matamaduranews.com-Miniatur Labeng Mesem yang diusung Bappeda dan BKPSDM Sumenep di Ajang Madura Night Vaganza 2025 seperti memberi pesan: inovasi terbaik tak boleh keluar dari nilai-nilai kearifan lokal.
Stand itu bentuk kolaborasi Bappeda dan BKPSDM dengan pesan: Bappeda sebagai perencana pembangunan daerah. BKPSDM pengelola manajemen ASN (Aparatur Sipil Negara).
Pesan simbolis itu yang bikin sukses Bappeda BKPSDM meraih Best Boothdalam Madura Night Vaganza 2025. Meski juara atau piala bukanlah tujuan utamanya.
Setidaknya; Bappeda dan BKPSDM membuktikan bahwa kreativitas, kolaborasi, dan nilai kearifan lokal adalah kekuatan besar dalam memperkenalkan identitas Sumenep ke ruang publik lebih jauh.
Keberhasilan ini tak lepas dari sentuhan Dr. Ir. Arif Firmanto, S.TP., M.Si., IPU., ASEAN Eng., Kepala Bappeda sekaligus Plt Kepala BKPSDM Sumenep. Ia menegaskan bahwa kemajuan Kabupaten Sumenep tidak boleh tercerabut dari warisan nilai para pendahulu.
Arif menjelaskan: kolaborasi itu ibarat menyatukan visi pembangunan dengan kualitas sumber daya manusia. Dia mengutip kelebihan para raja dan pemimpin Sumenep terdahulu. Bahwa menata aparatur pemerintahan harus dilakukan penuh kebijaksanaan dengan pandangan jauh ke depan.
“Kami berkomitmen untuk mewujudkan Sumenep Unggul, Mandiri, dan Sejahtera (Ngopèné Sumenep). Sebagaimana sikap para pemimpin pendahulu Sumenep,” tutur Arif usai menerima penghargaan sebagai Best Booth dari Bupati Sumenep Ach Fauzi Wongsojudo yang diwakili Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) M Iksan pada acara penutupan Madura Night Vaganza 2025 di Lapangan GOR A. Yani, Rabu malam (3/9/2025).
Penghargaan Best Booth Bappeda dan BKPSDM Sumenep ini melanjutkan capaian pada Madura Night Vaganza 2024 yang mengangkat tema Loteng Masa Kejayaan.
“Alhamdulillah kami dapat mempertahankan juara yang sama dengan tahun lalu disebut stand terbaik urutan pertama juga,” katanya menambahkan.
Arif menjelaskan, pemilihan tema Labeng Mesem bukan sekadar dekorasi, tapi sarat sejarah dan filosofi bagi masyarakat Sumenep.
“Labeng Mesem adalah gerbang megah di kompleks Keraton Sumenep yang dahulu menjadi pintu masuk utama pusat pemerintahan. Kata mesem berarti senyum, mencerminkan keramahtamahan dan kebijaksanaan para pemimpin dalam menyambut rakyat maupun tamu dari berbagai penjuru,” ungkapnya.
Melalui simbol itu Bappeda dan BKPSDM ingin mempertegas komitmen sebagai abdi negara: bersedia melayani masyarakat dengan senyum, sopan santun, dan dedikasi tinggi.

Sementara, pintu masuk stand yang dihiasi ornamen alun–alun taman bunga, melambangkan ruang publik yang terbuka bagi semua elemen masyarakat.
“Filosofi ini selaras dengan sejarah Alun–Alun Sumenep sebagai pusat interaksi sosial, budaya, dan pemerintahan—tempat rakyat dan pemimpin berjumpa secara egaliter. Kata lain, stand kami sebagai ruang bersama untuk berinteraksi, berdiskusi, dan merayakan kebersamaan dalam Madura Night Vaganza 2025,” kata Arif menambahkan.
Sedangkan warna pada ornamen stand memiliki makna mendalam. Kata Arif, warna merah melambangkan keberanian dan tanggung jawab. Sedangkan warna hijau menggambarkan harapan, keseimbangan, serta kehidupan yang damai dan religius.
“Perpaduan keduanya menjadi ekspresi semangat membangun Sumenep dengan keberanian melangkah maju, sekaligus menjaga harmoni sosial dan spiritual yang telah menjadi jati diri masyarakat sejak masa lampau,” lanjut Arif.
Selain menampilkan simbol historis. Stand Bappeda BKPSDM juga menampilkan panel surya sebagai tawaran solusi energi masa depan.
“Di tengah keterbatasan sumber daya fosil seperti batu bara dan gas bumi, energi terbarukan hadir sebagai solusi masa depan. Salah satunya pembangkit listrik tenaga surya, yang setelah investasi awal, dapat menghasilkan energi gratis dan berkelanjutan hingga 25 tahun,” pungkasnya. (hambali rasidi).