Berita Utama

Menristekdikti Nilai INSTIKA Sumenep Layak Jadi Universitas

GO UNIVERSITY: Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir (tiga dari) kiri didampingi Bupati Sumenep KH A. Busyro Karim (empat dari kiri), Rektor INSTIKA KH Abbadi Ishamuddin (dua dari kiri) dan salah satu pengasuh Ponpes Annuqayah (lima dari kiri) dalam acara Silaturrahim Nasional INSTIKA, Kamis (27/10). (Foto/Rusydiyono)
GO UNIVERSITY: Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir (tiga dari) kiri didampingi Bupati Sumenep KH A. Busyro Karim (empat dari kiri), Rektor INSTIKA KH Abbadi Ishamuddin (dua dari kiri) dan salah satu pengasuh Ponpes Annuqayah (lima dari kiri) dalam acara Silaturrahim Nasional INSTIKA, Kamis (27/10). (Foto/Rusydiyono)
GO UNIVERSITY: Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir (tiga dari) kiri didampingi Bupati Sumenep KH A. Busyro Karim (empat dari kiri), Rektor INSTIKA KH Abbadi Ishamuddin (dua dari kiri) dan salah satu pengasuh Ponpes Annuqayah (lima dari kiri) dalam acara Silaturrahim Nasional INSTIKA, Kamis (27/10). (Foto/Rusydiyono)

MataMaduraNews.com, SUMENEP – Dalam sepekan ini, dua menteri kabinet Jokowi bersilaturrahim ke Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Dua menteri tersebut, yakni Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi pada Selasa (25/10), kemudian disusul dengan kehadiran Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI H. Mohammad Nasir, Kamis (27/10). Kehadiran Menteri Mohammad Nasir dikemas dengan Silaturrahim Nasional yang bertempat di aula As-Syarqawi ISTIK Annuqayah pagi tadi.

Bupati Sumenep KH A. Busyro Karim dalam kesempatan itu mengaku bangga dan berterima kasih atas kehadiran Menristekdikti di Sumenep. Orang nomor satu di kota Kuda Terbang ini memaparkan beberapa potensi yang ada kepada Menristekdikti, termasuk populasi sapi. Untuk populasi sapi, Bupati Busyro menyebut Pulau Sapudi. Karena di pulau tersebut populasi sapinya mencapai 3.540.731 ekor, sehingga dinobatkan sebagai daerah terbanyak jumlah populasi sapinya se-Indonesia.

Selain memaparkan beberapa potensi tersebut, Bupati Busyro juga menyampaikan beberapa kendala untuk terus meningkatkan jumlah dan kualitas sapi Madura. Termasuk jumlah pusat kesehatan hewan dan tenaga inseminatornya.

“Dari 27 kecamatan di Sumenep, hanya ada 8 orang petugas. Padahal idealnya 1 kecamatan 4 inseminator,” ungkap mantan Ketua DPRD dua periode itu.

Menteri Mohammad Nasir senang sehingga memberikan respon positif setelah mendengar paparan Bupati Busyro mengenai potensi yang dimiliki Sumenep termasuk peternakan juga pertaniannya. Apalagi usai mendengar ulasan perwakilan keluarga besar Ponpes Annuqayah, KH Baihaqi tentang sejarah, kiprah serta keinginan Annuqayah untuk mengubah INSTIKA menjadi universitas, Nasir langsung mendukung INSTIKA untuk segera beralih dari institut ke universitas.

“Dengan melihat potensi Sumenep yang sangat luar biasa, Annuqayah sangat layak memiliki universitas,” tegas menteri penerima Santri Award pada peringatan Hari Santri Nasional, 22 Oktober lalu.

Hanya saja, Nasir menegaskan dalam perjalanannya menuju universitas nanti,  INSTIKA harus memperhatikan potensi lokal. Sehingga pendidikan yang dikembangkan bisa mengelola potensi lokal itu sendiri, mulai dari pertanian, peternakan, dan kelautan di Sumenep.

Menyambut dukungan dari Menteri Nasir, Rektor INSTIKA KH Abbadi Ishamuddin pun akan segera mengurus apa saja yang menjadi syarat menuju universitas. Cuma yang pasti, sesuai saran dan harapan dari Menristekdikti, rancanngan pendidikan yang akan dikembangkan tetap akan mengacu kepada kebutuhan serta potensi lokal yang ada.

“Kami tingggal mengajukan proposal dalam waktu dekat ini,” terangnya, optimis.

Rusydi, Mata Sumenep

Exit mobile version