Pasien Covid di Sumenep Biaya Sendiri di Puskesmas

×

Pasien Covid di Sumenep Biaya Sendiri di Puskesmas

Sebarkan artikel ini
Poistif Corona
Ilustrasi. (Pixabay)

matamaduranews.comSUMENEP- Lonjakan warga Sumenep yang terpapar Covid-19 bikin sejumlah puskesmas ikut sibuk mengobatinya.

Sayang, biaya pengobatan untuk pasien covid-19 di puskesmas itu tak masuk yang ditanggung pemerintah.

Secara mandiri, keluarga pasien menanggung biaya pengobatan selama dirawat inap di puskesmas.

Informasi pasien covid biaya sendiri saat dirawat di puskesmas diperoleh Mata Madura dari aktivis sosial asal Pulau Raas, Fauzi Muhfa.

Fauzi menyebut, tetangganya lima hari lalu keluar dari Puskesmas Raas setelah menjalani perawatan.

“Ada dua tetangga saya yang keluar setelah dirawat covid di PKM Raas. Mereka bayar sendiri selama dirawat di puskesmas. Apakah, biaya covid untuk pasien yang dirawat di puskesmas memang dibayar sendiri oleh pasien?,”tanya Fauzi saat mengirim informasi kepada redaksi Mata Madura, Rabu (14/7/2021).

Mata Madura bingung mencari klarifikasi atas pernyataan Fauzi Muhfa. Pusat Informasi tentang update Covid-19 di Sumenep tak lagi mudah diakases oleh para jurnalis.

Padahal, banyak informasi yang berseliweran di masyarakat sejak PPKM Darurat diberlakukan di Sumenep. Salah satunya, banyak orang mati dan sakit dengan gejala sama di desa-desa. Juga pasien covid meninggal di rumah sakit bukan petugas yang menyucikan hingga penguburan. Melainkan ahli waris.

Beruntung ada sumber yang berkenan memberikan informasi terkait pembiayaan pasien covid-19 di rumah sakit.

Hanya saja ia tak berkenan identitasnya ditulis karena menyangkut etik.

Informan sebut saja inisial S. Menurutnya, biaya pengobatan pasien covid-19 yang ditanggung pemerintah hanya pasien yang dirawat di rumah sakit rujukan atas rekomendasi pemerintah alias Satgas Covid-19.

Sementara, Rumah Sakit rujukan untuk pasien Covid-19 di Sumenep hanya ada dua. Yaitu, RSUD dr Moh Anwar dan Rumah Sakit Islam (RSI) Kalianget.

Kendati demikian, RSUD Sumenep hanya menyediakan 59 ruangan khusus pasien Covid-19. Alhasil, pada 3-4 Juli 2021 IGD RSUD Moh Anwar mengalami overload. Sedangkan pasien Covid-19 sejak akhir Juni mengalami lonjakan yang sangat drastis.

Akibat hal itu, banyak pasien Covid-19 di berbagai kecamatan memilih minta perawatan di Puskesmas terdekat dengan biaya ditanggung sendiri oleh pasien.

“Puskemas itu hanya diberi anggaran untuk tracing dan sekedar pemberian vitamin,” kata inisial S kepada Mata Madura.

Inisial S berharap, RSUD Moh Anwar bisa menambah ruangan khusus pasien Covid-19. Sebab, katanya-Puskesmas tidak memiliki fasiltas yang memadai dibanding RS rujukan untuk penanganan pasien Covid-19.

“Selain tak diberi anggaran untuk pembiayaan gratis pasien Covid-19. Fasilitas di puskesmas juga terbatas,” sambungnya.

Harapan RSUD Sumenep menambah ruangan pasien covid-19 cukup berlasan. Katanya, gedung RSUD Sumenep sangat luas. Ruangan Griyu bisa dialih fungsikan bagi pasien Covid-19.

Inisial S bercerita, dampak lonjakan Covid-19 ada 8 Nakes Sumenep yang meninggal dunia. Sedangkan update terbaru, 200 Nakes tengah terkonfirmasi Covid.19.

“Sekarang 200 Nakes itu sedang menjalani isolasi. Ini dilemanya. Warga saat datang ke Puskesmas untuk berobat tak bisa ditolak. Sementara ratusan Nakes terpapar covid,” sambungnya.

Kini para Nakes di sejumlah puskesmas menerima tugas tambahan dalam penanganan pasien Covid-19.

“Kalau di rumah sakit rujukan itu kan ada petugas khusus yang melakukan kremasi, terus menguburkan, itu dianggarkan. Kalau di puskesmas siapa? terpaksa Nakes sendiri yang melakukan itu semua. Jadi mereka merawat, sekaligus mengurus sambil mengubur sendiri,” ceritanya.

Inisial S berharap, penanganan pasien Covid-19 segera ada solusi. Setiap OPD terkait bersinergi dalam melakukan kordinasi dan kerjasama.

Biaya penganggaran penanganan Covid-19, kabarnya sudah dirancang penganggarannya.

Namun, biaya anggaran untuk pasien Covid-19 di puskemas sepertinya belum tersentuh.

“Anggaran yang bertumpuk itu masih untuk rumah sakit rujukan penanganan covid,” pungkas inisial S.

Bahri, Mata Madura

KPU Bangkalan