EHR mampu mengintegrasikan tehnologi informasi dengan proses asuhan keperawatan, yang digunakan mendeteksi mutu klinik keperawatan dengan pencegahan luka tekan di rumah sakit. Kejadian luka tekan sebagai salah satu indikator penurunan mutu pelayanan klinik keperawatan di rumah sakit.Penerapan EHR mampu mendeteksi resiko dan membantu keputusan klinis dalam pencegahannya. Hasil penelitian menunjukan penerapan EHR berdampak pada pengurangan kejadian luka tekan sampai sepuluh kali lipat sehingga akan meningkatkan mutu klinik keperawatan. Penerapan sistem EHR dengan software mampu mengurangan potensi biaya perawatan luka tekan, memberikan kenyamanan dan kepuasan pasien perlu dilakukan di rumah sakit.
Latar Belakang
Dokumentasi keperawatan elektronik mempunyai nilai lebih komprehensif,meningkatkan kualitas dokumentasi, struktur dan kelengkapan dibandingkan dokumentasi berbasis kertas keperawatan. Dokumentasi tersebut mampu mengevaluasi kualitas dokumentasi dari perspektif klinis, khususnya deteksi mutu asuhan keperawatan dalam upaya pencegahan luka tekan, saat pasien di rumah sakit (Wang, Yu, & Hailey, 2013).
Keperawatan modern mengalami transformasi besar terutama dalam teknologi informasi, demikian juga dalam pencatatan dan pelaporan data pasien.
Penerapan Electronic Health Records (EHR) berguna dalam aplikasi pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dalam mencegah terjadinya luka tekan di ruang rawat rumah sakit (Kuo, Liu, & Ma, 2013).
Terjadinya luka tekan merupakan salah satu indikator mutu pelayanan klinik.Indikator mutu pelayanan klinik keperawatan minimal meliputi: keselamatan pasien, perawatan diri, kenyamanan, kecemasan, pengetahuan dan kepuasaan. Indikator klinik keselamatan pasien meliputi: luka tekan, kesalahan pemberian obat, pasien jatuh dan cidera (Ditjen Bina Pelayanan Keperawatan Kemkes RI, 2008).
EHR memberi kepusaan dalam pelayanan dan pencegahan pasien dengan luka tekan. Evaluasi EHR sistem memungkinkan untuk komunikasi perawat spesialis dan perawat pelaksana untuk berdiskusi tentang penanganan pasien, memberi kode warna yang menunjukkan bagian resiko luka tekan telah ditangani (Alexander, Steege, Pasupathy, & Wise, 2015).
Sistem dokumentasi keperawatan elektronikmampu menghemat waktu, meningkatkan informasi pasien dan meningkatkan kualitas pelayanan pasien(Meißner & Schnepp, 2014).Sistem informasi secara terus menerus dikembangkan bersama ilmu keperawatan, akanmemudahkan melakukan diagnosa, manajemen, riset, pendidikan, pertukaran informasi, dan kolaborasi. Mengintegrasikan tehnologi informasi dalam proses keperawatan melibatkan pengalaman perawat dalam proses implementasinya (Jiang, Yu, Hailey, Ma, & Yang, 2016).
Kajian Teori
Electronic Health Records (EHR) merupakan catatan kesehatan elektronik atau rekam medis elektronik sebagai koleksi sistematis dari pasien sebagai informasi kesehatan disimpan dalam format digital. EHR meliputi data demografi, riwayat kesehatan, obat-obatan dan alergi, status imunisasi, hasil uji laboratorium, gambar radiologi, gambar luka tekan, tanda-tanda vital, statistik pribadi seperti usia dan berat badan, dan informasi penagihan(Rices James, 2016).
Berbagai upaya diciptakan upaya untuk mengurangi kejadian luka tekan di rumah sakit, sehingga pencegahan menjadi cara yang mendasar pada pasien yang teridentifikasi beresiko tinggi (Cho, Park, Kim, Lee, & Bates, 2013).
Perawat pelaksana melakukan pengkajian pada pasien, kemudian mengakses ke EHR, data ini dikembangkan untuk membantu membuat keputusan klinis perawat dalam upaya pencegahan luka tekan (Padula et al., 2015).
Peralatan yang diperlukan meliputi: database, modul, display layar, input, ouput, dan EHR data antarmuka.
Diperlukan program modul, database menggunakan Java Technology, Netica version 3.24 Application Programmer Interface(Norsys Software, Vancouver, Canada) dan MySQL version 5.5 dan semua data tadi disebut Clinical Decision Support (CDC) intervention “Pressure Ulcers (PU)Managerâ€(Cho et al., 2013).
PU Manager dalam EHR menetapkan keputusan menurut (Cho et al., 2013) dengan tiga cara yaitu:
- Informasi risiko probalitistik, yang di inputkan dari perawat pelaksana kedata EHR untuk dikembangkan ke rencana pencegahan yang spesifik bagi pasien yang beresiko tinggi sebagai rencana pencegahan.
- Tampilan data pada EHR memberikan rekaman luka tekan terfokus, untukpenilaian status pasien yang beresiko tinggi.
- Perawat sebagai pengguna dapat mengklik nama pasien di layar,untuk identifikasi resiko tinggi luka tekan dan akan dipetakan EHR.
Sistem dirancang untuk menampilkan layar yang memprediksikan risiko terjadinya luka tekan setiap hari pukul 01.00, setelah mendapatkan input skore Braden Scale pada tiga shift sebelumnya.
PU manager akan melakukan clinical decision support (CDS) dari database EHR untuk memprediksikan risiko timbulnya luka tekan(Cho et al., 2013). Tampilan gambar dibawah ini menunjukkan resiko tinggi terjadinya luka tekan.
bersambung…
*Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Program Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Depok, 2016.