Pemuda Kropoh Raas Ngeluruk Sekretariat Panitia Pilkades, Rupanya Ini Pemicunya

Pilkades Serentak Sumenep
KOSONG: Pemuda Kropoh, Kecamatan Raas mendapati sekretariat Panitia Pilkades dalam keadaan kosong. (Foto for Mata Madura)

matamaduranews.com-SUMENEP-Sejumlah pemuda yang mengatasnamakan Pemuda Desa Kropoh, Kecamatan Raas, Kabupaten Sumenep, ngeluruk Sekretariat Panitia Pemilihan Kepala Desa setempat, Senin (19/08/2019) pukul 09.00 WIB.

Zainullah, salah seorang pemuda yang ikut ngeluruk Sekretariat Panitia Pilkades Kropoh saat itu, kepada Mata Madura menceritakan, tujuan mendatangi sekretariat panitia dalam rangka menyampaikan temuannya yang dinilai mencederai proses demokrasi di desanya.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

“Pasalnya dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang merupakan dasar penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT), terdapat sejumlah nama yang tercatat sudah tidak lagi menjadi penduduk desa setempat, serta sejumlah nama yang tercatat sudah meninggal dunia,” terang Zainullah.

Sebab itu, pemuda di desa tersebut meminta Panitia agar DPS yang diumumkan panitia Pilkades Kropoh harus direvisi sebelum ditetapkan sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT).

“Perbup Nomor 27 tahun 2019 tentang Pilkades sudah jelas menyatakan bahwa yang berhak memberikan hak suara adalah penduduk setempat, sehingga apabila ada warga desa yang memiliki KTP di luar Desa Kropoh atau berdomisili di luar Kropoh, maka gugur hak pilihnya,” tegas Zainullah.

Karena persoalan demikian, Zainullah bersama rekan-rekannya menduga Panitia Pilkades Kropoh tidak netral.

“Pada kontestasi Pilkades tahun ini, saya menilai adanya indikasi kecurangan yang dilakukan oleh panitia Pilkades, karena ditenggarai ada jumlah pemilih “siluman” yang terdaftar dalam DPS yang jumlahnya mencapai puluhan,” paparnya.

Sebagai langkah antisipatif, dia mengimbau seluruh warga Kropoh agar memperhatikan DPS yang diterbitkan panitia.

“Saya mengimbau kepada seluruh warga Desa Kropoh untuk segera melaporkan sejumlah nama siluman dalam DPS agar nama-nama tersebut segera direvisi oleh panitia Pilkades. Selain itu, saya mengimbau pula agar warga desa Kropoh untuk tetap mengawasi Panitia Pilkades agar proses demokrasi di Desa Kropoh dapat berjalan dengan baik, sehingga kita mendapat pemimpin yang amanah,” imbaunya.

Tetapi sayang, saat puluhan pemuda tersebut mendatangi sekretariat panitia, di sana dalam keadaan kosong, karena tidak ada panitia yang bertugas.

“Kami kecewa. Karena itu, sebelum ada titik temu, kita tidak akan berhenti menyoal dugaan-dugaan panitia tidak profesional yang kita temukan. Kalau perlu kita akan melakukan aksi demonstrasi,” tegas Zainullah.

Secara terpisah, Mata Madura menghubungi Ketua Panitia Pilkades Kropoh, H. Busrawi via telepon genggam miliknya. Dia menjelaskan, sebenarnya sekretariat tidak kosong, hanya saja pemuda itu terlalu pagi mendatangi sekretariat.

“Karena ada kesibukan, termasuk saya, yang saat ini tengah menjemput famili yang mau pulang dari Mekah menunaikan ibadah haji di Gor A Yani Sumenep,” ucap H. Busrawi di balik telepon.

Terkait tuntutan pemuda desa itu, H. Busrawi mengaku tidak akan anti kritik dan masukan. Terlebih yang berkenaan dengan pelaksanaan Pilkades Kropoh.

“Silakan ajukan jika ada warga yang tidak terdaftar sebagai Data Pemilih Sementara, kita sangat bersyukur jika pemuda peduli kepada tugas panitia,” ujarnya.

Rusydiyono, Mata Madura

Exit mobile version