MataMaduraNews.com–BANGKALAN-Sejumlah aktivis Bangkalan yang tergabung dalam LSM LIRA mendatangi Mapolres Bangkalan Rabu pagi (08/03/2017). Kedatangan mereka dalam rangka menuntut keadilan terhadap pengusutan kasus kekerasan yang menimpa para aktivis Bangkalan. Menurut peserta aksi, Polres Bangkalan ingkar janji dan tidak tidak jelas dalam mengusut kasus kekerasan.
Menariknya, para korban kekerasan ikut dalam peserta aksi tersebut. Sebut saja, Mathur Husyairi, Mahmudi Ibnu Khotib dan Fahrillah.
Sempat terjadi aksi dorong antara peserta aksi dengan petugas kepolisian. Pseserta aksi ngotot ingin masuk ke halaman Mapolres. Tapi sejumlah petugas kepolisian menghadap di depan pintu masuk Mapolres.
Korlap aksi Mahmudi Ibnu Khotib secara prosedural meminta secara baik-baik agar diperbolehkan masuk dan ingin bertemu langsung dengan Kapolres Bangkalan, AKBP Anisullah M. Ridha. Mahmudi meminta waktu 10 menit untuk membuka penghadangan. Dan mengijinkan peserta aksi masuk.
“Tadi saya sudah ada kesepakatan untuk masuk ke dalam. Tapi kenapa kami di hadang seperti ini,” teriak Mahmudi.
Lebih sepuluh menit tetap tidak ada jawaban. Brigade penghadang tetap tidak tidak bergerak. Secara spontan peserta aksi berusaha menerobos masuk. Maka tarjadi aksi dorong hingga menyebabkan salah stau Polisi Wanita (Polwan) jatuh tersungkur.
Beruntung ada petugas yang langsung menenangkan massa sebelum terjadi kekerasan lebih jauh. “Saya ini jadi korban bacok. Tapi selama 4 tahun dengan 4 kali ganti Kapolres Bangkalan, kasus saya tidak ada kejelasan, malah dihadang seperti ini,” teriak Mahmudi dengan suara lantang.
Setelah negosiasi dicapai kata sepakat. Ada empat orang yang dijinkan masuk. Mereka Mahmudi Ibnu Khotib, Mathur Husairi, Fahrillah dan Rofi’i. Kempatnya langsung menuju ke ruang Kasi Propam untuk melapor kasus kekerasan yang terjadi kepada para aktivis Bangkalan. Dalam laporan tersebut, empat aktivis itu menuntut perkembangan pengusutan kasus kekerasan sebagaimana janji Kapolres Anis untuk menuntaskannya.
Setelah keluar dari ruang Kasi Propam, Mahmudi Ibnu khotib memberikan komentar di depan awak media. Menurut Mahmudi, kedatangan ke Mapolres guna meminta keadilan kepada Kapolres Bangkalan mengenai kasus pembacokan dan kekerasan yang selama ini menimpa para aktivis Bangkalan.
“Tadi kami sudah melaporkan penyidik ke Kasi Propam. Saya bilang ada yang tidak becus dalam menangani kasus kekerasan aktivis Bangkalan,” jelasnya.
Mahmudi menambahkan, penghadangan yang dilakukan petugas terhadap aktivis merupakan bentuk ketidak transparanan Polres Bangkalan. Menurutnya, sikap tersebut murni kesalahan dari petugas karena telah menghadang rombongannya.
“Kita sudah mengikuti semua instruksi. Bahkan poster yang kami bawa sudah ditaruh. Negosiator dari Polres tidak jelas yang mana,” pungkasnya.
Agus, Mata Bangkalan