MataMaduraNews.com–PAMEKASAN-Potret pendidikan Kabupaten Pamekasan yang ada di SMA PGRI di bawah naungan YPLP Dasmen Jawa Timur begitu memprihatinkan. Sekolah yang terletak di Desa Montok, Kecamatan Larangan itu, tampaknya luput dari perhatian pemerintah.
Kondisi tersebut sebagaimana dituturkan Daman, Kepala SMA PGRI Larangan yang baru dilantik pada bulan Juli 2017 lalu.
“Membangun sekolah dengan keterbelakangan sarana dan prasarana cukup sulit, karena siswa akan melirik sekolah-sekolah yang memiliki sarana yang memadai. Namun saya optimis akan terus memperjuangkan SMA PGRI ini untuk terus maju,” katanya, Jumat (23/03/2018).
Dengan total 42 orang siswa yang dimiliki, Daman menyatakan terus melakukan inovasi untuk memajukan lembaga yang dipimpinnya tersebut. Bahkan, saat ini SMA PGRI terus melakukan koordinasi agar sarana dan prasarana di sekolah itu dapat terpenuhi.
“SMA PGRI sudah melakukan pengajuan terhadap YPLP Jawa Timur terkait lab komputer dan hal hal penunjang, agar nantinya bisa meningkatkan minat siswa untuk masuk di SMA PGRI yang satu-satunya ada di Pamekasan ini,” ungkapnya.
Selain itu, hal tersebut bertujuan pula untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat menyekolahkan putra-putrinya di SMA PGRI Larangan Pamekasan.
“Dengan kondisi yang memprihatinkan, kamu terus mengupayakan bagaimana SMA PGRI dapat bersaing dengan sekolah sekolah swasta dan juga sekolah Negeri,” imbuh Daman.
Goalnya, kata dia, yaitu agar SMA PGRI Larangan bisa mencipatakan generasi-generasi tangguh dan mampu berdaya saing.
“Sehingga, lulusan SMA PGRI mampu berguna dalam kehidupan masyarakat,” pungkas Daman.
Basri, Mata Madura