Nasi Serpang; Kuliner Khas Bangkalan yang Melegenda

×

Nasi Serpang; Kuliner Khas Bangkalan yang Melegenda

Sebarkan artikel ini
Nasi Serpang; Kuliner Khas Bangkalan yang Melegenda
Nasi Serpang yang laris manis karena enak dan murah. (matamadura.syaiful)

matamaduranews.comBANGKALAN-Setiap daerah memiliki ciri khas kuliner. Kuliner khas Bangkalan, bukan hanya sate dan soto. Ada masakan kampung yang sudah melegenda di Bangkalan.

Nasi Serpang namanya. Para penjual Nasi Serpang sering menjajakan jualannya di pinggir jalan utama. Salah satunya ada tiga titik dipusat Kota Bangkalan di pinggir Jalan Panglima Sudirman. Jl. Ki Lemah Duwur dan Jl. Trunojoyo.

Nasi Serpang terdiri dari nasi hangat, telur asin, kerang, dendeng sapi, mie soun, pepes tongkol udang, tahu dan kerupuk kulit sapi bercampur kuah santan. Peyek kacang dan udang serta yang terakhir adalah sambel trasi yang menambah nikmat.

Salah satu ciri khas Nasi Serpang adalah bungkusan daun pisang.

Cara menjualnya pun sederhana, dengan semacam lapak kecil di pinggir jalan, ada yang pakai tenda atau payung.

Serpang sejatinya adalah nama dusun di Desa Sabiyan, Kecamatan Arosbaya, wilayah pinggiran sekitar sepuluh kilometer arah utara dari pusat pemerintahan Bangkalan.

Sehingga bisa ditebak, asal-usul nasi serpang berasal dari Dusun Serpang yang diwariskan secara turun-temurun.

Hingga kini, Nasi Serpang jadi penopang utama perekonomian warga di dusun itu.

Nasi Serpang adalah hidangan yang kayak lauk-pauk. Tiap bungkusnya berisi sekepal nasi pulen dengan aneka lauk.

“Meski nasinya tampak sedikit, tapi mengeyangkan,” kata Fathur, warga Bangkalan penyuka Nasi Serpang.

Mengenyangkan karena aneka lauk ini disajikan dalam bungkus terpisah.

“Sambal goreng kerang, rempeyek udang, empal goreng, kuah sik-usik yang sejatinya kerupuk kulit sapi dengan kuah santan kental. Ada juga pepes tongkol, telur asin, serta serundeng,” terang Fathur pada Mata Madura. Sabtu (4/1/2020)

Rasa masing-masing lauk itu berbeda-beda. Sambal goreng kerang terasa gurih rada pedas dan ada manisnya.

Rempeyek itu gurih karena udangnya segar. Sik-usik terasa kuat santan dengan bumbu kemerahannya. Sedangkan pepes tongkol, telur asin, dan serundeng, memperkaya rasa nasi petis. Serundengnya yang agak manis, terasa betul ketumbarnya.

Dengan lauk begitu banyak, jika dibandingkan volumenya, lebih banyak lauk ketimbang nasinya yang cuma sekepalan tangan. Dijamin Anda kenyang. Kenyang yang lezat.

Nasi Serpang hanya dijual mulai pukul 05.30 hingga pukul 07.30 pagi. Porsinya pun terbatas hanya 30 bungkus per hari.

“Jam 08.00 kami sudah pulang, dagangan habis,” kata Sofiyah, penjual Nasi Serpang, penduduk Dusun Timur Sungai.

Bila lapak sudah tutup, banyak pelanggannya datang langsung ke rumahnya untuk makan.

Untuk kantong orang Madura dan porsi nasi yang mini, harga nasi serpang lumayan mahal, yaitu Rp 15 ribu per porsi.

Di Bangkalan, penjual Nasi Serpang tidak banyak. Meski laku keras, mereka enggan membuka warung khusus.

Mereka memilih membuka lapak seadanya di pinggir jalan. Pusatnya di kawasan Pecinan, di dekat pusat pemerintahan Bangkalan.

“PKL yang jualan di Pecinan ini masih kerabat dan berasal dari dusun yang sama,” ujar Sofiyah.

Hingga kini, selain keluarga Sofiah, ada tujuh keluarga lain di Dusun Timur Sungai yang jago membuat nasi serpang. Mereka masih kerabat.

Bila ada penjual nasi serpang di kecamatan lain, Sofiyah mengatakan mereka itu hanya penjual dan pembuatnya tetap warga Dusun Timur Sungai.

“Rata-rata pesanan per hari untuk saya saja bisa mencapai 100 hingga 300 bungkus.” tutupnya.

Syaiful, Mata Bangkalan

KPU Bangkalan