Opini

Peta Politik Terbaru Pilkada Sumenep 2020

×

Peta Politik Terbaru Pilkada Sumenep 2020

Sebarkan artikel ini
Fattah Jasin
Peta Politik Terbaru Pilkada Sumenep 2020. (By Design A. Warits/Mata Madura)

Oleh: Khusnul Prasetyo*

9 Desember 2020 akan menjadi hari penentuan nasib dua pasang kandidat yang sementara ini mendapat rekomendasi partai dalam kontestasi Pilkada Sumenep 2020 yakni Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Sumenep: Dr. Ir. Raden Bagus Fattah Jasin, M.S-KH. Muhammad Ali Fikri Warits dan Achmad Fauzi-Nyai Dewi Khalifah Safraji, SH.

Perlu diketahui sebelumnya bahwa Achmad Fauzi-Nyai Eva telah diusung oleh PDI Perjuangan dan Partai Amanat Nasional (PAN). Sedangkan Fattah Jasin-KH. Ali Fikri telah mendapatkan rekomendasi dari satu partai yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pada momentum Pilkada kali ini terdapat beberapa hal yang berbeda.

Pertama, PDI Perjuangan memutuskan untuk tak berkoalisi lagi dengan PKB seperti pada kontestasi Pilbup Sumenep 2015 lalu yang memenangkan pasangan KH A. Busyro Karim-Achmad Fauzi. PDI-P lebih memilih mengajukan kadernya sendiri Achmad Fauzi untuk dipertarungkan dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

Kedua, sosok ‘Kiai’ kini tak muncul sebagai aktor utama menuju Sumenep 1, baik dari paslon yang diusung oleh PDI-P dan PAN maupun PKB. Partai tersebut memberikan posisi tokoh agama seperti ‘Kiai’ maupun ‘Nyai’ menjadi figur kedua (pelengkap) sebagai calon wakil bupati. PKB lebih memilih sosok KH. Ali Fikri untuk ditempatkan sebagai wakil, sedangkan PDI-P menempatkan Nyai Eva di posisi wakil pula.

Ketiga, sosok birokrat yang telah berpengalaman di Pemprov Jatim muncul bagaikan Satria Piningit. Dia adalah RB. Fattah Jasin yang bertekad ingin kembali ke tanah kelahiran dengan misi membawa Sumenep ke arah yang lebih baik.

Hal yang menarik adalah didapatkannya rekomendasi PKB oleh Fattah Jasin. Dengan jatuhnya rekomendasi PKB kepada Fattah Jasin menandakan ‘trah kiai’ telah runtuh dan tidak lagi dijadikan dasar untuk mendulang perolehan suara serta strategi kemenangan partai poltik.

Padahal, kiai telah lama menjadi tradisi regenerasi kepemimpinan di Sumenep sejak era pemerintahan Bupati Sumenep KH. Moh. Ramdhan Siradj pada tahun 2000 hingga 2010.

Pada gelaran pesta demokrasi lima tahunan nanti, Pilbup Sumenep 9 Desember 2020 akan menjawab apakah sosok kiai ini menjadi faktor kemenangan ataukah faktor popularitas partaikah yang memang kuat basis massanya pada masyarakat di tingkat grass root.

Hal tersebut sejalan dengan masyarakat Sumenep yang mayoritas merupakan warga nahdliyin atau dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Karena mayoritas masyarakat Sumenep adalah warga nahdliyin.

Tak heran jika partai NU seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendapatkan trust yang besar dari masyarakat terbukti dengan perolehan suara yang didapatkan oleh PKB yang menjadi pemenang dengan memperoleh kursi terbanyak yakni 10 kursi. Disusul PPP 7 kursi pada pemilihan calon legislatif tahun 2019 yang lalu.

Jika pada nantinya calon bupati dan wakil bupati yang diusung oleh PKB yakni Fattah Jasin-KH. Ali Fikri kalah dalam kontestasi, hal tersebut menunjukkan bahwa sosok birokrat tak mampu menjawab kebutuhan dan belum mampu memikat hati masyarakat.

Apabila hal tersebut terjadi, pada kontestasi mendatang, PKB perlu menyiapkan strategi ke depannya dengan menjadikan sosok kiai sebagai Calon Bupati Sumenep.

Sebaliknya, apabila pasangan calon Achmad Fauzi-Nyai Eva memenangkan kontestasi, maka pengaruh partai politik tak dapat lagi menjadi acuan.

Beda halnya jika paslon dari PKB nantinya akan memenangkan kontestasi, maka dapat dipetakan menjadi dua hal.

Pertama, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai NU masih tinggi dan kedua, sosok birokrat yakni Fattah Jasin akan menjadi figur baru dalam kancah perpolitikan di Sumenep.

Namun, ketika paslon dari PDI-P lah nantinya yang memenangkan kontestasi, maka peta perpolitikan di Sumenep juga ikut berubah.

Partai berbasis warga NU seperti PKB dan PPP sudah tidak lagi mendapatkan hati di masyarakat Sumenep. Menghadirkan figur baru dari sosok Achmad Fauzi yang memang selama ini telah berkontribusi besar selama menjadi Wakil Bupati Sumenep mendampingi A. Busyro Karim.

*Ketua Divisi Kajian Publik, Pusat Kajian Administrasi Publik, UPN “Veteran” Jawa Timur

KPU Bangkalan