matamaduranews.com-SUMENEP-Perjuangan Tim Satgas Covid-19 Sumenep untuk mendeteksi dan menyembuhkan pasien corona patut diapresiasi.
Dari hasil tracing Tim Satgas Covid-19 Sumenep selama Pandemi Corona berhasil menekan angka penularan kasus Corona.
Sehingga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menempatkan Sumenep sebagai satu-satunya Kabupaten di Madura menjadi Zona Kuning. Daerah yang memiliki indikator penularan rendah.
Namun, ada yang luput dari perhatian banyak orang. Yaitu perjuangan penuh risiko para tenaga kesehatan yang berkutat di lapangan dan laboratorium.
Mereka para tenaga medis laboratorium ATLM (Ahli Tekhnologi Laboratorium Medik) yang bekerja ekstra keras di bawah ancaman penularan virus ganas corona dalam mengambil spesimen dari pasien untuk diteliti di Labkesda (Laboratorium Kesehatan Daerah) Sumenep.
Mereka tak kenal lelah dan mengabaikan risiko melakukan pemeriksaan rapid test di pasar-pasar, perkantoran, perusahaan, Rumah Sakit dan Puskesmas. Termasuk melakukan Swab Pasien Corona.
Hermansyah, Ketua PATELKI (Persatuan Ahli Tekhnologi Laboratorium Medik Indonesia) Cabang Sumenep mengakui teman-teman kerjanya sempat diliputi rasa khawatir ikut terpapar virus.
Namun sebagai tanggungjawab profesi, tugasnya harus tuntas secara maksimal. Meskipun risiko itu harus dihadapi. Belum lagi risiko dikucilkan dan dihindari dari lingkungan.
“Yang namanya tupoksi, harus dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab, mas,” cerita Hermansyah saat bincang-bincang santai dengan Mata Madura, Minggu sore (21/6/2020).
Hermasyah yang menjadi ASN di Puskesmas Guluk-Guluk tetap bekerja penuh teliti dan hati-hati. Dia bersama teman profesinya berhadapan langsung dengan spesimen yang bisa saja mengandung virus.
“Makanya kita terus memakai APD lengkap sesuai prosedur,” terang Herman.
Tugas Herman dan teman-temanya melakukan rapid test dan mengambil spesimen Swab Nasopharin dan Oropharyn.
Kemudian, mengkonfirmasi pasien mana saja yang reaktif setelah pemeriksaan rapid test. Termasuk pasien positif dari hasil Swab.
Para tenaga medis laboratorium itu mampu melakukan pemeriksaan rapid test tiap hari rata-rata 50 hingga 100 orang.
Dua kali dalam seminggu melakukan Swab dari pasien reaktif rapid sebanyak 10 hingga 20 orang.
“Spesimen Swab Nasopharin dan Oropharyn masih dikirim ke Surabaya, menunggu hasilnya ya sekitar 5 sampai 7 hari,” tambahnya.
Para tenaga medis laboratorium yang tergabung Patelki Sumenep berjumlah sekitar 150 orang. Mereka menyebar di Puskesmas darat dan pulau serta Labkesda.
Sekitar 60 persen berstatus tenaga kontrak (Sukwan). Sisanya, 40% berstatus ASN.
Herman menyadari, tugas dirinya dan teman-temannya kini menjadi garda terdepan dalam pemeriksaan Covid 19.
“Petugas laboratorium sebelumnya hanya digunakan sebagai penunjang pemeriksaan di Rumah Sakit atau Puskesmas. Dengan adanya Covid-19 justru sebagai penentu awal diagnosa. Walau tenaga ATLM di Sumenep terbatas. Kami tetap bekerja secara profesional dan bersinergi dengan Dinas Kesehatan Sumenep dalam memutus mata rantai Covid-19,” terang pria yang murah senyum ini.
Herman berharap, para tenaga laboratorium yang bernaung di PATELKI Sumenep terus menjadi garda terdepan pada pemeriksaan kesehatan lainnya.
“Semoga Pandemi Corona ini cepat berlalu,” pungkas Hermansyah dengan prinsip semangat bekerja ikhlas profesional dan bertanggung jawab..
Hambali Rasidi