matamaduranews.com–BANGKALAN-Pasca TPA Buluh, Kecamatan Socah disegel, sampah mulai berserakan di jalanan Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Akibatnya, muncullah pertanyaan di masyarakat; siapa yang bertanggung jawab atas sampah liar yang sudah menumpuk selama 3 hari terakhir di tempat pembuangan sementara (TPS) dan Depo itu.
Pasalnya, masyarakat kota yang berdampingan dengan TPS merasa resah dengan bau sampah dan lalat yang mulai memasuki rumah-rumah mereka.
Baca Juga: TPA Buluh Disegel Warga, 10 Truk Bermuatan Sampah Parkir di Kantor DLH Bangkalan
Warga tak tahan dan meminta Pemerintah Kabupaten Bangkalan segera mengambil sikap atas fenomena tersebut.
Pemerintah Gagal
Pantauan Mata Madura di sejumlah titik, sampah memang terlihat menggunung di pinggir jalan Kota Bangkalan. Banyak limbah rumah tangga dan sampah yang dibuang masyarakat selama tiga hari usai TPA Buluh disegel, lantaran tidak diangkut oleh truk sampah.
Supriyanto, salah seorang warga Bangkalan mengeluhkan sampah yang sudah lama menumpuk itu. Tidak seharusnya, kata dia, Pemerintah Kabupaten Bangkalan membiarkan sampah menumpuk tanpa penanganan sehingga berserakan ke jalanan.
“Tidak ada yang mengangkut. Sudah lama numpuk di pinggir jalan,” ujar Supri.
Baca Juga: Muak dengan Janji Pemerintah, Warga Tolak Ra Latif Buka Segel TPA Buluh
Ia menyebut Pemerintah Kabupaten Bangkalan telah gagal dalam membuat plan jangka pendek dalam menangani persoalan sampah tersebut. Akibatnya, sampah yang menumpuk semakin panjang lalu berserakan ke jalanan.
“Keberadaan sampah yang lumayan menumpuk dan panjang ini selain mengganggu ketertiban umum, juga menimbulkan penyakit dan mencemari lingkungan, apalagi di akses perkotaan,” tutur Supri pada Mata Madura, Senin (24/02/2020).
Siapa yang Bertanggung Jawab
Lalu siapa yang paling bertanggung jawab ketika TPA Buluh disegel dan dampaknya sampah liar di Kota Bangkalan kian menumpuk?
“Seharusnya Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memberi plan jangka pendek perihal sampah menumpuk pasca penutupan TPA Buluh, agar tak menambah masalah sampah di akses perkotaan,” tegas Supri.
Menurut dia, persoalan sampah itu sangatlah mudah diselesaikan. Tinggal niat dan karakter serta iman yang kuat dari para pejabat yang bertanggung jawab.
Baca Juga: Tersiksa Bau Busuk, TPA Buluh Diduga Ilegal Disegel Warga Socah
“Itu yang menjadi kunci utama keberhasilan. Justru paradigma birokrasi kadang tidak beres dalam tata kelola sampah di Bangkalan,†keluh Supri.
Kelihatan sepele, namun ternyata pemerintah tidak mampu menciptakan solusi yang benar dalam menyelesaikan masalah sampah. Terbukti, kata Supri, hingga saat ini persoalan itu tidak tertangani.
“Kepala DLH kami rasa gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan. Hanya berkutak-katik mencari solusi pembenar untuk kepentingan sesaat sekaligus menghindari solusi atau input yang benar dalam menutupi kebingungannya,” tegas Supri.
Bangkalan Darurat Sampah
Tak hanya itu Supri menyebut semua solusinya sangat mudah bila berpikir jernih, jujur dan sehat. Namun karena dinas terkait diduga lebih condong pada kepentingan sesaat, maka sampah menggunung dan menyengsarakan masyarakat di sekitar TPS dan Depo.
“Sampah di TPA memang berbau menyengat, tapi fulusnya sangat harum. Yuk birokrasi coba sesekali nikmati bau dan sedapnya aroma fulus di persampahan! Semoga cepat selesai dan Bangkalan tidak darurat sampah,” katanya.
Supri berharap gerakan-gerakan yang dilakukan setelah ini tidak hanya sebagai penghias solusi semata. Ia tidak ingin pemerintah hanya menghibur masyarakat yang tidak memahami masalah sampah dengan gerakan seremonial.
Baca Juga: Bau Sampah Menyengat, Warga Buluh Bangkalan Ancam Segel TPA
Sementara itu, Sekertaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangkalan, Joni Artiono membenarkan bahwa sesuai tupoksinya sampah memang menjadi tanggung jawab DLH.
Namun hingga saat ini pihaknya masih mencari solusi yang terbaik terkait permasalahan penutupan TPA Buluh dan penanganan sampah liar di TPS dan Depo yang dikeluhkan masyarakat.
“Saat ini kami melakukan pendekatan secara persuasif dengan masyarakat Desa Buluh, serta masih mencari lokasi TPA baru dan mengoptimalkan TPS yang ada,” tutur Joni saat dimintai keterangan Mata Madura.
Syaiful, Mata Bangkalan