
MataMaduraNews.com–BANGKALAN– Suhu politik jelang Pelaksanaan Pilkades serentak tahap dua di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jatim sedang memanas. Sejumlah Cakades (calon kepala desa) mulai berteriak dan protes. Mereka menuding, sejumlah Panitia Pemilihan Kepala Desa (P2KD) membuat keputusan di luar aturan.
Fenomena politik desa yang memanas ini, mendapat respon dari Sesepuh Blater Bangkalan H Hamdan. Kades Lantek Timur, Kecamatan Galis ini, menghimbau kepada semua lapisan masyarakat Bangkalan agar mendukung suksesnya pelaksananan Pilkades serentak yang bakal digelar tangal 27 Oktober mendatang.
“Khusus kepada pihak-pihak terkait dengan Pilkades serentak, baik P2KD di setiap desa, para Cakades, P2KD Kabupaten beserta Forpimda dan Forpimka untuk secara aktif terlibat menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul akhir-akhir ini. Mengingat pelaksanaan Pilkades serentak kurang 17 hari lagi,” pinta Ba Lantek-panggilan akrab H Hamdan, kepada MataMaduraNews.com.
Beberapa hari terakhir beberapa desa yang bakal melakukan Pilkades serentak sedang mengalami gangguan politik dalam pelaksanaan tahapan Pilkades. Menurut Aktivis Bangkalan, Mathur Husyairi, politik desa yang memanas tersebut akibat dari kerasnya tarik menarik kepentingan politik desa. “Indikasi kedua diduga kuat banyak pihak di luar desa terkait yang ikut “bermain”,†terang Mathur kepada MataMaduraNews.com. Karena itu, pegiat anti korupsi ini meminta sikap tegas Bupati Bangkalan, Makmun ibnu Fuadt agar berpikir dan bertindak sesuai aturan yang berlaku.
Sebagaimana diketahui, puluhan warga Desa Kajjan Kecamatan Blega dan Warga Desa Kajuanak Kecamatan Galis, Senin (10/10/2016) ngeluruk Pendopo Bupati Bangkalan. Kedatangan mereka untuk mendesak Bupati Bangkalan, Makmun Ibnu Fuad agar menghentikan tahapan pelaksanaan Pilkades setempat. Warga menilai, P2KD Desa Kajjan dan Desa Kajuanak telah melakukan penetapan Cakades secara sembunyi dan menggugurkan Cakades lain di luar aturan.
Dan pelaksanaan Pilkades serentak tahap dua di Kabupaten Bangkalan akan dilaksanakan di 143 desa. Sejumlah desa kini sedang mengalami situasi politik yang menghangat. (aliman harish)