Mengenal Ibnu Hajar; Inspirasi Generasi Muda Mengenal Dunia Sastra

Ibnu Hajar
Ibnu Hajar (kiri): Penyair yang kental dengan sajak-sajak melankolis (dok. mata madura)

matamaduranews.com-SUMENEP-Ibnu Hajar, demikian namanya. Siapa yang tak tahu sosok yang satu ini. Semua orang mengenalnya dengan banyak karya dan kepeduliannya pada masyarakat kepulauan. Baik dalam dunia sastra dan pendidikan mental berbudaya.

Ibnu terbilang sebagai penyair yang aktif membina dan humanis. Penyair yang kental dengan sajak-sajak melankolisnya itu, banyak memberi motivasi baru pada generasi muda dalam banyak sisi di bidang sastra dan kebudayaan. Khususnya di Kota Sumenep dan sekitarnya, juga di pulau-pulau yang banyak ada di Kabupaten ujung timur Pulau Madura ini.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Mas Ibnu, demikian akrab dipanggil, lahir di Sumenep, 07 Juli 1971. Karya-karyanya di muat di berbagai media, di antaranya Swadesi, Pelita, Yogya Post, Karya Darma, Bhirawa, dan masih banyak yang lainnya.

Sedangkan karya bukunya, antara lain Tagih (ap, 1995), Nuansa Diam (ap, 1995), Refleksi Setengah Abad Indonesia Merdeka (ap, 1995), Getar II (ap, 1996), Bangkit III (ap, 1996), Kleptomania (ap, 1996), Antologi Puisi Indonesia 1997 (ap, 1997).

Di dunia kesusatraan Sumenep, namanya sudah dikenal sejak lama. Begitu pula aktivitasnya di bidang sastra sudah dilakoninya sejak dulu. Ia aktif menjadi pemateri sastra, juri, kegiatan sastra budaya, dan lainnya.

Dari sisi karya, Mas Ibnu sudah menasional. Juga bias regenerasi dalam bidang sastra dan budaya sangat menjadi inspirasi generasi muda di Kabupaten Sumenep tidak hanya di daratan, akan tetapi sampai di pulau-pulau yang sampai sekarang masih banyak binaannya.

Semua itu, merupakan bukti dedikasinya dalam dunia sastra yang tak terbantahkan. Sehingga pantas jika ia terkenal tak hanya di wilayah daratan, namun juga sampai di kepulauan.

Terakhir, dalam aktivitasnya dalam dunia jurnalistik, Mas Ibnu diundang membacakan puisinya di tanah Padang, Sumatera Barat pada perayaan HPN 4-9 Februari 2018 lalu. Puisi yang dibaca kala itu ialah puisi-puisinya bersama para kuli tinta yang masuk dalam buku antologi puisi “Kumpulan Puisi Wartawan Indonesia Pesona Ranah Bundo”.

Sedikitnya ada tiga judul puisi Ibnu yang mengisi lembaran-lembaran buku antologi puisi wartawan tersebut. Di antaranya, Dari Jendela Rumah Bagonjong Kunyanyikan “Surek” Dari Rantau, 10/01/2018; Mengeja Ngarai Sianok, 08/01/2018; dan Pantai Air Manis Kupahat Ombakmu Di Teras Matahari, 30/12/2017.

Diolah dari Tim Penilai Sumenep Award 2018; Kategori Tokoh Penyair

Khoirul Anwar, Mata Madura

Exit mobile version