Hukum dan Kriminal

Legislator Jatim Desak Pemerkosa Santri di Bangkalan Ditangkap

Aktivis Antikorupsi
Mathur Husyairi. (Foto Dok. Mata Madura)

matamaduranews.comBANGKALAN-Mathur Husyairi, Anggota DPRD Jatim asal Bangkalan mendapat informasi hasil visum terhadap korban pemerkosaan salah satu santriwati di Ponpes Blega, Bangkalan dinyatakan positif.

Mathur mengaku geram mendengar  ada oknum ustadz atau kiai yang menjadi pengasuh salah satu pesantren di Blega, Bangkalan diduga menodai santriwatinya.

Mantan aktivis Wonocolo, Surabaya ini tak akan toleran terhadap pelaku pemerkosaan anak dibawah umur.

Katanya, perbuatan itu tergolong biadab karena diduga dilakukan oleh seorang guru/ustadz “kiai” di salah satu pondok pesantren di Blega.

Menurut Mathur, seorang ustadz/kiai yang dikasih kepercayaan oleh orang tua korban agar memberi pelajaran ilmu dan akhlak malah dijadikan alat pemuas nafsu birahinya.

“Saya yakin siapapun pasti akan mengutuk perbuatan ini. Kami desak polres dan jajarannya bekerja profesional dan mengusut kasus ini sampai tuntas. Jangan sampai mengulur waktu apalagi terkesan melindungi pelaku,” terang Mathur kepada Mata Madura, Rabu (23/12/2020).

Karena itu, anggota Komisi E DPRD Jatim ini mendesak aparat kepolisian Bangkalan agar segera menangkap pelaku supaya tidak melarikan diri.

Mathur menyayangkan, beredarnya voice note yang dinila sengaja disebarkan oleh oknum dengan fitnah ingin menyudutkan korban dengan tuduhan sebagai anak nakal yang sengaja dikeluarkan dari pondok pesantren.

“Telusuri pengirim voice note itu, tangkap bila perlu,” pungkas Mathur.

BACA JUGA: Kisah Oknum Kiai di Bangkalan yang Diduga Perkosa Santrinya Hingga Tiga Kali

Seperti diketahui MB, waktu berumur 16 tahun-diduga menjadi korban pemerkosaan oleh oknum kiai berinisial KH MT-pengasuh salah satu pesantren di Kecamatan Blega, Bangkalan.

RS orang tua korban melaporkan si oknum kiai yang menjadi pengasuh pesantren putrinya ke Mapolsek Blega pada pada hari Senin, 7 Desember 2020.

RS baru melapor ke polisi setelah mendengar cerita MB, putrinya. Sebab, RS penasaran atas tingkah laku putrinya yang banyak berubah.

“Anak kami trauma usai diperkosa si oknum kiai. Saat ini anak kami sering merenung,” ucap RS.

Laporan RS teregister di Polsek Blega dengan nomor : TBL-B/14/XII/RES.1.4/2020/JATIM/Reskrim/Bangkalan/SPKT Polsek Blega.

“Pelaku yang kami laporkan merupakan seorang pengasuh di salah satu pondok pesantren di Blega,” tambah RS, orang tua korban saat memberikan keterangan kepada Mata Madura, Sabtu (19/12/2020).

Kanit Polsek Blega, IPTU Husyairi saat dihubungi Mata Madura membenarkan adanya laporan pemerkosaan itu.

Katanya, pada hari senin (14/12/2020) dirinya sudah mengajak korban ke Polda Jatim untuk melakukan test psikiater.

“Keputusan hasil resmi dari Polda Jatim nantinya pada Senin (21/12/2020) lusa. Setelah hasil resmi keluar, kami baru bisa menindak lanjuti pelaku. Apakah bisa ditetapkan sebagai tersangka atau tidak,” terangnya kepada Mata Madura, Sabtu.

Syaiful, Mata Madura

Exit mobile version