Karya: Cecep Gaos*
Muridku…
Gajiku memang kecil. Tapi itu tak menghalangiku tuk memberikan yang terbaik untukmu. Sepenggal waktu yang kuambil dari keluargaku telah kuberikan padamu. Sekeranjang cinta yang kubawa dari rumahku, telah kusajikan untukmu. Sekotak kasih sayang yang kucuri dari istriku telah kupersembahkan untukmu.
Muridku…
Mungkin kau tersinggung dengan teguranku. Bisa saja hatimu terluka oleh ucapanku. Jiwamu pun tercabik oleh lisanku. Jika memang seperti itu, maafkanlah aku.
Tapi muridku…
Semua itu, aku lakukan sebagai bukti cintaku padamu. Itu semua bentuk kasih sayang yang bisa kuberikan. Seperti cinta dan kasih sayang orangtuamu padamu, yang selalu mengharapkan anaknya berakhlak dan berilmu.
Muridku…
Jangan kau ambil nyawaku. Keluargaku di rumah sedang menungguku. Istriku yang sedang mengandung buah hatiku, sedang berharap cemas menanti kehadiranku. Ia mengharapkan kedatanganku, tuk membawa pulang sekeranjang cinta dan sekotak kasih sayang yang kucuri darinya untukmu.
Muridku…
Kini ku hanya bisa menatap istriku dari jauh, tanpa ku mampu mengusap linangan air matanya. Ku hanya bisa melihat kesedihannya yang mendalam, tanpa ku mampu memeluknya. Ku hanya bisa memandangi perutnya yang mulai membesar dengan penuh kegetiran, tanpa ku mampu mengusap dan menciumnya.
Muridku…
Kini ku hanya bisa berharap, semoga Tuhan selalu melindungi istri dan calon buah hatiku.
#CG @Karawang, 02-02-2018
*Puisi ini saya persembahkan sebagai doa dan ucapan bela sungkawa atas meninggalnya Pak Ahmad Budi Cahyanto, seorang guru SMAN 1 Torjun Kab. Sampang, yang meninggal dianiaya oleh salah seorang muridnya.
Sumber: Kompasiana
Penuh liku
TULUSMU LURUS
MNGEJAR CAHAYA
SENIMU TRLIHAT BGTU INDAH
Ketika tak terlihat kau ada disini
SESAAT KAU BRKARYA namun
Sucinya DO’a dn AIR MATA
DIMANA2 trcurahkN
Untuk DIRIMU
MAAF
AKU TERLAMBAT MEMGATAKAN PD MU
AKUILAH AK SBAGAI MURITMU GURUKU kau penuh jasa
Terima kasih matamaduranews.com telah memuat puisi saya ini. Semoga almarhum Pak Budi husnul khotimah dan diterima segala amal ibadahnya. Aamiin yaa Robbal ‘Aalamiin…
Amin. Kembali. Semoga Mas Cecep Gaos berkenan.