
MataMaduraNews.com–BANGKALAN-Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syarifah Ambami (Syamrabu), Bangkalan, Madura, Jatim, sering mendapat keluhan dari keluarga pasien. Tapi, anehnya, Direktur RSUD Syamrabu, Drg Yusro sulit dikonfirmasi wartawan. Keberadaannya seperti ditelan bumi.
Berulangkali ditulis oleh sejumlah media soal amburadulnya pelayanan juga tidak ada klarifikasi dari pihak rumah sakit. Entah klariikasi langsung dari direktur maupun dari bidang pengaduan pelayanan.
Rabu (23/11/2016) sekitar jam 10.00 WIB Mata Madura  mendatangi RSUD Syamrabu. Di depan respsionis menyatakan maksud kedatangan untuk menemui direktur dalam rangka konfirmasi pelayanan RSUD yang menimpa Wakil Ketua Komisi D DPRD Bangkalan, Mukaffi Anwar yang terserang stroke saat memimpin rapat komisi. Sehari sebelumnya, Mukaffi sedang dilarikan ke RSUD Syamrabu, tapi selama dua jam menunggu, baru ditangani tindakan medis. Kejadian yang menimpa mitra rumah sakit ini, menjadi viral di medsos dan media online.
Resepsionis menghubungi telpon ruangan Drg Yusro. Berulangkali ditelpon resepsionis belum ada respon. Dan si resepsionis mengatakan direktur sedang tidak ada di tempat. Mata Madura mencoba menghubungi nomor telpon Drg Yusro, tapi terjawab suara telpon dialihkan.
Kedatangan Mata Madura ke rumah sakit kebanggaan Pemkab Bangkalan ini terhitung lima kali. Tapi semua hasil nihil.
Berikut testimo keluarga pasien terkait pelayanan RSUD Syamrabu Bangkalan.
- Mahfud, anggota Komisi C DPRD Provinsi Jawa Timur menilai RSUD Syamrabu sangat lemah dalam pelayanan pasien yang membutuhkan tindakan darurat. Anggota FPDI-P ini menyaksikan langsung Wakil Ketua Komisi D DPRD Bangkalan, Mukaffi Anwar yang terserang stroke saat memimpin rapat komisi waktu dilarikan ke RSUD Syamrabu. Selama dua jam Mukaffi menunggu, baru bisa dilakukan tindakan medis.“Sangat tidak layak RSUD Syamrabu dapat predikat B.Saya menyaksikan langsung bagaimana bentuk pelayanannya. Peyalanannya sangat amburadul,†keluh Mahfud di hadapan sejumlah awak media, Rabu (23/11/2016).
- Keluhan sebelumnya datang dari Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Bangkalan, Muhyi. Dia menyebut, pasien yang menggunakan fasilitas BPJS, KIS, SEHATI dan Jamkesmas mendapat pelayanan berbeda dibanding pasien umum di RSUD Syamrabu.
- Takmir, keluarga pasien asal Kwanyar saat anggota keluarganya sakit tidak segera mendapatkan pelayanan lebih cepat. Sehingga dia mendaftar sebagai pasien umum. “Terpaksa saya menggunakan pasien umum, biar cepat ditangani, kasihan,†akunya.
- Salam, keluarga pasien yang pernah mendapatkan perlakuan kasar dari petugas RSUD Syamrabu. Ketika itu, Salam mendampingi warganya yang sedang sakit. Karena ada kekeliruan di tanggal surat kelengkapan administrasi sebagai pasien menggunakan fasilitas Jamkesmas, petugas rumah sakit langsung menyobek surat tersebut di depan banyak orang dengan kasar. “Saya mengaku salah, Mas, namun kesalahan itu tidak disengaja, cuma salah ketik. Tapi ternyata pihak rumah sakit langsung menyobek surat tersebut dengan kasar. Jelas kami kecewa,†ungkapnya kepada Mata Madura.
- Khoir asal Modung saat mengantar kakaknya ke Poli bedah umum. Petugas yang melayaninya memvonis saudara laki-lakinya mengalami gejala hernia. Khoir kemudian bertanya solusi kepada petugas. Lalu petugas menjawab pertanyaannya dengan nada yang tinggi dan ketus. “Ya jika ingin sembuh harus dioperasi,†akunya.
 Hasin, Mata Bangkalan