Berita UtamaPolitik

Pekerja Musik Pamekasan Berharap ke Paslon Kharisma  

Pamekasan
Ketua PPMP, H Agus Stargo bersama Cabup Kharisma, KH Kholilurrahman

matamaduranews.com-Para pekerja musik yang tergabung pada Paguyuban Pekerja Musik Pamekasan (PPMP) berharap pasangan calon (Paslon) Kharisma akomodatif dan tidak diskriminatif terhadap kiprah para pekerja musik di Pamekasan.

“Selama ini, kita tahu bahwa para pekerja musik di Pamekasan khususnya genre dangdut seringkali dihalang-halangi saat mau mengadakan show,” ucap Ketua PPMP, H Agus Stargo kepada  Mata Madura, Sabtu 23 November 2024.

Menurut H. Agus, yang juga ketua Forum RT/RW se Kabupaten Pamekasan ini,  dirinya hormat kepada fatwa ulama terhadap persoalan show musik di Pamekasan.

Namun dirinya berharap para ulama bisa memahami kepentingan para pekerja musik di Pamekasan.

“Saya menjamin bahwa seluruh aktifitas show musik Pamekasan khususnya yang tergabung di organisasinya, tetap dalam kepatutan dan kesopanan.

Menanggapi hal tersebut. Calon  bupati Kharisma, KH. Kholilurrahman memahami aspirasi PPMP tersebut. Dirinya mengapresiasi kiprah para pekerja musik yang berjuang di bidang pembangunan seni budaya.

“Adapun fatwa ulama terkait dengan aktivitas seni khususnya seni musik, harus kita hormati dan kita junjung tinggi. Fatwa ulama merupakan penting sebagai bentuk tanggung jawab alim ulama terhadap moral ummat”, urai KH. Kholilurrahman, calon bupati pasangan Kharisma kepada Mata Madura di kediamannyanya (23/11/2024)

Menurut calon bupati yang juga pengasuh pondok pesantren Matsaratul Huda Panempan Pamekasan ini, antara yang memfatwakan dan pihak terkait fatwa bukanlah sesuatu yang saling berhadapan .

“Saya berkeyakinan, bahwa fatwa ulama ini adalah bentuk cinta dan tanggung jawab para beliau terhadap ummat. Dan saya pun juga berkeyakinan, para pekerja musik pun juga sangat hormat kepada ulama”, urai KH. Kholil.

“Dari kesamaan dan rasa cinta ulama serta ras hormat pekerja musik ini bisa kita rumuskan bersama kompromi-kompromi yang akan kita hadirkan bersama dalam bentuk kebijakan penyelenggaraan kegiatan hiburan khususnya musik. Yang penting masing-masing pihak menyadari dan berkomitmen terhadap paradigma kebijakan publik. Misalnya, kelompok pekerja musik sadar dan komitmen terhadap pertunjukan yang sopan dalam norma kepatutan umum”, tambah KH. Kholil menutup pembicaraan dengan Mata Madura. (Johar Maknun)

Exit mobile version