Opini

Perkokoh Ukhuwah Wathaniyah Pasca Pilpres 2019

Perkokoh Ukhuwah Wathaniyah Pasca Pilpres 2019
Ilustrasi Ukhuwah Islamiyah. (Source: multnomahathleticfoundation.com)

Oleh: Moh. Faiz*

Pemilihan presiden (Pilpres) merupakan sebuah pesta demokrasi. Di mana rakyat seharusnya menikmati pesta itu dengan bahagia dan bijak, untuk memilih pemimpin yang terbaik di antara kedua calon dengan jejak rekam yang telah diketahui bersama.

Soal beda pilihan, kalah menang, itu bukanlah sebuah tujuan utama. Melainkan, menjujung tinggi martabat persaudaraan se tanah air Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan hal terpeting dari segala-galanya. Untuk menjadi kekuatan menuju NKRI berkemajuan, baik dalam segi pendidikan, ekonomi, budaya, dan lainnya.

Namun pada umumnya, mayoritas masyarakat Indonesia menanggapi adanya Pilpres itu dengan persepsi ygan salah. Mengganggap bahwa Pilpres adalah kontestasi yang harus saling hujat menghujat, menfitnah satu sama lain, dan saling menjatuhkan. Sehingga, pada akhirnya menimbulkan sekat, kegaduhan, dan percekcokan di antara masyarakat Indonesia satu sama lain yang beda pilihan.

Terlebih yang paling miris, ketika saudara sesama Islam saling menebar kebencian karena berbeda pilihan dengan menggunakan landasan ayat-ayat Alquran. Dal hal tersebut, agama diperjualbelikan untuk kepentingan politik, yang hanya bermasa 5 tahun ke depan. Padahal, setelah direnungi kembali, tujuan dari adanya pesta demokrasi (Pilpres) itu adalah mengiginkan sebuah perubahan, menginginkan Indonesia ke arah yang lebih berkemajuan baik dari segi apapun.

Maka dari itu, pasca Pilpres 2019 ini, sangat dewasa sekali jika masyarakat Indonesia merubah mindset-nya, dengan meniadakan ‘kampret’ dan ‘cebong’. Kita harus fokus kembali memperkuat ukhuwah wathaniyah, menerima, dan mendukung penuh pemimpin yang telah dipilih sah secara demokrasi oleh rakyat Indonesia.

Semisal, berinisiasi membudayakan kreativitas, menikmati, dan mengolah kekayaan alam Indonesia, untuk terus menuju Indonesia ke arah yang lebih berkemajuan. Atau setidaknya, tidak mendorong, apalagi menciptakan hal-hal yang bakal membuat Indonesia gaduh dan tak maju-maju. Semoga!

*Ketua PKPT IPNU STAIM Terate Sumenep

Exit mobile version