LiangYangAn æ¢æ¥Šå®‰
Secara etimologi, 馬馬虎虎 (MămăhÅ«hÅ«) berasal dari 喇喇忽忽 (Lă lă hÅ«hÅ«) berdasarkan interaksi budaya antara Manchu dan Cina di zaman kekaisaran dahulu. Ungkapan 喇忽 (lă hÅ«) dalam bahasa Manchu berarti “tidak terampil berburu”, namun frasa 喇喇忽忽 (Lă lă hÅ«hÅ«) sepertinya mengikuti dialek Cina yang kerapkali diulang. Sedangkan 馬虎 (măhÅ«), kisahnya berawal dari seorang pelukis pada Dinasti Song yang mempunyai kebiasaan melukis sesuka hatinya. Suatu ketika, ketika baru saja dia melukis kepala harimau, datanglah seseorang yang memintanya melukis kuda, dan pelukis itu dengan sesuka hatinya melukis tubuh kuda di belakang kepala harimau yang baru saja dia lukis, jadilah lukisan kuda berkepala harimau. Si pemesan lukisan kuda tidak menginginkan hasil lukisan tersebut, sehingga lukisan tersebut hanya digantung di dinding rumah pelukis tersebut. Putra sulungnya bertanya apa yang ada di lukisan itu, pelukis tersebut menjawabnya “Harimau”. Kemudian si bungsu pun bertanya hal yang sama, dengan perasaan kesal (karena lukisannya tidak laku) pelukis tersebut menjawabnya “Kuda”.
Fra Wijaya
Abah kok pakai kaos seperti itu,terkesan kurang menghargai yg mengundang bah,walau itu acara informal tp diacara yg terkesan relegi sprt itu apalagi itu acara tahlilan klo kurang suka pakai baju koko baiknya pake hem atau pakai baju bukan kaos, klo terpaksa pakai kaos setidaknya pakai kaos yg ada kerahnya, mohon maaf kalau berbeda pandangan….
Mirza Mirwan
Jennifer Grout, wanita kelahiran Boston, 21 Mei 1990, awalnya menjadi penyanyi di kafe milik orang-orang Syuriah di Montreal, Kanada. Lulus dari McGill University, 2012, ia pergi ke Maroko untuk belajar lagu-lagu Arab. Oleh gurunya ia disuruh mendengarkan tilawah Quran dari maestro tilawah Mesir, Mohammad Siddiq al-Menshawi. Hati Jennifer bergetar, luluh. Ia lantas belajar tentang Islam kepada temannya, pemuda Maroko. Lalu ia mantap menjadi muallaf. Th. 2012 keduanya menikah. Ajaibnya, Jennifer kemudian bisa tilawah mengikuti style Muhammad Siddiq al-Menshawi. “Makharijul huruf”-nya begitu sempurna. Salah satu “resital” tilawah Jennifer Grout yang sering saya tonton adalah saat ia membacakan 2 ayat terakhir Surah al-Baqarah (285-286). Penasaran? Lihat saja di Youtube. Ketik: Jennifer Grout, Surah al-Baqarah 285-286.
Johan
马马虎虎 ungkapan kata yang umum di kalangan orang Tionghoa. Dua kata yang diulang sesuai kebiasaan untuk menegaskan sebuah situasi dan kondisi. Secara umum maknanya berarti: tidak terlalu bagus, tidak luar biasa, hangat hangat kuku, sedang sedang saja. Saya respek dengan orang Tionghoa yang mempertahankan pemberian nama Tionghoa kepada keturunannya. Nama adalah identitas utama seorang etnis Tionghoa. Tanpa nama orang Tionghoa kehilangan identitasnya. Pemberian nama juga tidak sembarang. Ming (å) adalah huruf karakter yang sama untuk penulisan kata “nama ” dan “reputasi”. Jadi pemberian nama itu penting. Seperti perkataan Confucius: “åä¸æ£åˆ™è¨€ä¸é¡ºï¼Œè¨€ä¸é¡ºåˆ™äº‹ä¸æˆ” (Ketika nama seseorang tidak tepat, kata-kata seseorang tidak akan diterima. Jika kata-kata seseorang tidak diterima, seseorang tidak dapat mencapai apa pun).