Catatan

Koran Akan Mati

×

Koran Akan Mati

Sebarkan artikel ini
Koran Republika
Edisi Terakhir Koran Republika (ilustrasi)

Dalam situasi seperti inilah Republika lahir. Ia digadang-gadang menjadi media Islam yang menyuarakan jurnalisme yang lebih berpihak kepada Islam. Dalam perjalanannya Republika bisa menunjukkan bahwa jurnalisme Islam bisa bersaing secara profesional.

Tetapi era itu hanya bertahan 30 tahun. Disrupsi digital yang terjadi dalam satu dasawarsa terakhir terlalu berat untuk ditahan.

Republika mundur dari persaingan media cetak. Sepeninggalan Repulika masih ada beberapa media sebagai ‘’last man standing’’ atau ‘’the last of the mohicans’’ yang berusaha untuk mempertankan hidup.

Republika dianggap sebagai representasi jurnalisme Islam. Prof. Janet Steele dari George Washington University, Amerika Serikat, menempatkan Republika sebagai bagian dari jurnalisme ‘’Islam kosmopolitan’’.

Dalam buku ‘’Mediating Islam’’ (2028) Steele meneliti media-media di Indonesia dan Malaysia untuk mengungkap bagaimana Islam memengaruhi praktik jurnalisme.

Steele meneliti praktik pelaporan profesional jurnalis muslim di lima kantor berita terkemuka di Indonesia dan Malaysia. Kelimanya adalah Republika, Tempo, Sabili, Harakah, dan Malaysiakini. Melalui penelitiannya selama 20 tahun terakhir di kedua negara tersebut, Steele membuktikan bahwa jurnalisme Islam itu ada dan dipraktikkan oleh para jurnalis profesional di Indonesia dan Malaysia.

Steele mengungkap bahwa wartawan-wartawan muslim Indonesia dan Malaysia sudah sangat paham terhadap gagasan Barat tentang prinsip jurnalisme seperti kebenaran, keseimbangan, verifikasi, dan independensi dari kekuasaan. Bedanya adalah para jurnalis muslim itu menempatkan prinsip-prinsip sekuler itu dalam bingkai ajaran Islam.

KPU Bangkalan
Tanah Kas Desa
Hankam

matamaduranews.com-WINANTO bertanya lokasi TKD ber-Letter C yang ramai…