Religi

Nur Ilahi Menurut Al-Ghazali

matamaduranews.comNur Ilahi (cahaya ilahi) menurut Al-Ghazali adalah hal yang nyata di dunia.

Kata Al-Ghazali, Nur Ilahi atau Nurullah merupakan Cahaya Tertinggi di antara cahaya yang ada.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Menurut Al-Ghazali dalam kitab Misykat al-Anwar, Allah SWT sebagai sumber segala cahaya. Semua bentuk cahaya lainnya hanyalah pantulan dari cahaya Allah (Nurullah)

Untuk lebih meyakinkan, Imam Al Ghazali menggunakan ayat “Ayat Nur” QS. An-Nur ayat 35 sebagai landasan utama untuk menjelaskan hubungan antara Allah sebagai sumber cahaya segala sesuatu dengan makhluk-Nya.

Al-Ghazali mendefinisikan cahaya (nur) sebagai sesuatu yang membuat segala hal menjadi nyata atau terlihat. Ia membagi cahaya ke dalam beberapa tingkatan:

Cahaya Fisik: Seperti cahaya matahari, bulan, atau api yang membuat benda tampak oleh mata.

Cahaya Spiritual: Seperti ilmu pengetahuan, akal, dan petunjuk (hidayah) yang menerangi hati manusia.

Cahaya Tertinggi (Nurullah): Allah SWT sebagai sumber segala cahaya. Semua bentuk cahaya lainnya hanyalah pantulan dari cahaya Allah.

Dalam Ayat Nur, Al-Ghazali menggambarkan Nur Ilahi sebagai metafora:

Yaitu: Misykat (ceruk/lentera): Melambangkan hati manusia.

Zujajah (kaca): Melambangkan sifat hati yang bening dan cemerlang jika dibersihkan dari noda dosa.

Misbah (lampu): Melambangkan iman dan pengetahuan yang memancar dari hati yang diterangi cahaya ilahi.

Syajarah Mubarakah (pohon yang diberkahi): Melambangkan wahyu dan ajaran para nabi yang murni dan abadi.

Nurullah dalam Hati Manusia

Al-Ghazali menjelaskan bahwa hati manusia dapat menjadi penerima Nurullah jika hati tersebut:

Dibersihkan dari kegelapan hawa nafsu, dosa, dan syahwat.

Diterangi dengan ilmu, zikir, dan ketaatan kepada Allah.

Mendapatkan pancaran cahaya ilahi melalui wahyu dan ajaran para nabi.

Hati yang diterangi oleh cahaya Allah akan memancarkan kebijaksanaan, kebenaran, dan keindahan.

Redaksi

 

Exit mobile version