Pengusaha Muda: Maksimalkan Tiga Sektor

×

Pengusaha Muda: Maksimalkan Tiga Sektor

Sebarkan artikel ini
Pengusaha Muda: Maksimalkan Tiga Sektor
Hairul Anwar

MataMaduraNews.comSUMENEP-Hairul Anwar merupakan pengusaha muda Sumenep yang kenyang pengalaman. Ia juga tercatat sebagai sarjana teknik yang konsen pada masalah kelistrikan. Ide-idenya tentang pemerataan pasokan listrik kepulauan dan energi ramah lingkungan untuk Sumenep sangat cemerlan. Syahid Mujtahidy dari Mata Madura berhasil mengungkap kisah hidupnya menjadi pengusaha sukses dan pemikirannya untuk kemajuan Sumenep, pertengahan November lalu.

Bagaimana awal ceritanya Anda bisa masuk dalam dunia bisnis?

Itu bisa dikata sudah sejak mulai kecil berada di lingkunan ini. Bapak saya memang pedagang. Bapak itu dulu Ketua KAUBID, terus ibu buka toko kelontong. Jadi, dunia usaha itu sudah dikenalkan sejak dini. Sejak kecil kita disuruh kulaan, disuruh ambil barang di mana toko-toko besar yang paling murah. Terus sampai SMA jualan beras, jualan buah, beras dari Jawa dibawa ke Madura, buah dari Jawa dibawa ke Madura. SMA saya kan di Jember, SMP di Pasongsongan, karena tidak bisa ikut masuk ke kota sebab sistem rayon dulu.

Bapak meninggal saat saya kelas satu SMA. Usaha bapak itu digantikan oleh kakak. Saya cuma mencari beras ke Jember terus dimasukkanlah ke Sumenep, ke Pamekasan. Itu dilakukan terus sampai kuliah, lalu nganggur setahun. Saya juga pernah menjadi sopir angkot. Untuk bisa nyetir dulu kita harus jadi kernet, belajar, setelah itu baru bisa jadi sopir walau mobilnya punya kakak juga. Angkutan pedesaan dulu L300 jurusan Sumenep-Pasongsongan. Ini saya jalani sampai kuliah.

Saya kuliah di Surabaya. Di sana, saya usaha juga. Karena kebetulan saya masuk teknik sipil, saya jualan kusen, jualan pintu dimasukkan ke perumahan-perumahan mewah yang ada di Surabaya. Bahan bakunya mengambil dari kayu jati, karena kalau di Madura itu yang paling bagus jati Kangean. Lalu kita pasarkan pintu dan kusennya. Tidak kalah sainglah dengan produk-produk pabrik, karena standar kita juga standar pabrik.

Setelah lulus, saya bercita-cita menjadi pengusaha, saya buka usaha waktu itu di Gorontalo, ke Ternate, dan buka di sini. Di sini mulai 2006/2007, ya alhamdulillah sampai sekarang. Di sini juga saya dipercaya menjadi Ketua Alindo dan Aksindo, terus juga Ketua Kadin.

Di samping itu, saat ini apa saja aktivitas Anda?

Saya saat ini konsen dalam masalah kelistrikan, karena saya punya cita-cita bahwa seluruh wilayah di Sumenep ini harus dialiri listrik. Saya berharap seluruh kepulauan itu punya standar sama dengan daratan yang bisa dinikmati masyarakat. Yang murah, yang terjangkau yang ekonomis, yang nantinya bisa meningkatkan hidup masyarakat. Di samping juga membuat pemerintah ini lebih ringan langkahnya, masyarakatnya bisa tercukupi dari sektor energinya. Sebab, salah satu indikator pertumbuhan ekonomi itu harus tersedia sektor energi. Sementara kita terendah di Madura, karena ada kepulauan yang masalah klasiknya hingga saat ini ialah listrik. Meski ada PLN, tapi tidak semua dialiri sebagaimana daratan. Sebab di sana semuanya masih pakai PLTD.

Saya ingin nantinya kita bisa memanfaatkan energi lain semisal matahari, angin, arus laut dan lainnya. Itu semua sudah tersedia. Tinggal bagaimana pamerintah ini bisa mendorong akses pertumbuhan ekonomi di kepulauan. Karena energi fosil, yang berupa gas, minyak bumi, cepat atau lembat akan habis. Jad,i perlu memanfaatkan energi alam seperti yang saya sebut itu.

Dalam pengamatan Anda, apa yang menjadi kendala utama saat ini?

Nah, masalahnya anggaran kita masih minim, entah karena terbatas atau bisa jadi memang political will ke arah sana memang tidak didorong. Baik itu dari legislatif maupun eksekutif. Kita sudah menggagas agar nanti sarana transportasi ke

pulau itu lebih mudah, seperti pakai pesawat maritim yang bisa mendarat di darat maupun di laut. Dalam kajian kami, jika Pemkab Sumenep membeli pesawat itu diperkirakan Rp 26 miliar. Meski terkesan besar, tapi dengan bantuan APBD Provinsi dan APBN itu sangat visible. Saya yakin dengan berdasar kajian kami dalam waktu tiga tahun delapan bulan uang itu akan kembali. Kemudian kami juga mengkaji tentang penggunaan energi surya, yang lebih murah. Ini energi yang mandiri. Memang investasi awal itu lebih besar. Namun, ke depan manfaatnya besar karena semua akan beralih ke energi elektrik yang ramah lingkungan.

