Penulis : Retno Hening Palupi
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Penerbit : Gagas Media
Terbit : 2017
Tebal : xiv+ 202 Halaman
ISBN : 978-979-780-886-0
Peresensi : Nurul Yaqin, S.Pd.I*
Mendambakan seorang anak yang lucu, gemas, dan cerdas merupakan impian setiap orangtua. Keceriaan seorang anak akan menjadi kebahagian yang tak terkira. Untuk mewujudkan itu semua butuh pengorbanan yang tidak sedikit dan waktu yang tak sebentar. Demikian yang dirasakan oleh mbak Retno Hening Palupi yang telah mengantarkan buah hatinya, Mayesa Hafsah Kirana menjadi seorang selebgram cilik yang banyak diminati.
Celoteh bernada inggris thank you ibu, say sorry, dan happy dari bibir mungil Kirana di instragram selalu membuat netizen baper. Beragam komentar pujian selalu membanjiri video Kirana yang selalu bertingkah lucu dan cerdas, seakan tidak pernah kehabisan akal. Memang terlalu dini untuk mengatakan mbak Retno telah berhasil mendidik buah hatinya. Namun, dengan tingkah-polah Kirana yang cerdas dan menggemaskan adalah bukti bahwa mbak Retno adalah teman main Kirana dan sekaligus ibu yang hebat. Berkat keuletannya dalam mendidik Kirana, maka lahirlah buku berjudul Happy Little Soul.
Bukan berarti saya adalah ibu yang sempurna, atau Kirana adalah anak yang sempurna. Adanya buku ini bukan berarti perjalanan menjadi ibu yang baik untuk saya sudah selesai. Tidak. Masih sangat panjang perjalanan dan masih banyak Pe-Er yang harus saya kerjakan. Saya adalah seorang ibu yang sedang dan insya Allah akan terus belajar menjadi lebih baik. (hal. XI)
Sering kali orangtua berkeinginan agar anaknya menjadi apa yang mereka inginkan. Pola pikir instan telah mendarah daging dalam tubuh orangtua. Mendidik anak bukan seperti orang main sulap dengan mantra bim-sa-la-bim langsung jadi, sesuai keinginan. Tapi diperlukan kesabaran, role model yang baik, serta membangun cinta.
Untuk membangun rasa saling cinta, mbak Retno berusaha semaksimal mungkin menciptakan komunikasi yang baik dengan Kirana. Perlahanan berbicara, merespon, dan memahaminya. Ketika sebagian orang menganggap konyol merespon bayi yang belum mengerti apa-apa, bagi mbak Retno itu merupakan stimulasi perkembangan bahasa Kirana, dan itu sebuah proses untuk masuk ke dunianya.
Babies can not and do not manipulate, they communicate, listen. Yap! Benar sekali. Bayi yang baru melahir hanya bisa menangis, begitulah cara mereka berkomunikasi, mereka menangis bukan untuk merepotkan, atau mengganggu kita. Mereka membutuhkan sesuatu, mereka membutuhkan kita. (hal. 34)
Mbak Retno selalu mengapreasiasi segala hal-hal kecil yang dilakukan oleh Kirana. Ketika Kirana memperlihatkan hasil gambarnya, mbak Retno tidak apatis apalagi bersikap cuek. Merespon positif terhadap hasil karyanya membuat seorang anak lebih semangat untuk melakuan yang lebih baik lagi. Ini bukan seberapa bagus hasilnya, akan tetapi usaha yang telah mereka perbuat. Apresiasi dan penghargaan ini akan menjadi bahan bakar untuk melecut motivasi anak untuk selalu berusaha menjadi lebih baik.
Memberi penghargaan terhadap anak, apa pun bentuknya, pasti meninggalkan kesan positif dalam diri mereka. Semoga dengan begitu anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang selalu berlaku dan memberi dampak positif. Menjadikan mereka anak-anak yang senantiasa diliuputi bahagia agar mampu menularkan kebahagiaan itu ke sekitarnya. (hal. 69)
Tapi realitanya, tak banyak anak seperti Kirana di sekeliling kita. Pasalnya, pendidikan orang tua sampai hari ini masih jauh dari harapan. Hampir setiap hari kita melihat kasus kekerasan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya. Acapkali orang tua apatis dengan perkembangan anaknya. Padahal, anak adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan. Anak adalah amanah yang kelak orangtua akan dimintai pertanggungjawabannya.
Menjadi orang tua yang bisa memahami anak seutuhnya -jasmani dan rohani- bukan perkara gampang. Dibutuhkan ketekunan belajar dalam menggali dan memahami karakter anak. Memang tidak ada sekolah khusus untuk menjadi orang tua. Namun, perlu diketahui bahwa faktor immaturitas (ketidakmatangan orang tua) akan berakibat fatal. Anak akan tumbuh di luar jalur kebenaran. Maka menjadi orang tua yang kreatif, sabar, dan penyayang sangat mendesak untuk diaplikasikan. Percayalah, keberadaan seorang anak adalah bukti bahwa orangtua adalah manusia spesial.
Masalah apa pun yang sekarang kita alami, bersabarlah. Tegarkan hati, lembutkan perasaan, segarkan pikiran. Lihatlah betapa Allah sudah memberikan berkah kepada kita, seorang anak yang kebahagiaan pertamanya adalah bisa menggengam tangan kita. Apa pun yang sekarang mungkin membuat kita ingin menyerah, ingatlah saat pertama kali kita mendengarkan detak jantung si buah hati. Ada ribuan doa yang kita lantunkan, ribuan harap yang kita lepaskan ke langit. Si buah itu sekarang juga mencoba memahami dunia. Menjadi tangguhlah untuknya. Setiap orangtua, pasti memiliki perjuangannya sendiri dalam membesarkan anak sesuai harapan, wea are special. (hal. 167)
Buku ini berisi cerita petualangan seorang ibu rumah tangga yang mempunyai satu orang anak bernama Kirana. Mengajak kita semua kakak, adik, calon ayah dan bunda -untuk belajar hal-hal sederhana dengan kasih sayang dan cinta.
* Guru SMP IT ANNUR Cikarang Timur, Bekasi. Alumni Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (IDIA) Prenduan, Sumenep.