Nasional

Mengenal Kampung Janda di Indonesia

Perumahan Arbain berlokasi di Kelurahan Gempeng, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jatim ada 40 rumah semuanya diisi perempuan yang menyandang status janda. (Vice Indonesia)

matamaduranews.com-Kampung Janda. Begitu istilah yang kian akrab di telinga ketika melihat kehidupan banyak janda yang tinggal dalam sebuah perkampungan.

Di Indonesia, ada banyak Kampung Janda yang mulai populer. Berikut cerita para janda yang tinggal di kampung hingga jadi label Kampung Janda.

1. Kampung Janda Batuah

Kampung Janda di Kota Banjar Baru, Kalimantan Selatan berada di Kelurahan Kemuning. Nama kampungnya Batuah, Kelurahan Kemuning.

Di Kampung Batuah itu diisi mayoritas para janda.

Dari 37 rumah yang berada di RT 03 Kelurahan Kemuning, Kampung Batuah, terdapat 26 janda yang mengemban tugas sebagai kepala keluarga.

Usia para janda 50 tahun ke atas. Di antaranya, ada janda yang masih berusia sekitar 25 tahun.

Mengutip, bangkapos.id, sekitar 90% perempuan yang ada di Kampung Batuah menyandang status janda.

Mereka menjanda karena suami meninggal dunia.

Ketua RT 3 Kampung Batuah, Ahmad Nurhansah, mengatakan, perempuan-perempuan di kampung-nya rata-rata menikah dengan suami yang rentang usianya terpaut cukup jauh.

Ia mencotohkan salah satu warganya yang berjenis kelamin perempuan menikah di usia 15 tahun.

Sementara suaminya ketika itu sudah berusia 30 tahun.

Setelah ditinggal para suami, perempuan Kampung Batuah memilih tak kawin lagi.

2. Desa Janda Ciburayut

Kisah perempuan di Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor hampir sama dengan yang ada di Kampung Batuah.

Perempuan yang tinggal di desa ini banyak yang ditinggal sang suami karena meninggal dunia.

Seperti yang dilansir dari tribunnews.com, mayoritas pria di desa ini bekerja sebagai penambang pasir.

Banyak dari mereka yang mengalami kecelakaan kerja sehingga tewas dan meninggalkan istri serta anak-anaknya, namun begitu ada pula dari mereka yang wafat karena sakit.

Sang ketua RT, Ade Suryadi mengatakan bahwa ada sekitar 30 janda berusia 14 hingga 70 tahun dari 65 kepala keluarga di desa tersebut.

Ade juga menyebutkan, suatu ketika ada kejadian menyedihkan di mana banyak pria yang tewas dalam waktu bersamaan akibat tertimbun pasir longsor.

Hal tersebut ditengarainya sebagai penyebab melonjaknya jumlah janda di Desa Ciburayut.

Cerita dari kampung janda di Kabupaten Bogor ini cukup memprihantikan sebab ada perempuan yang sudah menjanda dua hingga tiga kali.

Fenomena ini muncul karena masalah kemiskinan dan juga minimnya pendidikan warga.

Banyak dari orang tua yang memilih menikahkan anak perempuan di bawah umur, sehingga ketika suaminya meninggal, ia pun masih berusia muda.

3. Kompleks Arbain Pasuruan

Kompleks Arbain yang tertelak di Kelurahan Gempeng, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jatim, diisi 40 rumah deret.

Semua penghuni rumah itu perempuan yang menyandang status janda.

Dikutip dari laporan Vice Indonesia, para janda yang mendiami rumah-rumah tersebut tidak dibebankan biaya sewa.

Mereka hanya diminta membayar tagihan listrik dan kebutuhan keluarga masing-masing.

Bagi mereka yang ingin menghuni salah satu rumah di kompleks, harus melampirkan akta cerai atau surat keterangan kematian sang suami. Termasuk latar belakangnya.

Mereka yang memenuhi syarat, berperilaku baik, dan juga tidak mampu diperbolehkan mengisi hunian tersebut dengan gratis.

Perempuan penghuni yang berniat kembali menikah diperkenankan meninggalkan rumah.

Peraturan di kompleks ini pun ketat.

Mereka tidak diizinkan pulang di atas pukul 10 malam, tidak diperkenankan menerima tamu pria kecuali ada tetangga yang menemani, dan juga diminta berpakaian sopan.

Kampung Janda ini didirikan oleh seorang pria dermawan asli Pasuruan bernama Hanif Kamaluddin.

Ibunda dari Hanif yang menjada beramanat kepadanya bahwa ia kelak harus bisa menyisihkan rezeki untuk para janda.

Amanat tersebut pun ia realisasikan dengan membangun Kompleks Arbain khusus para janda.

4. Para Janda Kotawaringin

Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, terkenal mempunyai banyak penduduk wanita yang berstatus janda muda.

Kabupaten yang beribukota di Sampit tersebut punya banyak stok janda yang masih muda dan cantik.

Dikutip dari tribun, berdasarkan sensus penduduk 2018, ada sekitar 473 wanita muda yang berstatus sebagai janda.

Tingginya angka wanita berstatus janda tersebut membuat keprihatinan tersendiri bagi warga dan pemerintah daerah setempat.

Pasalnya, meski kota mereka menjadi sedikit terkenal, tapi hal itu bukanlah sesutau yang membanggakan.

Banyaknya janda di daerah tersebut disebabkan karena tingginya angka perceraian yang terjadi.

Warga daerah setempat mempunyai kebiasaan untuk menikahkan anak-anak mereka pada usia yang masih belia.

Hal itulah yang dilansir sebagai penyebab seringnya terjadi kasus perceraian.

Para pasangan muda tersebut belum mempunyai pondasi yang kokoh untuk menjalani komitmen pernikahan, sehingga akhirnya mereka bercerai.

Selain itu, faktor ekonomi juga menjadi penyebab terjadinya perceraian.

Keadaan ekonomi yang sulit dan sulitnya mencari pekerjaan berimbas pada komitmen pernikahan yang tak bisa lagi dipertahankan.

Pemerintah telah memberikan himbauan kepada para orangtua di wilayah itu agar terlebuih dahulu mempersiapkan anak-anak mereka secara matang sebelum memutuskan untuk menikahkan anaknya. (redaksi)

Exit mobile version