Tentang aspek ekonomi kerakyatan bagaimana?

Mengenai ekonomi ke depan kita juga berharap pemerintah mengefektifkan swasembada pangan. Kita lihat saat ini kebutuhan pokok kita banyak mendapat pasokan dari luar. Beras misalnya, hampir semuanya merek luar, yaitu Jawa. Fenomena di masyarakat kita menjadi salah satu penyebab ketergantungan kita pada produk luar. Seperti degradasi sawah penghasil padi yang tak seimbang dengan besarnya yang harus dikonsumsi. Selama pemerintah kita mengklaim sudah swasembada, nah itu dari mana? Coba kita lihat apa beras yang kita konsumsi seluruhnya itu dari petani lokal? Jadi kalau kita sudah bisa swasembada pangan dan energi, dengan sendirinya masyarakat kita akan sejahtera.Nah, sampai saat ini kita masih terpaku pada data yang tidak riil.

Ada masukan?

Jadi ada tiga sektor yang perlu digerakkan. Yaitu sektor pertanian, sektor perkebunan, dan sektpr perikanan. Kita lihat lombok saja 1 kg pernah bisa mengalahkan 1 kg daging. 1 kg lombok pernah Rp 200 ribu, sedang daging tetap stabil Rp 100 ribu. Ini kan menjanjikan. Garam misalnya yang masuk sektor perikanan, dulu Rp 400 sekrang tembus Rp 4 ribu bahkan bisa lebih. Nah, bagaimana caranya? Dengan teknologi. Kita lihat Belanda yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh Eropa. Sebuah negara kecil. Kok bisa? Ya dengan sentuhan teknologi. Kita tidak bisa lepas dari teknologi.

Apa tidak sebaiknya Anda masuk ke dalam sistem?

Ya, bisa saja itu dengan masuk ke ranah eksekutif atau legislatif. Tapi saat ini kita fokus pada bisnis dulu. Tapi di mana saja intinya kita harus bisa mengejawantahkan pesan di UUD, mencerdaskan kehidupan bangsa. Itu maknanya luas saya kira. Dalam hal kebutuhan masyarakat misalnya, sarana-prasana tersedia, semua juga harus diperlakukan sama, tak ada yang dianak-tirikan. Seperti antar yang ada daratan atau kepulauan, maupun juga di pinggiran, bahkan yang perbatasan negara sekalipun. Jadi, dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa, jika tidak bisa menggratiskan kebutuhan warga, ya paling tidak diringankanlah bebannya. [*]

Biodata

Nama: Hairul Anwar, ST
Te-ta-la: Sumenep, 18 Agustus 1980
Alamat: Jl. Kartini No.81 Desa Pangarangan, Kecamatan Kota Sumenep

Riwayat Pendidikan:
SDN Panaongan 1 Pasongsongan Sumenep (1986- 1992)
SMPN 1 Pasongsongan Sumenep (1992-1995)
SMAN 1 Jember (1995-1998)
Teknik Sipil ITATS Surabaya (1999-2005)
UK Petra Surabaya Ahli Teknologi, Pekerjaan dan Penulangan Beton (2005)
Menempuh Pendidikan Pasca Sarjana Magister Teknik Lingkungan ITATS Surabaya (2016-sekarang)

Riwayat Pekerjaan:
Manager Pemasaran UD Panin Rimba Sejahtera, Produsen Kusen dan Pintu Jati (2005-2006)
Direktur Cabang PT Creative Consultan Sumenep, Perusahaan Konsultan Perencanaan dan Pengawasan (2006-2007)
Direktur CV Madura Energy, Perusahaan Konsultan Manajemen, Teknik dan Jaringan Listrik (2009-sekarang)
Komisaris CV Panin Group, Perusahan Perdagangan dan Jasa (2009-sekarang)
Distributor Relationship PT Sharp Electronic, untuk produk renewable energy and home apliance (2010-sekarang)
Distributor Astra Otoparts (2010-sekarang)
Komisaris Utama PT Madura Energy Infrastruktur, bergerak dalam bidang pekerjaan instalasi jaringan listrik tegangan menengah 20Kv, gardu distribusi, tegangan rendah 380 volt dan pembangkit energi baru terbarukan (2014-sekarang)
Komisaris Utama di PT Panin Infrastruktur Mediakom, perusahaan yang bergerak di media online, satuwarta.com dan limadetik.com (2014-sekarang)

Riwayat Organisasi:
Ketua OSIS SMPN 1 Pasongsongan (1993-1994)
Pengurus OSIS SMA 1 Jember (1996_1997)
Perintis dan Wakil Ketua PAN DPC Kec. Pasongsongan Sumenep (1998)
Forum Komunikasi Mahasiswa Surabaya dan HMI Surabaya Kampus ITATS (1999)
Ketua Aklindo (Asosiasi Kontraktor Ketenagalistrikan Indonesisa) Kabupaten Sumenep (2010-sekarang)
Wakil Ketua KADIN Kabupaten Sumenep Bidang Energy dan Sumber Daya Mineral (2014-sekarang)
Ketua Aksindo (Asosiasi Kontraktor Kontruksi) Kab. Sumenep dan Wakil Ketua I BPP Jatim (2015-sekarang)
Wakil Ketua HIPMI Bidang Energi Sumber Daya Mineral (2015-sekarang)

KPU Bangkalan