matamaduranews.com–SUMENEP-Tindak kriminal dengan kekerasan hingga pembunuhan kerap terjadi di Pulau Talango, Sumenep, Madura, Jatim.
Warga Pulau Talango Sumenep sudah tak asing dengan insiden kekerasan hingga pembunuhan. Hanya saja, insiden itu jarang terekspose ke media.
Sujalo, warga Pulau Talango bercerita kepada Mata Madura, soal insiden kekerasan hingga pembunuhan bukan sesuatu yang baru di Pulau Talango. Bahka ia menyebut hampir tiap bulan selalu mendengar ada insiden pembunuhan dan pembacokan.
“Kalau soal pembunuhan dan tindak kekerasan sudah biasa di Talango. Hanya saja pelaku banyak yang belum terungkap karena warga banyak yang ketakutan untuk bercerita ke polisi,†cerita Sujalo, Jumat (13/12/2019).
Menurut Sujalo, insiden pembunuhan atau tindak kekerasan juga jarang diekspose oleh media. Sebab, katanya, masyarakat seakan ketakutan jika cerita ke media.
“Kalau yang ada di media itu hanya secuil,†ucap Sujalo.
Pada jejak digital, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, hanya ada dua pembunuhan yang terkespose ke media.
Pertama, Maret 2016, ada korban pembunuhan yang diketemukan nelayan saat korban mengambang di pantai Desa Cabbiye, Kecamatan Talango, Pulau Talango. Moh Anwar (36), warga Kampung Jikantang, Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget ini, menjadi korban pembunuhan. Hingga saat ini pelaku masih belum terungkap.
Kedua, korban Ibnu Hajar warga Desa Cabbiya, Kecamatan Talango, Sumenep, yang ditembak pada 20 April 2018. Polisi berhasil menangkap pelakunya, pada Agustus 2019.
Terkini, rencana pembunuhan yang dialami kakek Suhairi (60), warga Dusun Gua Koong, Desa Padike, Kecamatan Talango, Sumenep.
Dia mengalami luka serius di bagian tubuhnya setelah dibacok orang tak dikenal pada hari Minggu dini hari sekitar jam 03.00 (15/12/2019).
Akibatnya, Suhairi harus dilarikan ke RSUD Dr H Moh Anwar Sumenep, Minggu siang.
Sekretaris Desa Padike, Dian Wahyudi tak mengelak insiden yang menimpa kakek Suhairi, warganya.
Menurutnya, kakek Suhairi ditemukan tetangga saat tak sadarkan diri pada Minggu pagi sektar jam 05.00 WIB.
Sebelum dirujuk ke RSUD Sumenep, kakek Suhairi sempat berbisik ke sanak familinya. Kata Suhairi, pelaku terdiri tiga orang yang tak dikenalinya saat membacok sekujur tubuhnya hingga patah tulang.
Pengeroyokan dengan senjata tajam seperti celurit dan parang mengakibatkan tubuh Suhairi mengalami luka bacok di bagian lengan dan dada.
Hasil rontgen juga menunjukan jika korban mengalami tulang patah tiga titik, yaitu di pelipis kiri, rahang, dan tulang hidung.
Sementara, Kasubag Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S membenarkan kejadian pembacokan yang menimpa kakek Suhairi, warga Pulau Talango.
Hanya, AKP Widi enggan membeber lebih lanjut motif dan kronologi kejadian itu.
Hambali rasidi