Menikmati Perjuangan, Cara Rosyithah Bertahan di Tengah Gunjingan

Rosyithah (kanan) saat menyampaikan bantuan kepada Jutiya, salah satu warga miskin Desa Taman Sare, Dungkek, Sumenep. (Foto FB Ochi)

MataMaduraNews.comSUMENEP – Kartini masa kini itu bernama Rosyithah. Sebab di kala sebagian orang menjadikan media sosial (medsos) terutama facebook sebagai lapak untuk memamerkan apa yang dimiliki, unggah foto, dan segala jenis hobi yang terkesan tak berguna, ia mampu mencipta medsos jadi bermanfaat.

Beberapa waktu lalu, perempuan yang akrab disapa Ochi itu melalui akun facebook Ochi mengunggah foto warga miskin yang masih satu dusun dengannya. Yaitu di Dusun Tengngat, Desa Taman Sare, Kecamatan Dungkek, Sumenep. Ada sejumlah warga miskin yang diunggahnya. Mulai dari Alima (41) yang pertama, kemudian Sutabar (100), dan Jutiya (80).

Di akun facebooknya, Ochi menceritakan kisah hidup berikut segala keterbatasan hidup warga miskin tersebut. Baik masalah ekonomi ataupun kondisi lainnnya yang memerlukan uluran tangan para dermawan.

Rupanya, perjuangan putri pertama dari pasangan suami isteri Moh Ruqib dan Nawiyatun itu membuahkan hasil. Tidak lama setelah kabar keluarga kurang mampu tersebar, bantuan datang bertubi dan tak disangka.

”Saya hanya bersyukur, Mas, jika apa yang saya unggah itu ada banyak yang merespon,” terang alumni Madrasah Nasyatul Muta’allimin Candi, Dungkek itu ketika ditemui Mata Madura di kediamannya.

Tidak hanya itu, setelah apa yang diunggah mengundang banyak reaksi dan simpati, isteri Moh Muhlis tersebut berinisiatif membuat group WhatsApp dengan nama group ‘Sumenep Berbagi’. Alhasil, aksi spontan itu juga direspon oleh banyak kalangan.

Dari beberapa teman Ochi yang dimasukkan sebagai anggota group, mereka terus mengundang kolega-koleganya supaya masuk group dan jika mampu juga bisa menyumbang materi.

”Alhamdulillah semua teman yang saya undang bergabung di group itu semuanya merespon dan juga siap mendukung semua langkah saya untuk berjuang meringankan beban hidup warga miskin,” ucap perempuan kelahiran 17 Agustus 1991 tersebut.

Kini, berkat inisiatif membuat group WhatsApp, ketiga warga kurang mampu itu telah dibikinkan MCK. Dana pembuatannya diperoleh dari penggalangan di group ‘Sumenep Berbagi’.

Tetapi, namanya orang berjuang di jalan kebaikan pasti ada saja aral dan rintangan. Ochi mengaku setelah usahanya banyak membuahkan hasil, malah sering mendapatkan gunjingan yang melemahkan semangat juangnya. Ada saja yang mengatakan jika Ochi kebagian hasil atas aksi sosial yang dilakukannya. ”Bahkan ada yang ngancam saya dengan macam-macam teror,” aku perempuan dengan satu anak itu.

Kendati ancaman dan isu-isu negatif terus disasarkan kepadanya, Ochi mengaku tidak akan gentar apalagi mundur dari perjuanganya. Ia menganggap, ancaman dan ocehan itu hanya sebatas cobaan belaka.

”Apalagi saya tidak sendiri dalam berjuang, ngapain takut dan berhenti memperjuangkan hak warga miskin,” tegasnya pekan ketiga September lalu.

Ochi yang dikenal familiar dan memang aktif sejak masih di bangku Madrasah Ibtidaiyah itu, tetap akan berkomitmen dengan apa yang dilakukan saat ini. Baginya, tekad tersebut harus dijaga dan terus digelorakan. Selain untuk ibadah, tentu saja juga bertujuan sebagai upaya memperbanyak koneksi sehingga lebih bermanfaat.

”Intinya saat ini saya enjoy dan menikmati semua perjuangan ini,” imbuhnya sambil tersenyum.

| rusydiyono

Exit mobile version