HankamNasional

Nasib Teddy Minahasa; Siang Dikabarkan Positif, Malam Negatif

×

Nasib Teddy Minahasa; Siang Dikabarkan Positif, Malam Negatif

Sebarkan artikel ini
Kapolda Teddy
Irjen Pol Teddy Minahasa

EVMF

Mythomania (Pseudologia Fantastica). Ucapan Irjen Teddy Minahasa yang dikutip Abah pada CHD – Madura Minahasa : “Berhati-hatilah melaksanakan tugas. Jangan gegabah. Jangan pamrih. Kalau ingin kaya jangan jadi polisi. Polisi itu pengabdian,” Sangat bertolak- belakang dengan jumlah kekayaan yang dimilikinya, yang terbilang luar biasa besar untuk ukuran seorang Pati Polisi. Juga hari ini beredar isu beliau ditangkap Propam karena terkait narkoba. Dua hal ini jelas sekali bertentangan (bertolak-belakang) dengan apa yang pernah diucapkan beliau. Lantas apa tujuan Irjen Teddy dengan ucapannya yang sangat bijaksana tersebut, yang juga dikutip oleh CHD ?? Ini adalah suatu kebohongan yang bisa dikategorikan sebagai “mythomania syndrome”. Beberapa karakteristik “mythomania” antara lain : 1. Kebohongannya tidak memiliki keuntungan khusus. 2. Kisah yang diceritakan biasanya bersifat dramatis seolah-olah menggambarkan dirinya sebagai pahlawan. Belum bisa dipastikan, tetapi kemungkinannya sangat besar akibat pengaruh dari pemakaian narkoba.

Chei Samen

Purwodadi. Grobogan. Dalam perjalanan panjang dari Rembang, setelah menjunjungi makam RA Kartini. Saya kemalaman di Purwodadi. Esoknya saya bertemu “sweke”. Dibilang makanan khas Purwodadi. Selamat pagi Indonesia.

Budi Utomo

@DK. Syukurlah kalau Anda punya prinsip tak ada pemaksaan dalam beragama. Berarti Anda bukan termasuk orang yang sangat ekstrem yang sedikit-sedikit mempermasalahkan agama seseorang. Sesuatu yang merupakan ranah pribadi. Walaupun demikian pemaksaan agama secara struktural dan bahkan governmental terjadi di negara kita. Contohnya di era Orde Baru ketika seseorang disuruh memilih salah satu dari lima. Padahal agama di dunia ini menurut mbah google ada puluhan, ratusan bahkan ribuan. Akibatnya ada yang beragama Konghucu terpaksa memilih Buddha di KTP nya. Gus Dur kemudian membuat gebrakan dengan menambahkan Konghucu sehingga pilihan agama menjadi enam. Dan kemudian terjadi debat sengit mengenai wiwitan, kejawen, dll. Apakah bisa dimasukkan sebagai agama juga. Keputusan akhirnya tidak. Lalu di KTP bagaimana? Dikosongkan. Lha kosong itu bisa ditafsirkan macam-macam mulai dari agnostik, tak beragama, sampai atheis. Sebuah ranah pribadi tapi pemerintah menjadikannya ranah publik. Karena itu kemudian Gus Dur setuju dengan kampanye menghilangkan kolom agama di KTP. Dan pemikiran Gus Dur ini kemudian dikecam dari berbagai penjuru. Tapi itulah sang Guru Bangsa sedang menunjukkan kearifannya walau melawan opini banyak orang.

KPU Bangkalan
Tanah Kas Desa
Hankam

matamaduranews.com-WINANTO bertanya lokasi TKD ber-Letter C yang ramai…