Peristiwa

Miris! Di Desa Kokop Bangkalan Warga Berjalan 3 KM hanya Demi Dapatkan Air Kotor

Kekeringan di Bangkalan
Warga Desa Manding saat mengantri air di Sumur Dengrat, Dusun Sreseh, Desa Bandang Laok, Kecamatan Kokop. (Foto Syaiful/Mata Madura)

matamaduranews.com-BANGKALAN-Sejumlah warga Kecamatan Kokop, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur belum bebas dari bencana kekeringan. Pasalnya, sampai saat ini bantuan air bersih dari pemerintah daerah dianggap tidak maksimal.

Warga Kokop akhirnya terpaksa mencari sisa-sisa sumber air yang masih terkubur di kedalaman tanah, dengan cara berbagi air di sumur yang jaraknya 3 KM. Parahnya, air yang mereka dapatkan tak terlalu bersih, karena kemarau panjang yang melanda wilayah tersebut selama 7 bulan terakhir.

Meskipun mendapatkan sumber air kotor dan berbau, warga Kokop tak punya pilihan sehingga air tersebut tetap mereka manfaatkan. Sebab, sumber air di permukiman warga sudah mengering.

Seorang warga Desa Mandung, Kecamatan Kokop, Nasiruddin (40) mengaku, sudah menggunakan air keruh itu selama beberapa bulan terakhir. Air keruh digunakan warga untuk keperluan mandi dan mencuci pakaian, sementara untuk memasak dan minum harus menyimpan air yang diambil ketika jernih.

“Kalau airnya bersih maka digunakan untuk memasak, tapi kalau keruh hanya untuk mandi saja,” kata Nasiruddin saat ditemui Mata Madura, Kamis (10/10/2019).

Menurut dia, enam dusun di Desa Mandung, Kecamatan Kokop memang belum tersentuh bantuan air bersih dari pemerintah daerah. Dusun tersebut yaitu Sekgerse’, Dangbigih, Komereh, Duko, Palongan dan Dusun Morangsanah.

Alhasil, warga enam dusun itu merasa kebingungan mendapatkan air bersih. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan mandi dan minum, mereka berjalan kaki sejauh 3 KM untuk mengambil air di Sumur Dengrat, Dusun Sreseh, Desa Bandang Laok.

Atas kondisi tersebut, Nasiruddin berharap kepada Pemerintah Kabupaten Bangkalan agar memperhatikan kebutuhan masyarakat. Karena air adalah kebutuhan yang mendasar bagi manusia.

“Setahu saya air kan kebutuhan yang mendasar bagi manusia, jadi ya tolong pemerintah diperhatikan. Soalnya kan kalau beli ya uang darimana, namanya juga orang desa penghasilan tak seberapa. Ayolah pemerintah sentuh desa kami,” keluhnya.

Terpisah, Mohammad Toha selaku Camat Kokop menyatakan, pihaknya sudah menerima keluhan masyarakat tentang sulitnya mendapatkan air bersih.

“Saya sudah menerima aspirasi dari masyarakat, dan kami tampung aspirasinya. Besok kami akan memberikan surat secara tertulis kepada Bupati Bangkalan Ra Latif,  agar segera diperhatikan terkait masalah kekeringan,” ungkapnya, Kamis (10/10/2019).

Toha kembali menegaskan, pihaknya akan melayangkan surat kepada Bupati Bangkalan dengan tembusan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangkalan secepatnya.

“Besok (Jumat, red) akan kami surati terkait keluhan warga Kokop, tetapi sebelumnya sudah kami komunikasikan kepada stakeholder, insyaallah akan segera menemukan solusi,” tegas Toha.

Syaiful, Mata Bangkalan

Exit mobile version