Opini

Korupsi, Pemimpin dan Masa Depan Sumenep

×

Korupsi, Pemimpin dan Masa Depan Sumenep

Sebarkan artikel ini
Korupsi, Pemimpin dan Masa Depan Sumenep
Ilustrasi Korupsi, Pemimpin dan Masa Depan Sumenep. (By Design A. Warits/Mata Madura)

Oleh: Jamalul Muttaqin*

Mencari sosok pemimpin di Sumenep 2020  sebenarnya tidak mudah. Butuh sosok yang benar-benar memberikan perubahan besar untuk Sumenep. Perubahan itu bisa tercermin oleh visi-misi yang diusung oleh setiap Pasangan Calon (Paslon) Cabup dan Cawabup 2020. Jika ia pernah sebelumnya menjadi pejabat, sebenarnya lebih gampang, tinggal melihat kinerjanya selama masih menjadi pejabat daerah. Adakah perubahan yang dihasilkan atau sebaliknya.

Desas-desus, kabar angin yang terus berhembus, semua yang ingin dan akan maju dalam kontestasi Pilkada Sumenep tahun ini, 2020, mirisya, tidak ada yang terbebas dari kasus “dugaan” korupsi. Tidak ada yang benar-benar bersih—kecuali ia tidak pernah menjadi pejabat sebelumnya—hingga adakah saat ini yang mendapatkan rekomendasi partai dan siap maju di Pilbup 2020. Sepertinya, mustahil. Jika kekuatan politik masih lebih sakti menggunakan uang dan cara-cara yang kotor, maka rakyat akan dibunuh oleh dirinya sendiri.

Sudah ada dua calon terkuat yang akan maju sebagai Cabup–Cawabup nanti, tanpa menyebut merek partai, keduanya, tidak terbebas dari kasus dugaan korupsi. Meski memang tidak ada pembuktian, minimal kepercayaan masyarakat atas dua calon kandidat ini tidak bisa lagi dibeli dengan pencitraan dan janji-janji. Semuanya meragukan. Keduanya sama-sama merangkul ulama untuk mendulang suara dari masyarakat. Tapi, apakah itu akan berhasil. Tunggu dulu.

Demo soal korupsi yang dilakukan oleh beberapa LSM dan mahasiswa terkait kasus ini semakin nyaring. Bisa jadi, demontrasi dilakukan sebagai demo taktis-politik lawan sebelah, sebagai demo pesanan, dan barangkali akan ada demo tandingan selanjutnya. Soal demontrasi kasus korupsi pengadaan barang dan jasa di Pemkab Tulungagung pada 2018 dihidupkan kembali, para demonstran meminta pasangan yang berinisial FJ untuk mengeluarkan surat yang benar-benar menyatakan FJ bebas dari korupsi oleh KPK. Itu sebabnya, para demonstran menolak FJ sebagai calon Cabup Sumenep 2020.

Bukan hanya FJ, kedua juga menyeret luka lama: mengorek kembali, kasus dugaan korupsi Participating Interest (PI) yang menyeret nama-nama orang penting di Sumenep, salah satunya AF yang bakal maju sebagai Cabup Sumenep 2020. Semua calon tidak ada yang terbebas dari kasus dugaan korupsi, semua bisa dicari kesalahannya, kecuali ia tidak pernah menjadi pejabat daerah sebelumnya. Apa itu ada. Kita lihat saja nanti.

Sebenarnya, jika para calon ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh KPK seharusnya masyarakat lebih peka, menilai, siapa di antara para calon yang bersih, lebih baik, bisa memimpin dengan komitmen yang tinggi. Semua dilakukan tidak lain untuk menjaga kualitas pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Indonesia. KPK seharusya mengumumkan siapa saja calon kepada daerah yang tersangka dalam kasus dugaan korupsi. Biar masyarakat menilai dan memilih di antara calon pemimpim yang paling baik di antara para calon pemimpin yang baik.

Pemimpin adalah harapan masyarakat Sumenep untuk menemukan perubahan. Banyak orang-orang baik terkendala maju untuk memimpin Sumenep, karena tidak mengantongi rekom dari partai politik. Banyak orang yang baik dan dipercaya oleh masyarakat untuk maju sebagai Cabup-Cawabup Sumenep 2020, harus berakhir, karena politik dibeli dengan harga yang mahal. Transaksi politik adalah cara-cara sulit ditempuh oleh orang-orang yang tidak memiliki modal cukup banyak.

Saya pribadi menilai—politik Sumenep tahun 2020—akan diwarnai dengan kontestasi para elit yang akan maju di Cabup-Cawabup 2020 membawa visi-misi sekadar formalitas, membawa kampaye politik sekadar popularitas, membawa kepongahan karena telah berhasil menjadi, setidaknya, mantan oligarki pejabat daerah yang memiliki sumbangsih, tapi masyarakat bertanya-tanya. Di manakah sosok pemimpin Sumenep 2020 yang sesunguhnya? Kita tunggu siapa saja yang telah ditetapkan oleh KPU. Semua yang saya tulis ini, sebatas opini dan hasil imajinasi yang terlampau tinggi. Wallahua’lam..

*Mantan Sekretaris PMII Komisariat Guluk-Guluk, Sumenep

KPU Bangkalan