Warga Srono, Banyuwangi ini, menumpang kapal Yunicee bersama mobilnya.

Ia bekerja sebagai sopir pengantar barang yang sedang menyebrang menuju Bali. “Saya sopir antar barang,” katanya kepada Ngopibareng.id.

Suaranya terdengar lelah, meski penuh syukur selamat dari musibah tersebut. Rio mengingat, saat itu, selepas Maghrib ia sempat tertidur di dalam kapal yang hendak berlabuh di Pelabuhan Gilimanuk.

Kapal sudah oleng ke kiri. Rio segera turun ke bawah mencari orang tuanya dan melihat kendaraanya. ” Di bawah mobil sudah menumpuk semua ke kiri, saya juga mencari bapak,” katanya.

Kondisi itu sempat terjadi beberapa menit. Cuaca disebutkan dalam keadaan buruk, ombak laut terlihat tinggi.

Rio mengaku melihat lampu pelabuhan Gilimanuk terlihat dekat. “Ya sekitar seratusan meter, sudah terlihat pelabuhan,” katanya.

Kini bersama puluhan penumpang lain, Rio mendapatkan penanganan medis di posko di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

40 penumpang selamat yang berhasil menepi di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Sebanyak 17 orang menumpang kapal KMP Samudera Utama, dan sebanyak 23 orang menumpang kapal SMS Swadaya.

Sementara, cuaca buruk dan ditutupnya Pelabuhan Ketapang menyebabkan antrean kendaraan yang hendak menyebrang ke Bali, menumpuk.

Area parkir pelabuhan Ketapang sudah penuh dengan kendaraan yang hendak menyeberang.

Tidak hanya di area parkir, antrean kendaraan bahkan sudah meluber ke jalan raya di depan pelabuhan Ketapang. Rata-rata mereka sudah antre beberapa jam.

Seorang penumpang bus, Imam Bustomi, 33 tahun, menyatakan, bus yang ditumpanginya sudah sekitar dua jam berada di pintu masuk pelabuhan Ketapang.

Dia mendapatkan informasi dari kru bus bahwa pelabuhan Ketapang ditutup. “Ini masih menunggu, pelabuhan masih ditutup,” ujar pria asal Babat, Kabupaten Lamongan ini.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Letkol Marinir Benyamin Ginting menyebut cuaca di lapangan tergolong buruk. Tinggi ombak mencapai 4 meter dan kondisi sangat gelap.

Kini sejumlah kapal kecil dilarang turun mengingat gelombang yang tinggi dan cuaca yang gelap. Proses evakuasi dilakukan dengan terbatas mengikuti kondisi cuaca yang buruk. (**)

KPU Bangkalan